part 17

10.8K 617 5
                                    

Jangan lupa vote dulu, sebelum baca :)

Happy Reading :)

POV Prilly

Entah mengapa aku bingung akan perasaanku saat ini sama Ali. Benar kata orang-orang, ada saatnya lelah itu ada disaat kita benar-benar merasakan apa yang namanya lelah dalam sebuah hubungan. Mungkin sebagian orang akan merasakannya, begitu pun aku. Mungkin dulu aku bertekad untuk memperjuangkannya, tapi memperjuangkan itu gak segampang membalikan telapak tangan. Ada kalanya orang itu merasa lelah, apalagi orang yang di perjuangkan tidak merespon apa yang kita lakukan. Sakit memang. Ingin menjauh, tapi yang dijauhi malah semakin dekat.

Hari ini adalah hari minggu. Sebagian orang pasti akan berkumpul dengan keluarganya. Beruntung aku libur kerja, aku akan mengajak Raya untuk jogging di sekitar kompleks rumah. Jarang sekali aku sama Raya bisa bareng, ya karena kesibukan masing-masing. Aku kerja dan Raya sekolah.

"Ray...Raya...cepet dong udah jam 6 nih"teriakku ke Raya, sesuai rencana aku akan mengajak Raya jogging di sekitar kompleks rumah.

"iya.... Raya turun nih"balas Raya seraya turun dari tangga.

"yukk let's go"

Aku dan Raya mengelilingi kompleks rumah, tak jauh dari rumahku ada taman yang sudah rame banyak orang. Mungkin sebagian orang memanfaatkan taman ini untuk hari libur seperti ini. Aku dan Raya duduk di salah satu bangku taman disini.

"kak Raya haus nih, aku beli minum dulu ya. Kakak nitip juga gak?"

"iya deh kakak juga haus"

"ya udah aku beli dulu ya"

Aku menunggu Raya sambil bersenandung kecil, biar gak bosen. Tiba-tiba aku behenti, karena ada orang yang mengajakku bicara.

"boleh duduk disini?"tanya seseorang. Aku hanya mengangguk. Aku tahu siapa yang saat ini duduk di sebelahku. Ya itu Ali.

"ngapain disini,,sama siapa?"tanya Ali.

"habis jogging sama Raya, adikku"jawabku

"oh. Nanti malam ada acara gak?"

"gak tau"

"nanti malam gue jemput jam 7. Dandan yang cantik"pesan Ali.

"kok kamu maksa sihh,, aku kan...." Sumpah sebel banget sama tuh cowok. Belum selesai ngomong udah di tinggal pergi aja. Untung ganteng kalo gak huh....

Aku putuskan untuk pulang ke rumah, karena dari tadi nunggu Raya gak nongol-nongol. Pasti tuh anak udah pulang. Huh gak kasian apa kakakna pulang sendirian. Awas aja kalo ketetu di rumah.

"RAYAAAA...kenapa kamu ninggalin kakak sih"omelku ke Raya.

"hehehe maaf kak" malah nyengir tuh anak.

"ya udah kali ini kakak maafin. Kalo diulangin lagi. Liat aja ntar"ancamku.

"iya-iya kak. Maaf"

Detik jam pun berlalu, sekarang sudah menunjukkan pukul 6, berarti 1 jam lagi Ali pasti jemput aku. Aku bingung harus menyanggupi atau tidak ajakan Ali. Mungkin pertemuan kali ini aku jadikan pertemun terakhirku sama Ali. Aku sudah lelah, aku tidak ingin berurusan lagi dengan Ali. Aku ingin hidup tenang tanpa masalah percintaan. Aku akan fokus kerja, kerja dan kerja. Dan ingin membahagiakan mama dan Raya.

Aku sudah siap dengan dress berwarna pastel dan tak lupa high heels yang berwarna sama dengan dressku. Aku hanya memoles wajahku senatural mungkin, karena aku tak suka jika dandan berlebihan. Aku sudah menunggu Ali di depan teras, tapi Ali tak kunjung-kunjung datang.

Tiittt..tittt...

"itu pasti Ali deh"gumamku.

Telihat Ali turun dari mobil dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya. Ali begitu tampan malam ini. Sungguh sempurna ciptanmu Tuhan.

"Prill udah siap?"tanya Ali.

"eh iya"jawabku. Aduh bego, kenapa harus terpesona sama Ali sih, kan tengsin kalo kayak gini.

"ya udah ayo"kata Ali dan membukakan pintu mobilnya. Setelah itu Ali memutari mobinya dan segera duduk di jok kemudinya.

##

Tak ada suara di antara keduanya hanya suara radio milik Ali yang mengalun indah dan menemani 2 insan yang dari tadi bungkam tak bersuara. Entah apa yang dipikirkan keduanya, hingga tak ada satu pun yang berbicara. Hingga mobil Ali berhenti di tempat tujuan. Keduanya masih saja diam. Hingga Prilly bersuara dan mengawali pembicaraan kali.

"udah sampai ya Li?"tanya Prilly.

"udah sampai. Kamu dari tadi lagi ngapain aja,,sampai ga tau udah nyampek"entah sejak kapan Ali menggunakan kata aku-kamu.

"ya kan mana tau kalo tempatnya sepi kayak gini"

"turun gih. Aku ada keperluan sebertar. Nanti kamu duduk di bangku itu saja" pesan Ali dan menunjukkan letak bangku yang di sebutkan oleh Ali tadi.

"iya. Jangan lama-lama ya. Aku takut sendirian"

"iya ga lama-lama kok" Ali mengusap rambut Prilly sayang. Entah apa yang dirasakan Prilly saat ini.

Prilly sudah berada di bangku yang dikatakan oleh Ali tadi, tampaknya di sekitar Prilly tidak ada orang yang berada disini. Mana bisa ada orang, jika yang ditempati oleh Prilly adalah sebuah bukit yang berada di kawasan puncak. Sementara Ali, dari tadi entah berapa lama tidak muncul. Prilly pun gelisah menunggu Ali.

Sementara Ali rupanya mengambil barang yang telah disiapkan untuk Prilly. Ali membawa seikat bunga dengan bebagai macam bunga di tangan kanannya. Tak hanya bunga saja, tangan kirinya rupanya menggenggam kotak cincin, mungkin itu semua telah disiapkan Ali secara matang. Ali tampaknya sudah berjalan ke arah Prilly, dan rupanya Prilly tidak menyadari kedatangan Ali. Ali sekarang ada di belakang Prilly dan Ali memulai pembicaraannya.

"Prill.."panggil Ali. Prilly pun kaget dan langsung menoleh ke sumber suara, dimana Ali ada di belakangnya. Prilly pun tak bersuara, ia menunggu Ali melanjutkan kata-katanya.

"mungkin hal ini membuatmu aneh. Mungkin aku adalah laki-laki terbodoh, jika aku sempat menyia-nyiakanmu. Setelah sekian lama aku berfikir, ternyata aku bener-bener menyesal sudah melakukan itu semua. Aku ingin memperbaiki hubungan kita Prill. Aku ingin hubungan kita ini serius bukan main-main seperti ABG yang labil akan perasaannya. Apa kamu mau memaafkanku Prill?"ucap Ali sambil menggengam tangan Prilly. Matanya pun tak beralih ke arah Prilly, seakan-akan ia akan kehilangan mata hazelnya yang teduh, jika ia alihkan pandangannya ke arah lain.

"maaf Li. Aku bisa saja memaafkanmu tentang semuanya. Soal menyia-nyiakanku, kamu tak menghiraukan ku, dan bahkan kamu tak menganggapku ada. Aku harus sabar seperti apa Li? Aku lelah sebenarnya dengan semua ini" ada jeda sebelum melanjutkan kata-katanya. Air matanya sudah berlomba-lomba keluar dari mata indahnya.

"aku sudah tahu, kalo aku hanya dijadikan taruhan kamu saja. Apa aku marah-marah sama kamu? Apa aku mergoki kamu saat bicara sama Billy? Apa aku pernah memaki-maki kamu di depan umum? Apa aku benci sama kamu? Gak pernah Li. Bahkan aku hanya diam saja saat aku di perlakukan seperti ini sama kamu. Sebegitu tak berhaganya aku di mata kamu Li. Bahkan aku saja tak pernah ternilai di mata kamu"Prilly mengutarakan semua beban yang akhir-akhir ini di pikirnya. Tampaknya ada gurat kesedihan di mata Ali. Ali mungkin bener-bener menyesal setelah melakukan ini semua. Ali tak memikirkan dampak yang ditimbulkan setelah melakukan ini. Sekarang ia tahu betapa rapuhnya gadis yang saat ini mengisi sebagian relung hatinya.

"maaf Prill, aku bener-bener menyesal sekarang. Apa ada kesempatan untuk menebus kesalahanku Prill. Aku mohon..."ucap Ali memohon ke Prilly dan berlutut di depan Prilly. Seorang Ali rela memohon seperti ini demi seorang gadis yang telah membuatnya benar-benar jatuh cinta.

"maaf Li......"

############

Hai aku come back. Gimana ceritanya? Ditunggu ya cerita kelanjutannya....maaf digatung, emang sengaja sih di gantung ceritanya hahaha, biar pada penasaran.

jangan lupa vote ya,,maaf jika ada typo.

Della :* :)

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang