part 18

11.2K 615 6
                                    

Sebelum baca, yuk vote dulu hehehe

Happy Reading :)

POV ALI

"maaf Prill, aku bener-bener menyesal sekarang. Apa ada kesempatan buat aku untuk menebus kesalahanku Prill. Aku mohon..."ucapku memohon ke Prilly dan berlutut di depan Prilly. bahkan aku rela memohon ke Prilly, demi seorang wanita yang membuatku bener-bener jatuh cinta dalam waktu yang cukup singkat.

"maaf Li......" ada jeda sebelum melanjutkan kata-katanya. Kata MAAF,, apa aku tidak bisa memperbaiki hubungan ini? Apa aku tidak bisa menebus kesalahanku. Jika semua itu mau mu Tuhan aku rela dengan kau menghukumku seperti ini, aku ikhlas.

"mungkin keputusan ini paling sulit bagiku. Kenapa? Memang hati tak bisa dibohongi Li, aku masih sayang sama kamu, bahkan aku masih cinta sama kamu. rasa itu masih sama seperti yang dulu, tidak berubah sekali pun. Walau kamu bersikap acuh. Maaf untuk sekarang aku gak bisa nerusin hubungan ini, maaf Li"ucap Prilly dan langsung lari meninggalkan aku yang sejak tadi tak berubah posisi selama Prilly bicara. Sementara aku masih tertegun akan ucapannya tadi, otak ku bahkan masih belum mencerna dengan baik ucapan Prilly. Aku sadar apa yang di ucapkan Prilly tadi.

"KALO KAMU MASIH CINTA SAMA AKU, KENAPA KAMU HARUS NINGGALIN AKU PRIL!!! SEBESAR ITU KAH DOSAKU PRILL!!! APA GAK ADA KESEMPATAN LAGI BUAT AKU!!!"teriakku menembus suara hujan yang lebat. Entah bagaimana bisa turun hujan, seolah-olah hujan tahu perasaanku saat ini. Hujan begitu melengkapi akan nasibu sekarang.

Hampir lupa, kemana Prilly?bodonya aku, melupakan Prilly. Aku harus mencari dia, cowok macam apa aku ini. Hanya masalah begini, justru melupakan Prilly yang tak tahu jalan dengan keadaan hujan yang seperti ini.

##

Hujan seakan tahu perasaan seseorang yang sedang dilanda kesedihan. Hujan mampu memberikan kesejukan dalam dirinya, tapi apa hatinya ikut sejuk? Ah entahla. Prilly berlari menembus jalanan sepi yang ia sendiri tidak tahu. Hujan pun rupanya ikut menemani gadis itu. Hujan mampu menyembunyikan air matanya. Mungkin kalau tidak hujan, ia akan dipandang dengan tatapan aneh oleh orang di sekitarnya. Dia saat ini ia lagi beruntung, hujan mampu menyembunyikannya.

Prilly terlihat berjalan sempoyongan, mungkin ia capek dengan berlari untuk menghindari Ali. Kemudian ia berhenti berjalan dan duduk di pinggiran jalan. Tubuh Prilly sepertinya sudah menggigil. Di rengkuhnya lutut untuk menghilangkan dinginnya malam dengan disertai hujan lebat. Penampilannya begitu berantakan tak seperti ia pergi tadi, dengan sepatu high heelsnya entah kemana, rambut berantakan, mata sembab dan merah karena terlalu lama menangis. Dan di tambah lagi dengan keadaan baju yang terlihat basah kuyub. Ia tak memperdulikan itu semua. Yang ia butuhkan sekarang hanyalah ketenangan.

Sementara itu, Ali mengendarai mobilnya sangat pelan. Ia menyusuri jalan agar tak terlewat jika I bertemu Prilly dan menemukan kembali Prilly. Ia khawatir dengan Prilly, keadaan yang sudah malam dan di tambah lagi dengan hujan lebat seperti ini. Ia tak menyerah sebelum menemukan Prilly, walau dalam keadaan yang sudah basah kuyub. Tak menyurutkan Ali mencari Prilly. yang terpenting saat ini, ia harus menemukan Prilly dengan keadaan baik-baik saja.

Mobil Ali bejalan menyusuri jalan sudah lumayan jauh dari tempat Ali dan Prilly tuju tadi. Berarti Prilly sedari tadi berlari sampai dia tidak sadar bahwa ia sudah berlari jauh dari tempat mereka tadi. Mobil Ali berhenti seketika, ketika Ali melihat seseorang yang duduk di pinggir jalan dengan menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Ali langsung menghampiri orang itu.

"hey Prill,,"rupanya gadis itu sadar jika ada orang yang memanggilnya.

"hey aku khawatir sama kamu. ayo ke mobil aja, biar kamu gak tambah kedinginan" Prilly pun hanya mengangguk menyetujui ajakan Ali.

Ali pun membopong Prilly masuk ke dalam mobil. Ali tahu kalau Prilly tidak kuat untuk berjalan, alhasil Ali membopong Prilly. rasa bersalah lagi menghantui Ali. Ia tidak tega melihat keadaan Prilly seperti ini. Walau suhu tubuhnya pun hampir sama dengan Prilly yang kedinginan, tapi Ali bisa menahan itu.

Ali mengambil jaket miliknya yang berada di jok belakang. Di sampirkan ke tubuh Prilly yang masih kedinginan. Ia begitu berasah bersalah sudah membiarkan gadis itu menanggung semuanya.

"maaf,,ini semua gara-gara aku. Kamu jadi kehujanan seperi ini"ucap Ali merasa bersalah.

"ini semua bukan salah kamu kok"balas Prilly tersenyum manis, walau senyuman itu hanya menyembunyikan lukanya saja.

"aku udah terima keputusan kamu kayak gimana. Aku ngertiin kamu. tapi aku gak berhenti sampai di sini saja. Aku akan berjuang mendapakan cinta seorang PRILLY MAHETAI. Aku akan bejuang, layaknya Prilly memperjuangkan cinta ALI SYARIEF. Walau hanya kepahitan yang kamu dapat"ucap lirih Ali di akhir kata. Prilly hanya diam tak menanggapi ucapan Ali, ia hanya diam. Ia tak tahu lagi harus bicara apa. Mungkin diam adalah pilihan yang baik.

"ya udah deh mendingan kita langsung pulang ntar masuk angin lagi, hehehe"

Di jalan tak ada yang berbicara, hanya saja celoteh Ali yang menggema di dalam mobil itu. Kenapa Ali jadi bawel gini ya? Menceritakan ini itu yang menurut Ali lucu. Tak hanya berceloteh, Ali sesekali bernyayi mengikuti alunan lagu di radio mobilnya. Tetapi Prilly tidak menanggapi celoteh Ali. Ia hanya diam saja.

"eh Prill ngomong dong, dari tadi diem aja"ucap Ali yang seolah-olah tidak ada yng terjadi saat ini.

"oh iya Prill, gimana kalo mampir dulu ke rumah aku?Kamu ganti baju dulu. Kebetulan di rumah ada baju cewek punya sepupuku. Mau gak?"

"gak usah deh Li. Ini juga udah malem banget, ntar aku di marahain sama mama. Lagi pula aku gak enak sama kamu"

"ngapain sih gak enak segala sama aku. Santai aja kali Prill. Berarti langsung pulang aja nih ke rumah kamu atau ke rumah aku sekalian deh?"goda Ali.

"ckck iya pulang ke rumah bukan rumah kamu" kesal Prilly.

Mobil ali pun sudah berada di depan rumah Prilly. Wajah Prilly terlihat pucat, mungkin kelamaan dengan keadaan baju yang basah. Ali pun tidak tega membangunkan Prilly yang terlelap dengan damai. Diusap kepalanya dengan sayang, ia merasa menjadi cowok yang tak punya hati sama sekali.

Lalu, Ali keluar dari mobil dan ke arah samping mobil, Ali pun menggendong Prilly dengan hati-hati, ia tidak mau, jika gadisnya itu terganggu dari tidurnya. Ali mengetuk pintu rumah Prilly dan langsung dibukakan oleh mamanya Prilly.

"ya ampun Nak Ali, kok repot-repot banget sih"ucap tak enak mama Prilly.

"tidak kok tante"

"ya udah bawa ke kamarnya Prilly langsung aja"

"ga papa nih tante, kalo Ali masuk ke kamar Prilly?

"tante percaya kok"

Dengan segera Ali membawa Prilly ke dalam kamarnya. Dibaringkan ke kasur dengan hati-hati. Terlihat sedari tadi Prilly tak terganggu sama sekali, ia masih terlelap. Setelah dibaringkan ke kasur, Ali segera keluar dari kamar Prilly. Ali mencium kening Prilly dengan lama, seakan-akan meyalurkan perasaannya kepada Prilly.

"selamat tidur my chubby. Mimpi yang indah"bisik Ali.

###################################

Nih aku udah update, maaf kalo lama updatenya, karena kesibukan aku di sekolah. Yang mau kasih ide atau yang mau kritik silahkan. Aku akan terima ide atau pun kritik dari kalian. Supaya aku tahu apa aja kekuranan dari ceritaku ini.

Maaf jika typo. Jangan lupa VOMMENT ya...

Della :)

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang