Part 25(END)

10.5K 343 4
                                    

POV Prilly

Sesuai dengan janji Ali kemarin, sekarang aku siap-siap buat acara nanti malam. Yang pasti aku tidak tau acara apa. Katanya disuruh dandan yang cantik. Kenapa sih Ali gak bilang mau kemana. Kalau salah kostum gimana? Sebel aku sama onta arab yang satu itu.

Aku dari jam 5 sudah mondar-mandir cari baju, make up, sepatu, apalah yang aku butuhkan. Aku mau tampil perfect pokoknya. Dan sekarang sudah jam setengah 7. Aduh mati gue, setengah jam lagi pasti Ali datang, tuh anak kan on time banget.

Setelah memilih dress broklat berwarna gold yang panjangnya selutut dan ditambah aksen blink-blink di bagian dada hingga pinggang dan memoles wajahku dengan make up tipis dan dengan segera aku memakai wedges ku karena Ali sudah menunggu di ruang tamu. Aduh kok aku deg-degan ya.

Aku turun dari tangga dan terlihat Ali memandangiku tanpa berkedip. Ia tak kalah tampan dengan balutan tuxedo abu-abu dan celana bahan berwarna hitam. Rambutnya yang biasanya berjambul kini tampak rapi. Sekarang aku sudah di hadapan Ali. Sedari tadi ia menatap aku tanpa berkedip. Aduh kenapa sih Ali ngelihatnya begitu banget kan aku jadi malu.

"Cantik" satu kata yang meluncur dari mulut Ali. Aku hanya senyum-senyum.

"Kamu juga tampan" balasku dan Ali tersenyum manis. Aduh bisa pingsan lama-lama kalau kayak gini.

"Sudah siap" Ali mengulurkan tangannya dan aku pun mengangguk menerima ulurannya.

★★★
Angin berhembus dengan kencang dengan minim pencahayaan di sekitarnya. Suara air ombak yang berisik bagaikan alunan lagu alami di dalam suasana ini. Di tepi pantai terdapat meja yang sudah berisi makanan dan lilin yang sengaja di siapkannya. Di sekitar meja ada banyak kelopak mawar merah yang tersusun apik dalam bentuk love. Siapa yang tidak kagum dengan suguhan di depan mata ini. Semua orang juga pasti merasakan betapa berharganya jika laki-laki yang dicintainya mempersembahkan ini kepada perempuannya.

"Ali ini beneran kamu yang nyiapin ini semuanya"kata prilly dengan rasa tak percaya dengan apa yang dilihat sekarang.

"Iya. Kamu suka?"jawab Ali sambil membawa Prilly ke meja yang sudah ia siapkan.

"Siapa sih yang gak suka di kasih kayak beginian. Diluar sana pasti banyak perempuan yang suka kalau di kasih beginian. Makasih ya Ali aku gak tau lagi harus bagaimana sama kamu. Aku seperti orang yang beruntung bisa kenal sama kamu" Prilly menyeka air matanya. Rupanya Prilly saking terharunya sampai menitihkan air mata.

"Udah dong jangan nangis. Nanti make upnya luntur gimana? Jelek ah nanti" ucap Ali menyeka air mata Prilly yang sedari tadi tak berhenti.

"Udah ya jangan nangis. Aku nyiapin ini buat kamu bahagia bukan buat kamu sedih. Oke. Sekarang kita makan ya. Kasihan kalo makanannya dianggurin"

Mereka berdua sangat menikmati moment ini. Rasanya Prilly melupakan sikap Ali yang dulu. Hatinya yang dulu terkunci dan bimbang dengan Ali, namun sekarang hilang begitu saja. Entah apa yang membuatnya sekarang yakin dengan membuka hatinya lagi untuk Ali. Ia percaya jika Ali yang sekarang dengan yang dulu berbeda. Karena setiap manusia pasti akan berubah.

Ali memanglah bukan pria yang selalu bersikap baik, tingkah laku yang selalu sopan, dan bertutur kata dengan baik. Namun ia percaya kalau itu semua bisa di rubah. Apalagi dengan adanya Prilly, ia sangat yakin kalau kehidupannya akan jadi lebih baik jika bersama Prilly. Ia akan memperbaiki semuanya mulai dari awal dengan Prilly.

"Prill" Ali mengambil tangan Prilly dan menggenggamnya.

"Iya Li. Ada apa? "Tanya Prilly.

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang