part 16

10.2K 629 2
                                    

Sebelum baca yuk kasih vote dulu hehehe, biar semangat buat cerita ke part selanjuatnya :)

Happy Reading :)

Setelah kepergian Aldo. Ali langsung berdiri dari kursinya dan menggebrak meja, membuat Cinta kaget. Ali pergi begitu saja setelah menggebrak meja.

"Ali bisa aku jelasin semuanya,,honey"teriak Cinta. Ali menghiraukan teriakan Cinta dan segera mempercepat langkahnya agar terhindar dari Cinta.

#############

"Arrhhhhh,,lo itu maunya apa sih. Capek gue"teriak Ali dan menjatuhkan badannya di kasur. Ia lelah hari ini pekerjaan kantor yang membuat Ali mau tak mau harus lembur ditambah lagi dengan masalahnya dengan Cinta yang belum kelar. Ia memutuskan untuk beristirahat dan menstabilkan emosinya.

Sinar matahari tampaknya sudah berlomba-lomba untuk keluar dari persembunyiannya. Ali yang masih tertidur pulas mau tak mau harus bangun karena sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela kamarnya.

Setelah menjalankan ritualnya, ia keluar kamar dengan jas kebanggaannya. Ia terlihat fresh daripada kemarin. Ia berjalan ke meja makan, dimana di sana sudah tersedia makanan untuk sarapan. Jika kalian anggap Ali di sambut dengan bangganya oleh mama papanya, kalian salah. Bahkan yang Ali dapat hanyalah keheningan. Ia sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Jika Ali boleh memilih, mungkin Ali lebih memilih ingin miskin jika dibandingkan seperti ini. Ali boleh kaya tapi miskin akan kasih sayang, miris sekali hidup Ali. Dan itu kenyataan yang harus dijalani oleh Ali.

Setelah sarapan ia melajukan mobilnya ke kantor. Mungkin kantor seperti rumah kedua bagi Ali. Karna disinilah ia akan melupakan sejenak masalah-masalah yang ada. Tapi Ali ingin melupakan masalah, tapi masalah yang akan menghampiri Ali. Bagaimana tidak Cinta sudah ada di ruangan Ali dengan gaya angkuhnya.

"mau ngapain lo disini"ucap Ali dingin tanpa menengok ke arah Cinta dan memilih duduk di mejanya , ia malas jika berdebat dengan Cinta.

"aku mau menjelaskan yang kemarin. Itu semua gak seperti yang kamu lihat Li. Dia itu cuma masa lalu aku. Aku udah gak cinta sama dia, aku sekarang cintanya sama kamu bukan dia. Kamu percaya kan?"Cinta mencoba menjelaskan kepada Ali, tapi yang di dapat hanyalah keheningan karena Ali terfokus sama laptopnya.

"Ali kok kamu diam aja sih"

"pergi dari ruangan saya"usir Ali.

"gak aku gak mau keluar sebelum kamu maafin aku" Ali bangkit dari kursinya dan menghampiri Cinta.

"LO ITU DENGAR APA GAK HAH. PERGI DARI HADAPAN GUE. GUE GAK MAU LIAT MUKA LO LAGI. SEMUANYA SUDAH JELAS. LO MAU NGELAK APA LAGI HAH. LO ITU SELINGKUH DARI GUE, SELINGKUH. PERGI DARI SINI. KITA UDAH PUTUS SEKARANG, PUTUS. JANGAN HARAP LO MAU NAMPAKKAN WAJAH LO DI HADAPAN GUE"bentak Ali dengan muka murkanya. Cinta mendadak kaku setelah dibentak Ali.

"oke jika itu kemauan lo. gue gak akan lagi berurusan sama lo lagi. Thanks udah ngijinin gue masuk ke dalam kehidupan lo"balas Cinta dan langsung pergi dari hadapan Ali. Bagaimana pun Ali masih mencintai Cinta sepenuhnya, Cinta lah yang saat ini ia punya selain Billy. Tapi keadaan ini membuat Ali kehilangan Cinta. Jika boleh memilih, Ali akan mempertahankan Cinta untuk saat ini, tapi kesetiaan dalam hubungan itu harus ada, dan itu sudah prinsip Ali dari dulu. Apa ia tidak memikirkan, jika ia juga sama dengan Cinta, selingkuh dalam hubungan mereka, ia berpacaran dengan Prilly, ya walaupun hanya pacar bohongan.

Ali memijat pelipisnya, ia terlihat lelah dengan masalah yang dihadapi saat ini, apalagi akhir-akhir ini ia jarang dapat kabar dari orangtuanya, bukan Ali yang tidak ingin dihubungi oleh orangtuanya, tetapi orangtuanya sibuk dan tak bisa dikabari. Walaupun hubungan Ali dengan orangtuanya tidak harmonis, Ali masih menghubungi orangtuanya, ya walaupun dengan keterpaksaan. Bagaimana pun orangtuannya lah yang membesarkannya.

Ali memutuskan untuk untuk keluar kantor sekedar menenangkan hatinya yang kacau. Tak disadari sepasang mata yang melihat Ali saat keluar dari kantor. Ali memilih duduk di taman dekat kantornya, memang ada sebuah taman yang tak jauh dari kantor Ali. Taman ini biasanya sangat rame jika weekend, berhubung hari ini tidak weekend, taman ini tampak sepi, hanya ada beberapa orang saja yang berlalu lalang disini. Taman ini tampaknya sangat cocok dengan keadaan Ali saat ini, ia butuh menenangkan pikiran dan hatinya.

"boleh aku duduk disini?"tanya seseorang yang di samping Ali saat ini.

"hhmm"jawab Ali tanpa menoleh siapa yang ada di sampingnya dan tak mengeluarkan kata-kata selain berdehem. Orang itu tampaknya sudah duduk di samping Ali. Tidak ada obrolan di antara mereka.

"kenapa kamu keluar kantor Li?"tanya Prilly yang mencoba berbicara dengan Ali, ia siap jika respon Ali yang tak ia harapkan, ya yang saat ini duduk di sebelah Ali yaitu Prilly.

"ga papa"jawab singkat Ali dan melirik sebentar Prilly.

"kamu kelihatannya sedang ada masalah"

"kenapa lo keluar kantor, kan ini belum waktunya istirahat"tanya Ali yng mengalihkan pembicaraannya.

"ga papa, sebenarnya aku udah ga ada kerjaan lagi. Kerjaan ku udah beres semua. Terus aku tadi liat kamu dengan keadaan yang ga baik, lalu aku ikutin aja kamu, eh ternyata kesini" walaupun Ali sudah tak baik dengannya, bisa di bilang benci dengan Prilly. Tapi Prilly masih baik dengan Ali, ia sama sekali tak menunjukkan rasa bencinya terhadapa Ali, setelah apa yang Ali perbuat.

"em Prill apa gue boleh tanya sama lo"

"tanya aja kali, kenapa harus bilang sih"

"apa lo masih cinta sama gue?"

"emm itu Li maaf gue harus ke Audi dulu, ada hal penting yang aku harus kerjakan sama Audi"ucap Prilly bohong. Sebenarnya ia masih bingung dengan perasaannya, dan kenapa tiba-tiba Ali tanya seperti itu. Keadaan ini membuat Prilly bingung, jadi ia beralasan jika mau bertemu dengan Audi untuk menghindari situasi ini.

Prilly langsung bangkit dari kursi dan pergi dari hadapan Ali. Namun belum juga jalan tangannya sudah ditahan oleh Ali. Dan Prilly pun menoleh ke Ali.

"maaf..."ucap Ali yang tiba-tiba meminta maaf sama Prilly.

"minta maaf kenapa? Prasaan kamu ga ada salah deh Li"jawab Prilly. Ia tak mau jika Ali mengetahui bahwa rencana Ali dengan Billy sudah diketahui oleh Prilly. Lalu Prilly berlalu saja dari Ali, ia tidak ingin obrolannya semakin jauh.

POV Prilly

"apa lo masih cinta sam gue" Deg aku harus jawab apa sekarang, kenapa Ali tiba-tiba tanya seperti itu.

"emm itu Li maaf gue harus ke Audi dulu, ada hal penting yang aku harus kerjakan sama Audi"ku alihkan arah pembicaraannya dengan cara berbohong sama Ali. Aku bingung dengan perasaanku saat ini. Lalu aku pergi dari hadapan Ali. Tiba-tiba Ali mencekal tanganku, mau tak mau aku menoleh ke Ali.

"maaf..."kenapa Ali meminta maaf kepadaku, tak bisanya Ali seperti ini. Maaf adalah kata yang tidak pernah diucapkan oleh Ali. Catat itu, langkah sekali jika Ali minta maaf sama aku.

"minta maaf kenapa? Prasaan kamu ga ada salah deh Li"jawabku. Terlihat Ali diam saja dan tak membalas ucapanku, aku cepet-cepet pergi dari hadapan Ali. Aku tidak mau obrolan ini semakin jauh. Dan membuat keadaan yang tidak di inginkan.


Nih aku udah publish lagi, ga papa deh yang nge vote kurang dari yang aku harapkan :'(

Maaf jika ada typo, jangan lupa vote ya.

Salam

Della :)

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang