part 9

9.5K 642 0
                                    

Happy Reading :)

Prilly terlihat sedang buru-buru masuk ke kantor karna ia tak mau terlambat dan mengurangi kinerjanya di kantor. Prilly ingin karirnya lebih tinggi dari sekarang dan ingin menunjukkan pada semua orang kalau ia bisa membanggakan kedua orang tuanya terutama papanya yang sudah tenang di alam sana.

Prilly juga ingin membangun rumah baru yang layak ia tempati bersama Mama dan Raya pastinya. Kedua orang tersebut sudah menjadi prioritas utamanya saat ini. Dan ia juga selama ini bekerja keras, sehingga sekarang sudah menjadi bagian terpenting dalam perusahaan Ali tentunya. Kesempatan itu tidak dibuang sia-sia oleh Prilly, karna itu adalah sebuah pencaiannya selama ia bekerja.

"eh Prill kenapa lo buru-buru gitu, di kejar setan lo"tanya Audi yang tak sengaja bertemu di ruang kerjanya. Memang Prilly sekarang tidak seruang sama Audi, terlebih juga ia sama Audi beda staff atau bagian kerja.

"ini kerjaan gue numpuk Di, ya lo tau sendiri kan kerjaan gue kayak gimana"jawab Prilly yang masih mengatur nafasnya.

"biasa aja kali Prill ini juga masih belum masuk. Mentang-mentang lo udah gak seruangan gue lagi, lo nya jarang ketemu sama gue. Gue pengen cerita nih sama lo"

"bukannya gitu Di emang akhir-akhir ini gue itu lagi sibuk banget dan di tambah lagi gue tiap hari lembur kalo kerjaan masih numpuk. Emang lo mau cerita apa Di?"ucap Prilly yang memberi pengertian kepada Audi jika temannya itu salah paham dengannya. Prilly memang dituntut professional dalam bekerja tak jarang Prilly lembur demi menyelesaikan pekerjannya.

"nanti deh pas istirahat lo ke kantin ya, nanti gue cerita sama lo"

"ya udah deh nanti ketemu di sana ya. Gue keruangan dulu ya Di, dahhh"pamit Prilly dan menuju ke ruangannya.

Saat Prilly masuk ke dalam lift tiba-tiba pandangannya tertuju kepada orang yang ada di dalam lift, ya siapa lagi kalau bukan Ali yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Di dalam lift juga hanya ada mereka berdua saja, jadi suasana ini menjadi cangguh buat Prilly.

"Hai Li"sapa Prilly memecah keheningan di saat tidak ada yang memulai pembicaraan.

"hai Prill"balas Ali tanpa menoleh ke arah Prilly. Ia masih kesal dengan Prilly atas kejadian kemarin yang menunggu Prilly, tetapi yang ditunggu tak kunjung menampakkan diri.

"maaf Li jika kamu kemarin nunggu aku. Aku kemarin itu banyak kerjaan jadi aku harus lembur. Maaf jika aku sudah membuang waktumu hanya untuk menungguku"ucap Prilly yang memberi penjelasan kenapa kemarin ia tidak menemui Ali dan membuat Ali menunggu.

"iya aku maafin kok. Aku juga gak marah sama kamu, aku cuma kecewa kamu udah ngebuat aku nunggu. Lain kali jangan di ulangi lagi ya"pinta Ali lembut seolah-olah ia peduli sama Prilly sambil mengelus rambut Prilly yang dibalas dengan senyuman oleh Prilly.

"makasih Li. Udah maafin aku. Iya gak akan aku ulangi lagi. Ya udah aku ke ruanganku ya"pamit Prilly saat pintu lift sudah terbuka.

"iya semangat kerjanya"ucap Ali sambil mengacak rambut Prilly.

Ucapan Ali dan perlakuannya memang berbeda dengan hatinya. Jika mulutnya berkata manis tidak dengan hatinya yang memang tak menginginkan Prilly ada didekatnya mungkin ini cara Ali untuk menjalankan misinya.

**

Prilly kini bekerja dengan penuh semangat apalagi ia tadi mendapatkan semangat dari kekasihnya. Prilly sekarang beralih ke laptopnya karna pekerjaannya sungguh banyak dan ia harus menyelesaikan hari ini karna memang besok sudah deadline.

Setelah berkutat dengan laptopnya seharian. jam sudah menunjukkan waktu istirahat, ia juga ada janji sama sahabatnya untuk makan siang di kantin bareng dan tak lupa juga Audi yang ingin bercerita kepada Prilly.

Tak Pernah Ternilai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang