Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan

3.2K 301 29
                                    

Satu hal yang paling bodoh dalam Cinta adalah menyia-nyiakan.

***

Sedikit aku berbagi cerita mengenai hidup ku yang mulai berubah setelah aku mengenal seorang gadis yang cukup aneh.

Sesuatu hal yang paling menyebalkan dalam hidup ku karna terjebak dalam kisahnya. Sesuatu yang paling ku benci dalam hidup ku adalah mengenalnya. Sesuatu yang tidak pernah aku inginkan terjadi adalah bertemu dengan sosoknya.

Entah bodoh atau apa, dia tidak bisa berhenti untuk bersikap aneh di depan ku. Apapun yang dilakukannya selalu membuat ku ingin membentaknya.

Dia selalu berbicara meski tidak pernah mendapat respon dariku. Dia selalu mengirimi ku pesan meski tidak pernah ku balas. Dia selalu tersenyum ke arah ku meski ku biarkan seolah tidak melihat sosoknya. Seolah dia hanyalah sosok tak kasat mata untuk dihiraukan.

Meski ku bentak, meski ku hiraukan, meski tidak pernah ku hargai usahanya, dia tetap disana. Tetap tersenyum tulus seolah hatinya sudah membangun sebuah benteng pertahanan paling kuat untuk menerima sikap ku. Dan aku benci melihatnya yang bersikap seperti itu.

Hari-hari yang ku jalani seperti hari-hari biasanya. Mendengar cerita bodohnya. Melihat senyum anehnya. Dan melihat wajahnya. Wajah yang paling ingin ku hilangkan dari hidup ku.

Namun entah mengapa rasanya begitu sulit untuk menyuruhnya pergi. Meski aku sering menyakitinya, ada sisi lain di hati ku yang membentak keras agar aku sadar betapa tulus cintanya untuk ku.

Aku memilih mengakhirinya. Mengakhiri hubungan yang sama sekali tidak pernah ku inginkan terjadi dalam hidup ku. Kata-kata yang keluar dari mulut ku rasanya begitu sulit. Aku sempat tidak mempercayai apa yang telah aku katakan. Dan setelah kejadian itu, aku menyuruhnya untuk menjauhi ku.

Begitu kejamnya hati ini. Dia yang tulus telah aku sia-siakan dengan mudahnya. Dia yang mencintai namun aku balas dengan menyakiti. Memang apa yang salah dengannya hingga aku teramat membencinya? Tidak ada yang salah kan dengan cinta? Detik berlalu dan aku mulai membenci diri ku sendiri.

Seperti yang ku mau, dia benar-benar menjauh hingga tidak pernah sekalipun menyapa ku kecuali jika ada keperluan penting. Dia berhenti mengirim pesan bodoh yang isinya tidak pernah ku baca selama ini. Dia berhenti memberi ku senyum yang paling ku benci namun lama kelamaan senyum itu menjadi candu. Candu yang harus ku dapat setiap hari setelah kepergiannya.

Tiba-tiba saja aku rindu. Rindu dengan cerita bodohnya yang dulu sering membuat ku jengkel. Rindu dengan pesan-pesannya hingga mengharuskan ku untuk setiap malam membaca ulang sampai aku lelah sendiri.

Isinya ternyata ungkapan cintanya yang tulus. Ungkapan yang tidak pernah ku balas sedikit pun.

'Pagi... Keboooo :) jangan lupa sarapan. Aku ingetin kamu sarapan tiap pagi abisnya kamu kurus banget XD gak ada gizinya :D jadi makan yang banyak yah Bear... :*'

'Bear... Masha kangen :')'

'Bear besok belajar bareng yah :D biar bisa deket-deket xixixi 😅'

'Kamu gak punya pulsa ya? 😂 gak dibales mulu perasaan 😂 Bear... Masha janji gak akan nakal 😢'

Itu sederet pesan yang ku baca. 'BEAR DAN MASHA' itu merupakan panggilan yang ia ciptakan sendiri yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Masih ada sederet pesan lain yang menggambarkan betapa lucu dan bodohnya dia. Menghabiskan pulsa hanya untuk mengirim pesan yang tidak pernah ada balasannya. Apakah itu tidak bodoh?

Namun dengan kebodohannya perlahan aku mulai menyadari arti hadirnya dalam hidup ku. Aku mulai tersadar betapa berharganya dia setelah dia menjauh. Mungkin ini cara tuhan untuk menyadarkan ku ada sosok yang begitu menyayangi ku namun aku sia-siakan.

Semakin hari semakin tersiksa karna perasaan yang tiba-tiba saja membuat ku ingin melihat wajahnya. Wajah yang pernah ingin ku hilangkan dari hidup ku. Namun setelah hilang, ternyata wajah itu menjadi wajah yang amat ku rindukan.

Tidak ada hal bodoh yang aku lakukan selain menjadi penguntit. Aku mengamatinya dari jauh. Melihat senyumnya yang mengembang membuat ku semakin ingin berlari dan mendekapnya.

Ternyata cintanya yang tulus secara perlahan menghancurkan dinding yang ku ciptakan. Tanpa ku sadari, aku mulai menyayanginya. Mencintai apapun yang dimilikinya. Mencintai segala bentuk perlakuan bodohnya.

Setelahnya, tiba-tiba saja semua seolah berpihak pada ku. Dimulai dari teman sebangku, tetangga, sampai belajar bersama. Semua mendekatkan ku kembali dengannya. Dengan gadis yang kini selalu ku rindukan.

Dan saat itu aku sadar, inilah waktunya aku memperjuangkannya. Memperjuangkan sosok yang pernah ku sia-siakan bagaimana pun caranya.

Dia. Malaikat yang pernah datang namun aku sia-siakan, aku akan memperjuangkannya untuk menjadi milik ku kembali.

A.N: ini bukan update cerita :D ini cuma tentang penyesalan Iqbaal. Tujuannya untuk mempermudah para readers memahami cerita kedepannya. Buat seru-seruan aja sih :D 😂😂

Sebenernya ini gak akan gue publish lagi tapi karna pas gue baca, ternyata mendukung buat kelanjutan ceritanya yah gue apdet deh... Maap garing :'

Dan chapter depan chapter pertama yang belum pernah dipublish sebelumnya *yeayyy* (heboh sendiri). Dan mungkin akan dipublish tiga hari lagi (insyaAllah)...

Salam...

Gagal Move On •IDR•Where stories live. Discover now