part 11

10.2K 624 7
                                    

POV Priily

Aku tak bisa membayangkan jika kehidupanku sudah kembali seperti semula, dimana aku sudah mampu membelikan rumah untuk mama. Mama juga tak ku perbolehkan untuk bekerja seperti biasanya. Aku merasa tak tega jika mama harus bekerja. Raya juga otomatis tidak mengantarkan kue-kue buatan mama ke kantin. Aku kasihan juga melihat Raya setiap hari mengantarkan kue ke kantin. Raya terlihat baik-baik saja jika berada di rumah, berbeda dengan di sekolahnya ia di bully sama teman-temannya di sekolah. Mengapa aku tau? Pasti kalian bertanya-tanya kan?

Aku sempat memergoki Raya menangis di kamarnya. Sebelum kami pindah ke rumah yang baru. Karna aku penasaran, aku sengaja mendengarkan celoteh Raya sambil menangis.

Flashback on

Perlahan aku mendekat ke pintu kamar Raya yang seikit terbuka, tak biasa pintunya terbuka seperti ini. Terlihat Raya terduduk di samping ranjang dengan kaki ditekuk, tangannya sebagai tumpuan di kakinya. Matanya begitu memancarkan kesedihan yang amat dalam.

"Tuhan Raya udah gak kuat lagi menghadapi semuanya,Raya benar-benar sudah pasrah jika ini kemauanmu Tuhan. Apa ini rencana mu? Apa aku tidak boleh bahagia? Apa aku tidak boleh punya teman banyak? Ucap Raya memandang satu arah tapi tatapannya kosong.

Ucapan Raya begitu menyakitkan buat ku. Aku merasa kakak yang bodoh, mengapa hal seperti ini aku gak tahu. Perlahan aku masuk ke dalam kamar Raya. Raya tidak mengetahui jika aku masuk ke dalam kamarnya karna posisi Raya membelakangiku. Aku usap punggungnya memberi ketenangan untuknya. Rupanya Raya sadar akan kehadiranku.

"Ray apapun yang terjadi sama kamu, kakak tahu jika kamu kuat menghadapinya. Kakak berharap kamu selalu tersenyum. Hadapi semua dengan lapang dada, jangan dengerin semua omongan yang kamu dengar. Anggap saja omongan yang kamu dengar itu penyemangat buat kamu. Tunjukin ke semua orang jika kamu tak seperti itu. Udah ya senyum dong kan jelek kalo murung gini. Nah gini dong senyum kan cantik adik kakak"

"makasih ya kak udah kasih motivasi buat Raya. Raya sayang sama kakak. Tau deh kalo gak ada kakak"balas Raya memelukk.

"iya sama-sama kakak juga sayang sama Raya"

Flashback off

Kini aku harus bekerja dengan keras lagi, meskipun aku sudah memberikan yang terbaik. Aku tidak mau berhenti sampai disini, aku harus lebih giat lagi.

Mengingat kejadian kemarin rasanya pengen senyum-senyum sendiri. Kenapa sifat Ali berubah 180 derajat. Ali begitu lembut dan perhatian, apa itu sifat Ali yang sesungguhnya, yang aku tau belakangan ini. Hari ini rencananya aku akan ke ruangan Ali untuk mengantarkan makan siang, sengaja aku bangun pagi-pagi hanya sekedar membuat nasi goreng special untuk Ali.

Sekarang aku sudah ada di depan pintu ruangan Ali, memang sengaja aku tak memberi tahu dulu jika aku ruangannya.

**

Prilly membuka pintu dengan perlahan setelah mendapat ijin dari sekretarisnya. Betapa terkejutnya Prilly melihat Ali berpelukan mesra dengan wanita lain. Bagai tersambar petir di siang bolong, Prilly mendapat pemandangan yang tak sama sekali enak dipandang, namun luka dan sakit hatilah yag ia dapatkan.

Kotak makan Prilly jatuh begitu saja ke lantai dengan isinya yang tercecer. Akibatnya Ali dan wanita itu menoleh ke sumber suara, betapa terkejutnya Ali melihat Prilly dengan air mata yang siap meluncur bebas di pipinya.

"Prilly"ucapan lolos dari mulut Ali setelah mengetahui siapa yang membuat keributan.

Prilly langsung berlari menuju ruangannya. Ia tidak sanggup lagi menahan air matanya. Air matanya meluncur bebas setelah ia duduk di bangkunya. Beruntung ruangannya sepi mengingat sekarang jam istirahat. Prilly memegang dadanya sakit teramat sakit melihat kejadian tadi. Awalnya Prilly akan memberi kejutan kepada Ali dengan membawa sekotak nasi goreng tetapi malah ia yang diberi kejutan oleh Ali sendiri.

"gue gak boleh nangis. Mungkin wanita tadi sepupu atau kakaknya Ali. Gue gak boleh salah paham dulu"Prilly menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.

"gue gak boleh nyerah apapun yang terjadi, gue selalu cinta sama Ali. Gue harus perjuangin cinta gue"prilly menguatkan dirinya sendiri. Ia tidak mau jika mementingkan egonya.

Berbeda dengan Prilly yang memperjuangkan cintanya untuk Ali. Tidak untuk Ali, ia begitu santai seolah-olah tidak ada kejadian yang terjadi.

"siapa sih wanita itu honey gak jelas banget"gerutuh cewek yang masih bergelayutan mesra dengan Ali.

"alah palingan juga cewek gak penting, maaf ya kamu malah tergangu"Ali mengelus sayang rambut cewek itu.

"iya gak papa kok honey"

"kok kamu balik kesini gak bilang-bilang sih, kan aku bisa jemput kamu"

"aku gak mau ngrepotin kamu aja, lagian ini juga kejutan buat kamu dngan kedatanganku ke Indonesia"

"aaahh makin cinta sama CINTA nya Ali"

Ya itu Cinta pacarnya Ali sejak 1 tahun yang lalu. Cinta memang sedang melanjutkan pendidikannya di Itali, tak heran jika Cinta dan Ali jarang bertemu, hanya dengan berkomunikasi saja mereka bisa menyalurkan rindu yang sama-sama terpendam. Billy juga tidak mengetahui jika Ali memiliki pacar. Mungkin Billy segera tau jika Ali memiliki pacar.

"Siska tolong panggilkan OB untuk bersihkan ini"teriak Ali pada sekretarisnya.

"iya Pak"balas patuh Siska.

Ali dan Cinta keluar menuju parkiran, sepertinya Ali mengajak Cinta untuk makan siang di luar. Ketika ia melewati ruangan Prilly, ia sengaja menengok ke dalam, terlihat Prilly sedang menundukkan kepalanya di meja dengan tangan sebagai tumpuannya. Setelah melihat Prilly, ia langsung menuju parkiran. Ia tidak mau tau dengan keadaan Prilly, Ali tau jika Prilly sedang sakit hati dengannya. Apa pedulinya Ali, toh Ali juga tak menganggap Prilly ada.

##

Via bbm

Prill nanti pulang kerja kamu ke taman dekat kantor, ada hal penting yang harus aku bicarain sama kamu. Pokoknya harus datang.

Begitulah pesan yang dikirim oleh Ali untuk Prilly. Entah apa yang dibicarakan nanti oleh Ali.

Disinilah Prilly di taman deket kantornya. Ia menempati janjinya. Kini sudah jam pulang kantor tapi kenapa Ali belum menampakkan batang hidungnya. Hari semakin petang tapi Ali juga tak kunjung datang.

Sudah 1 jam lebih Prilly menunggu Ali di taman. Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang.

"prill gue mau lo rahasiain hubungan kita, gue gak mau Cinta tau tentang hubungan kita. Kalo lo gak mau terserah lo mau ninggalin gue atau apa lah, gue udah gak mau tau"ucap Ali tiba-tiba tanpa menyapa Prilly.

Betapa terkejutnya Prilly mendengarkan perkataan Ali. Ia begitu syok.

Mimpi apa aku semalam ya allah. Kok bisa kayak gini batin Prilly.

Setelah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan bagi Prilly, Ali langsung meninggalkan Prilly yang masih di taman.

"aku gak akan pernah ninggalin kamu. Aku akan perjuangin kamu Ali"teriak Prilly yang membuat Ali menoleh ke belakang sebentar dan melanjutkan jalannya.

Seketika badan Prilly jatuh ke tanah dan air matanya tanpa dikomandoi sudah berderai dengan derasnya. Dadanya sakit, luka yang tadi pagi saja belum kering di tambah lagi dengan sekarang. Cukup sudah penderitaannya yang di alami oleh Prilly.

"aku gak boleh lemah. Aku harus menunjukkan kepada Ali bahwa aku bisa walaupun Ali tak menganggapku"tekad Prilly.

Terkadang air mata adalah tanda kebahagian yang tidak terucapkan. Dan senyuman adalah tanda sakit yang mencoba untuk kuat – Prilly Mahetai.

#########

Hai aku come back. Gimana ceritanya? Garing ya. Ini juga pertama kali buat cerita hehehe, Maklum lah. Yang mau kasih ide atau saran boleh kok.

Jangan lupa vote. Jangan jadi pembaca gelap, hargai yang ngarang cerita dan capek-capek ngetik. Udah dulu ngomelnya hahaha.

maaf jika typo.

Semangat buat bang Ali dan sukses. Terus berkarya, jangan dengerin tuh omongan haters. Sampai jumpa di The World of Aliando di Surabaya udah ga sabar hahahaha.

Salam

Della :*


Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang