Part 24

8.5K 396 8
                                    

Happy Reading guys. Vote dulu sebelum baca ya hehe.

RICKY sekarang lagi di landa gelisah. Pasalnya saat ini adalah dimana ia akan menempati permintaan Ali. Ia sedari tadi memikirkan apa keputusan yang akan diambil. Ia bener-bener memikirkan secara matang. Ia tau kalau Ali tidak akan main-main dengan ucapannya. Ia juga memikirkan dampak yang ia sendiri lakukan terhadap Ali. Ini keputusan berat untuk Ricky. Mau tidak mau ia menanggung resiko dari tindakannya. Ia dari awal tidak menyadari jika lawannya adalah bukan lawan yang dianggap remeh. Tapi bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.

Ricky sekarang berada di salah satu cafe dekat kantor Ali. Ia sudah janjian dengan Ali di tempat ini. Tak lama lagi orang yang di tunggu Ricky sudah datang dengan wajah datarnya. Ia rupanya tidak sendiri, ia datang bersama Prilly yang wajahnya kelihatan kesal.

"Aduh Ali pelan-pelan dong jalannya. Cafenya juga gak bakalan pindah kok. Jalan aja kok cepet amat. Dikira lomba jalan cepat apa"omel Prilly. Namun Ali hanya diam saja dan tetap melanjutkan jalannya menuju meja yang ditempati oleh Ricky. Prilly hanya pasrah dan mengikuti Ali dari belakang.

"Sorry telat ada sedikit problem tadi" ucap Ali kepada Ricky. Ia duduk di seberang Ricky dan diikuti Prilly disebelah Ali.

"Iya tidak apa-apa santai aja"balas Ricky dan sempat melirik ke arah Prilly.

"To the point aja keputusan lo bagaimana?"tanya Ali langsung, ia tidak mau lama-lama berurusan dengan Ricky. Apalagi dengan adanya Prilly. Terlihat dari tadi Prilly tidak nyaman, hanya diam dan menyimak obrolan keduanya.

"Gue memilih opsi pertama Li. Tapi gue mohon kali ini aja Li. Jangan membuat para investor gak kerja sama lagi dengan perusahaan gue. Gue janji gak bakalan lagi ngusik kehidupan lo lagi. Maaf jika kelakuan gue kali ini udah keterlaluan. Gue sadar kalo gue salah. Gue mohon Li. Buat kamu Prilly maaf udah buat kamu celaka. Apa kamu mau maafin saya?"
Prilly tersentak kaget dan bingung mendengar permintaan maaf dari orang yang tidak ia kenali. Pasalnya ia tidak ada urusan sama sekali dengan orang yang didepannya saat ini. Pertanyaan demi pertanyaan berputar di dalam otaknya. Ia melihat Ali yang menganggukan kepalannya.

"Eh i-iya dimaafin kok. Padahal saya tidak tau apa masalahnya" jawab Prilly gugup.

"Oke gue bakalan nurutin kemauan lo itu. Kalo lo ngulangin lagi. Gue gak tau kedepannya jadi seperti apa" ucap Ali dan meninggalkan cafe tanpa ada kata-kata lagi. Ali memang sedari tadi mengontrol emosinya, ia tidak mau membuat cafe menjadi kacau gara-gara tindakannya. Ia sampai melupakan Prilly kalau ia datang tidak sendirian.

"Ali woy Li tungguin dulu. Eh maaf saya duluan ya"pamit Prilly ke Ricky yang dibalas dengan anggukan.

"Aliiiii pokoknya aku marah sama kamu. Kenapa ninggalin gitu aja. Oh ya aku mau nanya sama kamu tapi gak sekarang aku sebel sama kamuuu" teriak Prilly di dalam mobil Ali setelah ia berhasil mengejar Ali. Untung gak ditinggal. Ali hanya senyum melihat Prilly ngomel dengan suara cemprengnya. Kelihatan lucu bagi Ali. Ia sendiri merutuki kecerobohannya yang bisa-bisanya meninggalkan Prilly.

"Idih marah kenapa harus bilang coba. Beneran marah nih. Padahal tadi mau ngajak kamu ke kedai es krim loh. Kalau marah ya udah gak jadi kesitu"goda Ali. Ia tau kelemahan Prilly yaitu es krim. Namun Prilly hanya diam saja. sedetik kemudian Ali mendengar isakan tangis dari Prilly. Ali bingung kenapa Prilly jadi nangis.

"Loh kenapa jadi nangis gini sih. Aku minta maaf deh tadi ninggalin kamu. Jangan nangis lagi ya"ucap Ali menghapus air mata Prilly.

"Ali jahat gak peka jadi cowok. Prilly marah sama Ali. Tapi Prilly mau es krim. Dasar Ali jahat" ucap Prilly.

"Oh Prilly mau es krim ternyata. Oke kita cuss" ucap Ali dan lihatlah wajah yang tadinya murung tergantikan oleh senyum merekah.

***
Masalah perusahaan dan Prilly sudah selesai teratasi dengan baik. Namun Ali masih ragu apakah Ricky menempati janjinya atau tidak. Ali mencoba menangkis pikiran yang tidak-tidak. Kali ini ia fokus kepada Prilly yang saat ini masih berstatus sahabatnya. Ia ingin hubungannya dengan Prilly lebih dari sekedar sahabat. Ia masih merencanakan apa yang dilakukan setelah masalah ini bener-bener clear dan tidak ada yang mengganggu Prilly lagi.

PRILLY sekarang berada di dalam kantor bersama Audy. Ia menceritakan semua kejadian yang dialami. Ia sudah mendapat penjelasan dari Ali tentang siapa Ricky sebenarnya. Ia sangat terkejut dan tidak percaya kalau Rickylah yang menyebabkan perusahaan Ali bermasalah dan yang menyebabkan dirinya celaka. Ia tidak habis pikir kok ada yang dengan teganya melakukan ini kepada temannya sendiri. Dunia bisnis memang kejam tak heran jika Ali terlibat dengan semua ini. Terbukti dengan Ali adalah pembisnis muda yang saat ini di puncak kejayaannya di dunia bisnis dan banyak yang mengincarnya yang ingin menjatuhkan posisinya saat ini.

"Udah lo tenang aja Prill. Apalagi sekarang lo dijaga tuh sama Pak Ali. Amanlah haha" goda Audy.

"Apaan sih Di. Tapi ya gue harus jaga diri sendiri jangan ngandelin Ali saja"balas Prilly.

"Iya deh yang katanya sahabatan sama pak bos. Kapan nikah, eh"

"Lo kira gue pacaran sama Ali. Pake nikah-nikah segala"

"Ya kan bisa saja yang awalnya sahabatan jadi sahabat hidup. Eaaa haha"

"Aneh lo. Udah ah gue cabut. Udah ditunggu Ali di lobby gue"pamit Prilly.

"Oh sekarang antar jemput yee"goda Audy lagi. Ia tau kalau sahabatnya itu masih mencintai Ali tapi egonya yang mengalahkan semuanya. Prilly sedari tadi tersenyum dalam hati mendengar celetukan dari Audy.

"Hati-hati woyy. Jangan macem-macem yee belum nikah"teriak Audy yang dibalas dengan kekehan dari Prilly. Memang sahabatnya itu rada aneh.

***
"Prill besok ada acara nggak. Aku mau ngajak kamu ke sesuatu tempat" ucap Ali saat mereka sudah sampai di depan rumah Prilly.

"Kayaknya enggak deh Li. Oke jam berapa?"tanya Prilly.

"Jam 7 aku jemput. Jangan lupa dandan yang cantik oke" Ali mengedipkan sebelah matanya dan membuat Prilly tersipu malu.

"Ya udah aku masuk ya Li. Hati-hati kalau nyetir" pesan Prilly.

"Ya udah aku balik. Jangan kangen ya haha"goda Ali dan mengacak rambut Prilly.

"Ihhhh Ali berantakan"omelnya. Namun tak digubris oleh Ali dan langsung menancap gasnya meninggalkan pelataran rumah Prilly.

"Awasss aja onta arabbbbbb"teriak Prilly sepeninggal laju mobil Ali yang tidak terlihat lagi.

****
BEBERAPA PART LAGI CERITA INI MAU AKU TAMATIN. AKU MAU BUAT CERITA BARU.

SIAPA YANG SETUJU KALO CERITA INI DI TAMATIN?

Makasih buat Readers setiaku. Jangan pada silence reader ya. Hargai yang nulis hehe. Kalau perlu VOTE yang banyak.

Salam pacarnya Ali😂😙😋

GAK BISA MOVE DARI MINI KONSER PRILLY HAHA YANG ADA SI DOI😂😋😁

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang