9. Mabit [3]

8.9K 514 11
                                    

Study banding KHARISMA DENGAN SRISMA

**

Acara mabit (malam bina iman dan takwa) sudah setengah jalan
Setelah beristirahat dengan waktu yang di sediakan yang tearamat singkat ini para anggota harus pintar memanfaatkannya kami di beri waktu sekitar 4 jam untuk beristirat. Untuk akhwat panitia sudah menyediakan dua kelas untuk di tempati dan untuk ikhwan biasanya akan di tempatkan di masjid mengingat peserta akhwat lebih banyak dari ikhwan begitulah kira - kira alasan panitia.

Tok tok tok
"Assalamualaikum ukhty bangun kita mau lanjutin acara berikutnya" intrupsi seseorang di luar sana dari suaranya sepertinya akhwat.

Suara ketukan pintu yang amat keras menbangunkan kami dari tidur yang singkat ini, semua akhwat yang ada di ruangan ini mulai bangun kemudian membangunkan teman yang ada di sisinya.

"Rum bangun yuk kita harus ke aula lagi" ucapku sambil memukul pipi cabi rumi dengan lembut.

"Hmmm.. eeemmm" gumam rumi yang enggan dan malas sekali untuk bangun.

"Banguuun rum itu yang lainnya sudah nungguin kita lho.. ingat kita ini panitia mau di marahin kang Azam" ucapku menakut - nakuti rumi dan seketika nama kang Azam di sebut rumi dengan secepat kilat langsung bangun dari tidurnya, aku yang melihat reaksi rumi hanya terkekeh geli.

"Manaaaaa.. manaa kang Azam?? Mana?" Ujar rumi panik sambil mengedarkan pandangannya ke seleruh penjuru kelas.

"Ya allah rumi.. mana mungkin kang Azam ada di sini, this is imposible" ucapku sambil terkekeh melihat tingkah aneh rumi.

"Udah ah ayok nanti di tungguin, eitsss.. tunggu usap dulu tuh ilernya" ajak ku pada rumi sekaligus menggodanya, rumi hanya menampakan ekspresi yang susah di tebak antara jengkel, malu, dan ngantuk.

Kemudian kami pun keluar kelas untuk menuju aula.

"Ehh ini panitia masih di sini, lagi ngapain?" Ujar kang Azam ketika kami bertemu dengannya di setengah jalan menuju Aula.

"Yaa mau ke Aula lah" celetuk rumi pelan namun masih bisa terdengar aku langsung menyikut tangan rumi, kondisi rumi saat ini dalam keadaan sadar dan tidak sadar karna efek ngantuk mungkin.

"Rumi.. itu kang Azam" ucapku tepat di telinga rumi dan beberapa detik kemudian rumi membuka lebar - lebar matanya dan langsung menyadari bahwa itu kang Azam.

"Kenapa ukh?? Ukhty bicara sama ana? Ana kurang denger, coba ulangi lagi?" Ucap Azam mulai mengintimidasi dengan nada bicara yang dingin sedingin udara malam ini.

"Hah?? Apa?" Jawab rumi dengan polos dan sedikit kaget.

"Sudah - sudah, kang afwan atas ucapan teman ana sebaiknya kami langsung ke Aula acara sudah mau di mulai tidak enak juga sama yang lainnya. Assalamualaikum" ucapku meminta izin untuk mengajak rumi langsung pergi dari hadapan azam karna untuk menghindari hal - hal yang tidak di inginkan.

"Waalaikumsalam" samar - samar kang Azam menjawab salam kami.

—————

"Assalamualaikum wr.wb" ucap dua orang pembawa acara.

"Waalaikumsalam wr.wb" jawab kami serempak.

"Gimana dengan istirahatnya teman - teman?" Sapa pembawa acara.

Anak Rohis Kok Pacaran??Where stories live. Discover now