24. Salah paham

7.4K 432 24
                                    

Azam POV

Aku termenung di dalam kamar ku merutuki diriku yang terlihat bodoh dengan kelakuan ku tadi, bagaimana bisa aku berbicara seperti itu kepada nagia. Di lain sisi aku sangat merindukan nagia dan sisi lain aku pun malu dengan perasangka buruk ku. Menyesal itu datangnya memang terakhir.
kalau saja tadi Fauzan tidak memberitahu ku sesuatu yang memang dari awal aku memang tidak mengetahuinya mungkin sekarang aku masih berperasangka buruk kepada nagia.

Flashback on

"Ayok pulang kang" ucap fauzan setelah melihatku berubah ekspresi menjadi diam dan tubuhku tiba - tiba lemas.

"Baiklah" balasku singkat.

Akhirnya kami pun meningalkan acara pernikahan dan mulai menuju parkiran dimana motorku diparkirkan disana.

"Naik kang" perintahku pada fauzan kemudian ia pun mulai menaiki motorku. Kemudian aku pun menstater motorku dan mulai melajukan motor dengan kecpatan sedang.

Aku dan Fauzan masih sama - sama diam kami sedang sibuk dengan pemikiran kami masing - masing, tak ada yang mau memulai pembicaraan dan aku pun masih sangat malas jika harus membahas kejadian tadi.

"Kang" ucap Fauzan mulai membuka pembicaraan.

"Hmmm" gumamku.

"Kayaknya akang harus tau sesuatu" ucap Fauzan lagi.. jujur kali ini aku sedang tidak bisa berfikir dengan jernih dan seakan tidak bisa mengerti dengan cepat apa yang sedang Fauzan ucapkan sekarang. Sehingga untuk menjawab pernyataan Fauzan saja aku harus berfikir sejenak.

"Apa?" Tanyaku singkat, hanya itu yang bisa aku ucapkan.

"Soal pernikahan tadi.. Ane ngerasa ente lagi salah paham sekarang. Sebenernya ente baca surat undangannya ga sih?" Ucap Fauzan.

"Engga" balasku lagi - lagi singkat jujur kali ini aku sangat malas bicara dan lagian sekarang aku sedang menyetir mataku sedang fokus melihat jalan, otak ku masih berusaha keras memikirkan kejadian tadi, dan mulutku sedari tadi menjawab pertanyaan Fauzan yang datang bertubi - tubi ini. Mana bisa mulutku akan sinkron dengan hati dan fikiranku setelah banyak yang sedang aku pikirkan sedari tadi.

"Mana bisa ente suudzon ke orang sebelum ente bertabayyun terlebih dahulu, makannya sesuatu yang penting itu di baca bukan malah diabaikan begitu saja coba deh cek lagi emailnya. Yang tadi nikah itu kakaknya nagia bang Rizal bukan Nagia" omel Fauzan yang mungkin sudah geram dengan sikapku yang belum berubah ini.

Deg!!

Hatiku seketika berdebar dan mencolos mendengar ucapan Fauzan tadi aku susah payah menelah salivaku, tanpa disangka - sangka jadi selama ini aku yang salah paham disini. Memang tadi aku sudah mengetahui bahwa yang menikah itu bukan nagia tapi dengan ini Fauzan sudah mulai membukakakan masalahku dengan benar dan kini permasalahan sudah sangat jelas aku yang salah disini.

"Ya Allah.. Astagfirullah ane salah paham, jujur pas ane liat itu email ane udah kecewa duluan dengan judul emailnya dan otomatis ane agak males tuh baca emailnya tapi ane sudah susah payah berusaha mengikhlaskan nagia jika memang iya nagia yang nikah tapi sekarang kenyataannya bukan seperti apa yang ane kira dan nagia sudah terlanjur marah ke ane, jadi ane harus gimana?" Ucapku panjang lebar tiba - tiba moodku naik lagi ketika sudah mendengar kenyataan yang diucapkan Fauzan.

"Minta maaflah" balas Fauzan to the point.

"Caranya?" Ucapku datar.

"Iya itu sih PR ente, kalau ente berbuat salah sih ya ente harus berani minta maaflah" ucap Fauzan dengan penuh penekanan di kata 'PR'.

Anak Rohis Kok Pacaran??Where stories live. Discover now