part 7

9.8K 620 0
                                    

Happy Reading :)

POV Prilly

Sudah 2 bulan aku menjalani perintah Ali yang dulu. Dengan waktu yang sama aku semakin dekat dengan Ali. Aku heran kenapa ia tak menyuruhku untuk berhenti dengan perintahnya. Apa ia sengaja, dengan begitu ia juga bisa lama – lama denganku. Entahlah yang terpenting aku tak negative thinking dulu sama Ali.

"hai Prill, sekarang lo udah gue bebasin buat gak kerja dengan waktu yang lama dan sekarang lo sama dengan karyawan lainnya" ucap Ali saat bertemu denganku di lobby. Semua pikiranku tadi sudah terjawab sudah dengan perkataan Ali.

"yang bener Li. Ahhh makasih Ali" balasku senang dan aku langsung reflek meluk Ali.

" ekhemm bisa aja kali meluknya. Iya gue tahu kalau gue itu ganteng gak usah meluk – meluk gue juga kali" ucap Ali PD.

" maaf Li gue tadi reflek saking senengnya" ucapku menundukkan kepala menyembunyikan pipiku yang sudah merah kayak kepiting rebus.

"ya udah gue pulang dulu. Apa lo mau bareng gue" tawar Ali.

"gak deh Li thanks ya udah nawarin. Gue pulang sendiri aja" tolakku hati – hati kepada Ali.

"gue duluan ya. Bye" pamit Ali tak lupa mengusap kepalaku dengan lembut. Aku senyum – senyum sendiri atas tindakan Ali yang selama ini ditunjukan sama aku. Aku gak tau apa maksud dari tindakan yang ia lakukan.

POV Ali

Sudah 2 bulan aku dekat sama Prilly bukan sekedar bos dan karyawan, kami sudah lebih dari sekedar itu. Aku juga sedang menjalankan taruhanku dengan Billy. Rencanaku malam ini akan menyatakan cintaku ke Prilly, ralat cinta bohongan harus digaris bawahi. Aku akan menyiapkan makan malam romantis, biar terkesan tidak bohongan dan dari hati. Aku sudah meminta Billy untuk menyiapkan segala keperluan untuk nanti. Dan sekarang giliran aku memberi tau Prilly.

Via telpon

"halo, Prill nanti malam lo ada acara gak?" tanya gue to the point karna gue gak mau bertele – tele.

"...."

"gini gue mau ngajak lo makan malam ya sekedar dinner aja" ajak gue ke Prilly semoga aja dia mau.

"...."

"ya sekitar jam 7 lah nanti lo gue jemput ya. Bisa gak lo?"

"...."

"oh ya jangan lupa dandan yang cantik ya..." pesanku ke Prilly sebelum mengakhiri sambungan. Pasti tuh anak GR nya minta ampun. Aku harus siap – siap jemput Prilly karna sekarang dah jam 6. Rumah Prilly juga jauh dari sini, jadi harus lebih awal.

POV Prilly

Suara hpku tiba –tiba bunyi eh ternyata Ali. Ada apa ya tumben nelpon nih anak.gumamku dan langsung angkat telpon dari Ali.

"...."

"iya. Emangnya ada apa Li" tanyaku ke Ali. Heran aja kok tiba – tiba nanya gitu.

"...."

"em.. gimana ya Li. Emang jam berapa sih?" tanyaku seolah – olah gak kaget atas ucapannya barusan. Demi apa gue diajak dinner sama Ali. Ahhhhh mama.....

".... "

"ya deh gue mau" akhirnya gue mau dinner sama Ali. Kapan lagi coba gue diajak sama Ali. Dinner lagi, ahh gak sabar gue.

"...." What dia ngomong apa tadi. Sumpah Ali lo bikin gue melayang. Aduh kok gue alay gini sih. Hahaha gak papalah sekali – kali.

Setelah putus sambungan telponnya, aku segera bangkit ke kamar mandi dan siap – siap. Sekitar 20 menit aku sudah selesai mandi dan sekarang aku bingung mau pake baju apa.

"aduh kok gak ada yang cocok sih" ucapku sambil mengobrak – ngabrik lemari dan mengeluarkan semua dress yang ada di lemari. Kok jadi heboh gini sih padahal kan cuma dinner gak lebih. Ah masa bodo lah.

"yang mana ya.. merah atau hitam. Aduhh bingung...."

"kenapa sih Prill kok dari tadi mama denger ribut – ribut. Ada apa sih?" tanya mama tiba – tiba masuk ke kamar setelah mendengar keributan dari kamarku.

"ini loh Ma illy milih dress buat dinner sama temen" jawabku ke mama.

"temen apa temen" goda mamaku.

"apaan sih Ma. Beneran temen Ma, kenapa illy bohong ke Mama"

"iya deh mama percaya" huh untungnya mama langsung percaya, kalau nggak hah pasti tuh pertanyaan kayak kereta api nantinya ucapku dalam hati.

"sini deh mama bantu milih. Yang ini kayaknya cocok deh sama kamu, warnanya juga netral pasti kamu cantik deh pakek ini" ucap mamaku mengambil dress warna hitam yang aku pegang tadi.

"ya udah deh illy pake yang ini. Makasih ya Ma udah bantuin illy"

"iya sama – sama. Udah gih sana siap – siap nanti terlambat" pesen mama sebelum keluar dari kamarku.

Akhirnya aku memilih dress warna hitam. Agak simple sih modelnya tapi elegant kalo dilihat. Aku make up senatural mugkin karna aku gak suka dandan yang berlebihan. Rambutku aku cepol ke atas dan menyisahkan rambut yang di depan untuk di buat poni, cukup simple kan.

Aku sudah menunggu Ali di teras rumah. Katanya tadi ia akan menjemputku. Tapi kok lama ya gak datang – datang. Ahh akhirnya datang juga nih anak. Sumpah Ali malam ini tampan sekali dengan balutan jas warna grey dan celana bahan, tak lupa pula sepatu vans nya. Aku tak heran sih kalo dia memakai pakain itu karna aku setiap hari di kantor melihat Ali dengan setelas jasnya, tapi malam ini aura nya beda sekali.

"prill udah siap" tanya Ali yang mengagetkanku atas lamunanku yang terpanah dengan ketampanan Ali.

"eh iya ayo" jawabku kikuk dan segera aku masuk ke dalam mobil Ali.

**

30 menit mobil yang ditumpangi Ali dan Prilly sudah sampai di tempat yang sudah dipersiapkan untuk malam ini, tak lupa pula dibalik semua ini juga bantuan dari Billy. Ali segera membukakan pintu Prilly dan menggandengnya menuju ke dalam restoran.

Prilly sampai tak berkedip akan terpesonanya dengan suasana dan interior restoran yang sangat romantis dan berkelas. Restoran ini juga nampaknya sepi tidak ada pengunjung ke restoran ini. Apa restoran ini diboking sama Ali. Entahlah yang pasti Prilly tak memikirkan hal itu.

"silahkan Prill" ucap Ali setelah menarik kursi yang akan diduduki oleh Prilly yang dijawab Prilly hanya dengan senyuman.

"kok lo bawa gue kesini sih Li gak salah nih lo ngajak gue ke sini" tanya Prilly setelah Ali duduk di hadapannya.

"duah lo diem aja deh. Nikmatin aja" jawab Ali yang menghiraukan semua pertanyaan dari Prilly.

"yuk Prill di makan, gue udah laper nih" ajak Ali. Yah sebelum mereka datang, makanan sudah tertata rapi di atas meja. Mungkin Ali gak mau ada orang yang mengganggu acaranya atau semua ini sudah di rencanakan oleh Ali dan Billy.



Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang