part 12

9.6K 590 0
                                    

Terkadang mencintai seseorang butuh pengorbanan, tapi apa yang di dapatkan? Sama halnya dengan Prilly, memperjuangkan cintanya tapi apa yang ia dapat, yang ia dapat hanya pengkhianatan. Apa Prilly mundur? Apa Prilly menyesal? Sama sekali tidak. Bagi Prilly inilah yang namanya mencintai seseorang dengan tulus bukan hanya sekedar rasa kagum saja.

Li udah makan belum, jangan lupa makan ya ntar kamu sakit.

Li apa kamu sibuk? Aku main ke rumah kamu ya?

Ali kamu di rumah kan, ya udah deh aku ke rumah kamu aja deh.

Setiap hari mengirim pesan kepada Ali tapi sms yang dikirim Prilly satu pun tak di balas Ali, sesekali hanya balasan cuek yang diterima Prilly. Tapi Prilly masih kekeh terhadap tekadnya.

Kali ini Prilly memutuskan ke rumah Ali. Ia juga ingin ketemu sama Ali ya walaupun respon Ali tak enak bagi Prilly. Kini Prilly suah sampai di rumah Ali. Ia langsung saja masuk ke dalam rumah Ali, karna ia pernah sekali ke rumah Ali tapi ia langsung di suruh masuk sma Ali, toh rumah Ali tidak ada siapa-siapa.

"pasti Ali belum pulang deh"guman Prilly.

"masak aja deh siapa tau Ali kalo pulang laper, jadi bisa makan masakan aku"

Prilly berkutat dengan alat dapur. Untung di rumah Ali terdapat bahan makanan, jadi ia tidak perlu repot-repot beli ke mini market. Setelah berkutat di dapur, jadilah masakan Prilly yang mengugah selera. Ia memasak ayam goreng dan sup jangung. Semua makanan yang di masak Prilly tentu masakan yang Ali suka.

Ceklek.

"Pasti itu Ali baru datang. Tapi kok gak sendirian ya"guman Prilly.

Prilly memutuskan menuju ke ruang tamu untuk memastikan siapa yang datang. Tiba-tiba Prilly merasakan teramat sesak melihat Ali menggandeng wanita dengan mesra. Prilly hanya diam saja melihat Ali seperti itu.

"kok lo ada disini"tanya ketus Ali keheranan saat melihat Prilly ada di rumahnya.

"kan aku tadi udah sms kamu kalo aku mau ke sini, tapi kamu gak bales sms aku"

"ohh gue tadi gak liat hp"

"aku tadi udah masak makanan kesukaan kamu"

"makasih, tapi gue gak nyuruh lo kan buat masak"

"ihh honey aku capek berdiri terus"rengek Cinta.

"oh iya lupa ya udah yuk duduk sini"jawab Ali dengan lembut.

"kenalin ini Cinta pacar gue"ucap Ali yang memperkenalkan Cinta kepada Prilly.

Oke Prill lo harus kuat di depan Ali ucap Prilly dalam hati.

"dan ini Prilly TEMAN kantor aku Cin"ucap Ali yang memperkenalkan Prilly kepada Cinta.

Keduanya saling berjabat tangan. Tapi dari sorot mata Cinta kelihatan kalau ia tidak suka dengan Prilly. Prilly memperlihatkan senyum palsunya ke Cinta.

Oh ini yang namanya Cinta. Cantik sih tapi gak buat penampilannya. Baju aja kekurangan bahan dan make up nya aja menor banget kayak tante-tante jalang ucap Prilly pelan dan pasti tidak di ketahui oleh Ali maupun Cinta.

"honey aku laper pingin makan pizza"ucap Cinta manja.

Cih manja banget tuh orang umpat kesal Prilly pelan.

"oke delivery aja ya males kalo jalan sekarang"

"iya udah cepetan"

"oh ya Li tadi kan aku udah masak, di makan sekarang atau nanti"ucap Prilly.

"gue gak mau makan masakan lo ngerti"balas Ali angkuh.

"terus siapa dong yang makan"

"mana gue tahu. Buang aja sekalian kalo ga ada yang makan. Beres kan"

Cinta yang sedari tadi mendengar ucapan Ali dan Prilly hanya diam saja. Ia tidak tau apa hubungan Ali sebenarnya dengan Prilly. Kalau memang teman kenapa Ali begitu cuek dan angkuh terhadap Prilly.

"ya udah deh kalo begitu aku pulang aja Li. Biar masakan aku tadi di makan sama pembantu kamu, di buang aja juga boleh kok. Permisi"pamit Prilly dan meninggalkan rumah Ali.

Tetes demi tetes air mata Prilly sudah keluar dari persembunyiannya. Ia merasa menjadi cewek yang gak tahu malu yang dengan gampangnya di campakkan oleh Ali kekasihnya sendiri. Cih Ali saja tak menganggap sebagai pacar melainkan hanya TEMAN.

##

POV Ali

Aku sekarang berada di restoran bareng Billy. Aku mau bilang sama dia kalau aku sudah berhasil membuat Prilly jatuh cinta kepadaku.

"Bill gimana nih gue udah buat Prilly luluh sama gue"

"terus lo mau apa"

"gue mau putusin Prilly, ya walaupun gue udah angkuh sama dia. Gue gak enak aja sama Cinta"

"wait wait Cinta, baru denger gue tuh nama cewek"

"iya Cinta nama pacar gue. Sorry gue belum cerita sama lo. Nanti pasti kok gue kenlin ke lo, tenang aja"

"oke beralih ke Prilly, jadi lo mau putusin dia gitu, ya itu sih terserah lo aja"

"besok gue akan putusin si Prilly itu. Lo gak lupa kian sama perjanjian kita"

"perjanjian apa?"

"jangan sok bego lo taruhan kita kalo gue berhasil naklukin si Prilly"

"ahh Ali jangan deh. Gue ada cewek baru nih, masak gue gak ada mobil buat cengcengin dia sih"

"huhhh gaya lo sok-sok an taruhan sama gue"

"ya ya plisss Li"

"iya iya kasihan gue liat muka lo itu sok melas. Hahaha"

"thank's bro, lo emang sahabat gue paling ganteng"

"baru nyadar lo kalo gue ganteng"

"hmm mulai deh PD nya"

"btw siapa cewek yang lo maksud tadi"

"semoga deh lo bisa dapet tuh cewek biar gak jadi jomblo akut hahaha"

"gini-gini gue itu jojoba tahu"

"apaan tuh jojoba"

"jomblo jomblo bahagia hahaha"

Mereka tidak tau sedari tadi ada yang mendengar percakapan antara Ali dan Billy. Terlihat dari raut wajahnya yang menyimpan kesedihan yang amat dalam.

"lo kenapa sih Prill dari tadi diem mulu, ada masalah"tanya Audi yang melihat raut wajah Prilly yang berubah sejak mendengar percakapan Ali dan Billy. Ya yang mendengar percakapan antara Ali dan Billy adalah Prilly. Memang Prilly tadi di ajak Audi ke restoran dekat kantor. Tapi ternyapa malah Prilly menemukan fakta baru dari Ali.

"apa gue gak berhak untuk dicintai ya Di. Apa gue gak berhak untuk mencintai seseorang yang menurut gue sempurna di mat ague. Tapi mengapa orang yang gue cinta malah membuat luka. Sebegitu tak berharganya ya gue di matanya"

"gak lo berhak kok mencintai seseorang apalagi dicintai. Semua orang berhak merasakan Prilly. Tapi tergantung sama diri kita sendiri, apa mau berjuang terhadap perasaannya atau malah menyerah terhadap persaannya.

"makasih ya Di. oke gue akan berjuang sama perasaan gue"

"siapa sih Prill orangnya. Gue dari tadi bingung loh"

"maaf Di gue belum cerita sama lo. Pasti, nanti gue akan cerita kok sama lo, tapi buat sekarang gue belum bisa buat cerita sama lo"

"iy gak papa. Kayak sama siapa aja sih lo gitu banget sama gue"

"makasih Di, lo emang sahabat gue yang paling pengertian"

"baru tau lo"



Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang