part 15

11K 606 3
                                    

Happy Reading :)

POV Ali

Sejak mengantar Cinta pulang, perasaanku tidak enak, ada yang mengganjal. Pikiranku tertuju kepada Prilly. Apa Prilly sudah nyampek rumah ya? Apa dia baik-baik saja? Ah ngapain sih mikirin si cewek itu.

Di perempatan jalan aku tak sengaja melihat cewek yang tampaknya digoda sama preman. Ku lihat lagi dengan jelas, sepertinya aku mengenal sosok cewek itu. Aku putuskan untuk nyamperi cewek itu. Pasti dalam bahaya. Cewek yang aku maksud tadi adalah Prilly, aku melihat postur tubuhnya dan memang benar itu Prilly.

"Apa aku harus nolongin Prilly ya, ahh ngapain sih mikirin ego dulu, yang penting Prilly selamat"gumam ali.

BUUGH BUUGH

Kedua preman tersebut sudah kabur setelah aku hajar. Betapa terkejutnya Prilly melihat aku. Tapi aku cuek saja.

##

Sejak Ali menolong Prilly tempo hari, Prilly semakin bingung dengan perasaannya. Ia ingin menyerah, tapi di satu sisi ia masih cinta sama Ali. Ingin meneruskan cintanya kembali, tetapi Ali merasa tak peduli dengannya. Tapi Prilly masih ingan janjinya sama Audi, sahabatnya, jika ia mau berjuang kembali demi cintanya. Mau tak mau Prilly harus berjuang untuk mendapatkan cinta Ali.

"apa aku harus bersikap cuek ke Ali atau malah sebaliknya, jika aku bersikap cuek ke Ali, sama aja dong kalo aku gak berjuang mendapatkan cinta Ali"ucap Prilly

Gak Prill lo harus biasa saja jika bertemu Ali, anggap saja ini ujian buat cinta lo. semangat Prill ucap Prilly dalam hati.

"haii Prilly"teriak Audi saat memasuki ruangan Prilly, tapi orang yang ada di dalam tak mendengar teriakannya.

"hello Prilly gue di sini ngomong sama lo ya. Emang gue di sini setan apa. Prilly Prilly hei"tapi Prilly masih belum sadar jika ada orang di depannya.

"aha ague ada ide. Gue kerjain aja nih anak. Siapa suruh ngelamun, sampai ada orang cantik di sini malah dihiraukan"gerutu Audi.

Audi sudah siap-siap untuk mengagetkan Prilly, tapi sebelum Audi mengagetkan Prilly, Prilly sudah sadar dari lamunannya.

"loh Audi sejak kapan lo disini. Prasaan tadi gak ada yang ketuk pintu deh"heran Prilly.

"gimana lo tau, kalo kerjaan lo ngelamun aja. Sampai sahabat lo ini yang cantik bak princes ini sampai dianggurin"

"yeeee lo mah PD nya udah akut ya Di. maaf-maaf gue tadi gak kedengeran, suer deh hehehe"

"iya-iya gue maafin. Gue pengen curhat nih Prill"

"curhat apaan, Billy?"tanya Prilly.

"yapp tepat sasaran"

"ya udah curhat aja, gue gak ada waktu banyak. Masih ada kerjaan gue"

"iya gak lama kok. Tapi disini gue mau bilang kalo gue sama Billy udah jadian"

"haa yang bener lo, gila cepet amat Di. gak nyangka gue"

"emang gitu Prill kenyataannya"

"terus terus cerita dong Di"

"oke gue critain. Gue sih sempet gak percaya waktu Billy nembak gue. Dan itu pun gue gak bales langsung ucapannya. Gue bilang ke Billy, kalo gue butuh waktu buat nentuin jawabannya. Dan Billy pun setuju. Selang beberapa hari, Billy kasih perhatian lebih ke gue Prill. Jadi gue putuskan untuk menerima Billy. Karna dari sikapnya, Billy itu tulus sama gue"

"Lo beruntung Di. dicintai seperti Billy. Gue jadi iri sama lo, kapan gue bisa ngerasain jatuh cinta ke lelaki, dan lelaki tersebut juga cinta sama gue. Gue udh ngerasain yang namanya jatuh cinta, tapi cinta bertepuk sebelah tangan"ucap Prilly dalam hati.

"Prill lo dari tadi ngelamun aja sih. Ada masalah? Cerita dong sama gue"

"gak ada kok Di. oh iya longlast ya sama Billy. Gue juga ikut seneng jika sahabat gue ini udah nemuin pacar hahaha"

"makasih ya Prill. Lo emang sahabat gue paling top deh hahah. Ya udah gue keluar dulu ya, lanjutin aja kerjaan lo. maaf jika gue tadi ganggu lo"

"iya sama-sama. Apaan sih, lo gak ganggu kok"

Prilly pun melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti akibat memikirkan seorang Ali Syarief.

##

"honey temenin ke mall yuk"rengek cinta ke Ali.

"aduh Cinta aku ini sibuk, gak liat apa aku lagi kerja"tolak si Ali.

Memang Cinta sekarang ada di kantor Ali. Ia sering bekunjung ke kantor Ali, tapi jika ada maunya saja ia ke kantor Ali. Seperti saat ini ia merengek ke Ali untuk mengajaknya ke mall.

"ya udah kalo gak mau nganterin aku, aku pergi sendiri aja"ucap Cinta menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, layaknya anak meminta mainan ke orang tuanya. Mau tak mau Ali harus nurutin kemauan Cinta, jika sudah seperti ini.

"oke aku anterin"jawab pasrah Ali.

"yeaahhh makasih Ali"pekik girang Cinta.

Disinilah Ali dan Cinta di tempat makan yang cukup mewah. Setelah berbelanja dan keliling mall, Ali memutuskan untuk makan, dan kebetulan memang jam makan siang. Ali dari tadi tak begitu semangat, mungkin kebanyakan orang yang notabennya pacaran, pasti akan senang jika jalan berdua apalagi dengan orang yang di sayang. Tapi tidak dengan Ali, sedari tadi ia hanya melamun dan mengikuti kemana saja yang di mau Cinta, Ali hanya menuruti kemauan Cinta. Tak biasanya Ali seperti ini.

"honey kamu mau pesan apa?"tanya Cinta. Tapi tak digubris oleh Ali.

"hei honey,,honey,,Ali...."teriak Cinta.

"haa iya apa"jawab Ali gelagapan.

"kenapa sih dari tadi bengong aja malah aku dicuekin lagi"ngambek Cinta.

"gak ada apa-apa kok. Maaf kalo aku tadi nyuekin kamu"

"ya udah deh. Kamu mau pesen apa? Biar aku pesenin"

"samain kamu aja deh"

Setelah memesan makanan Ali dan Cinta ngobrol dan sesekali bercanda. Tapi obrolan mereka terhenti saat ada orang yang memanggil Cinta.

"Cinta"panggil seseorang yang memang mengenal Cinta. Cinta langsung menoleh ke sumber suara,  ia pun terkejut siapa yang memanggil dirinya. Ali yang sedari tadi melihat Cinta dengan muka yng terkejut, dan ia memilih diam.

"Aldo..."

"hai sayang ngapain kamu disini, sama siapa"sapa Aldo dan melirik ke arah Ali.

"em itu lagi makan aja sama temen"jawab Cinta gugup.

"awas ya kalo kamu tepe-tepe sama tuh cowok"ancam Aldo.

"apaan sih ya enggak lah. Kamu ini bisa aja"jawab Cinta. Ali yang sedari tadi mendengar percakapan Cinta dan Aldo hanya menahan emosinya. Ia tidak mau jika membuat kerusuhan di tempat umum. Ia juga menjaga image di depan umum.

"ya udah aku mau ke keluarga ya, gak enak kalo di tunggu"pamit Aldo ke Cinta dan Aldo tak lupa mencium kening Cinta sebelum pergi dari hadapan Cinta, ralat dari hadapan Cinta dan Ali.

Setelah kepergian Aldo. Ali langsung berdiri dari kursinya dan menggebrak meja, membuat Cinta kaget. Ali pergi begitu saja setelah menggebrak meja.

"Ali bisa aku jelasin semuanya,,honey"teriak Cinta. Ali menghiraukan teriakan Cinta dan segera mempercepat langkahnya agar terhindar dari Cinta.

#################

Hai aku come back. Setelah sekian lama aku ga update, akhirnya aku bisa update. Walaupun ceritanya agak absurd. Aku mau di part ini banyak yang vote atau comment minimal 30+. Kalo vote nya lebih dari itu aku bakalan cepet-cepet next di part selanjutnya. Makasih yang udaah nunggu cerita ku ini.

Salam

Della 

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang