BAB 11 -Mantan vs Gebetan-

1.6K 195 19
                                    

'Cinta itu bukan permainan yang kalau game over, bisa lo ulang dari awal.'

***

"Oh, jadi ini urusan penting lo?"

Suara itu. (Nama kamu) amat mengenal suara itu. Suara yang menjadi suara favoritnya selama ia menginjakan kaki di bangku SMA. Suara siapa lagi jika bukan Iqbaal.

Iqbaal mendekat sambil tersenyum miring ke arah pria yang berada di samping (nama kamu).

"Elo cowoknya Al?" Iqbaal kembali bersuara dengan lagak seolah ia sudah mengenal Aldi.

Aldi melirik ke sumber suara, "Lo? Ngapain lo disini?" Aldi tampak tak suka. Matanya yang sipit ia sipitkan hingga matanya tak terlihat(?)

"Kawal bini, lah..." jawab Iqbaal santai sembari tersenyum ke arah (nama kamu) yang berada tepat di samping kanannya.

(Nama kamu) yang menyaksikan percakapan singkat tersebut memasang wajah bingung. Merasa aneh dengan tingkah ke dua pria di hadapannya. Apa mereka berdua saling mengenal?

"Ka… kalian… kenal?" tanya (nama kamu) setelah ia mendapatkan suaranya kembali yang tadi sempat hilang.

"Iya. Dia temen smp gue," jawab Aldi ogah-ogahan. Wajahnya seketika menunjukan garis datar tanpa senyuman.

"Jangan gitu dong, Al... Sebenernya dia sahabat gue, yakan? Sahabat taruhan, sayangnya dia selalu kalah..." Iqbaal tersenyum meremehkan lantas memasukan kedua tangannya pada saku celana.

Aldi yang mendengar itu mendengus sebal. Kenapa harus ada Iqbaal segala? Bukankah Salsha bilang ia hanya akan dikenalkan pada (nama kamu)?

"Gue gak ada waktu buat ladenin lo, oke? Gue gak mungkin bikin cewek cantik samping gue nunggu." Aldi membalas ucapan Iqbaal dingin. Menatap sarkas rivalnya saat smp yang selalu mendapatkan segala yang Aldi inginkan. Itu... Menyebalkan.

"Hh... Menurut lo gue mau gitu buang-buang waktu gue buat lo?" balas Iqbaal sengit menatap Aldi yang kini mencibir ucapannya. "Gue kesini buat kawal (nama kamu)! Calon istri gue," lanjut Iqbaal dengan penekanan di setiap suku kata yang ia lontarkan.

Aldi tersenyum miring mendengar jawaban Iqbaal. Ia berdecak lalu menghembuskan nafasnya perlahan lalu berujar, "Lo gak malu yah? Udah seenaknya mutusin, sekarang ngejar dia lagi? Sadar, hati cewek bukan tempat parkir yang bisa seenaknya lo datangin atau lo tinggalin gitu aja!"

Iqbaal membelalakan matanya menatap Aldi dengan emosi yang cukup tinggi.

"Lo tahu apa hah?" Iqbaal menarik kerah kemeja Aldi kasar. Kenapa Aldi tahu masalahnya dengan (nama kamu)?

"Kesinggung yah?" Aldi tersenyum miring hingga membuat Iqbaal semakin kesal dengan tingkahnya.

"Lo-"

"Kok kalian jadi sibuk berduaan sih? Kenapa malah gue yang dikacangin disini?" (nama kamu) memotong dengan tampang polos di tengah-tengah ke dua pria yang siap adu jotos karna masalahnya.

Iqbaal maupun Aldi segera melirik ke sumber suara lalu saling pandang heran. Satu tarikan nafas dari Iqbaal lalu pria itu melepaskan cengkramannya di kerah kemeja Aldi.

"Jadi kita sekarang mau di sini aja?" lagi-lagi (nama kamu) bersuara. Sebenarnya ia akan menangis saja tadi kalau sampai mereka berkelahi di depannya. Tapi ternyata dengan ucapan pun mereka bisa meredakan emosinya masing-masing.

"Kita bakalan ke Mall jalan-jalan, gimana?" Aldi tersenyum manis ke arah (nama kamu) yang mengangguk menyetujui ucapannya.

"Gak ada yang lebih seru apa?" Iqbaal memprotes dengan wajah dinginnya. Menatap Aldi yang tersenyum ke arah gadisnya membuat matanya panas.

Gagal Move On •IDR•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang