Bab 17 - Problem

128K 7.1K 87
                                    

Problem

Arman tersenyum setelah membaca pesan dari Evelyn. Hari ini Arman memang pulang terlambat karena masih ada pekerjaan yang harus ia selesaikan di kantor tadi. Karena ia harus mengecek ke perusahaan ayah mertuanya, ia mendapati dirinya terlalu lelah belakangan ini.

Namun semua lelahnya di akhir hari selalu menguap tanpa jejak setiap kali membaca pesan dari Evelyn seperti ini. Gadis itu kadang bertanya, kapan Arman akan pulang, terkadang juga dia mengabari jika dia memasak makan malam untuk mereka. Untuk malam ini, Evelyn memasak. Dia ingin memamerkan hasil kelas memasaknya pada Arman.

Sejak mereka kembali dari puncak tiga minggu lalu, Evelyn tak lagi membuat masalah. Ia selalu di rumah. Jika keluar rumah pun, ia hanya pergi untuk melihat pertunjukan fashion show atau ke kelas memasaknya, terkadang ke pertemuan santai dengan istri-istri direktur lainnya. Dia bahkan jarang belanja. Berkeras dia akan belanja jika Arman libur kerja, sekalian dia mencarikan pakaian untuk Arman.

Arman sudah akan membalas pesan Evelyn itu ketika pintu ruangannya terbuka dan Luki masuk, tampak cemas.

"Ada masalah apa?" tanya Arman.

"Pak Filip, Pak," sebut Luki.

Arman mendesah berat. Ia memang sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Panggil tim elit perusahaan," Arman menginstruksi.

"Baik, Pak," jawab Luki sebelum ia keluar dari ruangan.

Arman kembali mendesah berat ketika menatap ponselnya. Ia menarik napas dalam sebelum menelepon Evelyn.

"Evelyn, maaf, aku kayaknya bakal pulang malem banget hari ini. Ada banyak kerjaan hari ini," Arman berbicara.

Selama beberapa saat tak ada jawaban.

"Um ... oke. Aku tau kok, kamu sibuk," Evelyn menjawab di seberang.

"Kamu makan aja dulu, hm?" ucap Arman.

Evelyn menggumam pelan. "Ya udah, kamu lanjutin kerjaanmu," tutup Evelyn.

Gadis itu bahkan tak menunggu jawaban Arman dan menutup teleponnya. Sepertinya Arman besok harus membawakan bunga tulip putih untuk gadis itu.

Menepikan pikiran tentang Evelyn, Arman kembali menyalakan laptop yang sudah dimatikannya tadi. Ia membuka folder yang berisi informasi terbaru tentang proyek yang sedang dikerjakan perusahaan tempat Filip bernaung kini.

Pasalnya, setelah mengkhianati perusahaan ayah Evelyn, tidak hanya memberikan informasi tentang proyek yang diincar perusahaan ayah Evelyn pada perusahaan saingannya, tapi juga membuat perusahaan ayah Evelyn rugi besar ketika menawar proyek itu. Ditambah lagi, perusahaan ayah Evelyn tidak bisa mengembalikan pinjaman bank dan nyaris dinyatakan bangkrut jika grup Brawijaya tidak membantunya.

Kali ini, dia mengincar perusahaan Arman. Entah apa yang akan digunakannya untuk menyerang Arman kali ini. Namun Arman sudah bertekad untuk membalas Filip dengan cara yang sama seperti yang telah dia lakukan pada ayah Evelyn.

Sementara Arman mengecek semua proyek perusahaan Filip itu, Luki sudah kembali ke ruangannya, memberitahu jika tim elit yang dibentuknya sudah siap. Arman menyalin semua dokumen yang dibutuhkannya ke flashdisk sebelum meninggalkan ruangannya bersama Luki, menuju ruang meeting dengan tim elitnya.

Ketika Arman memasuki ruang meeting itu, ia langsung berkata,

"Kalian punya waktu satu minggu. Bagi tim menjadi dua. Aku butuh beberapa dari kalian untuk melawan perusahaan itu sekarang, dan yang lain fokus mencari kelemahan perusahaan itu selama seminggu ini. Pastikan mereka nggak akan bisa melawan kita lagi setelahnya."

Marry Me or Be My Wife (End)Where stories live. Discover now