2. Ice man

15.5K 782 4
                                    

Pukul 15:00 WIB

Kriiinggg...kriiinggg

Suara bel pulang terdengar nyaring di telinga ku dan itu artinya kami sudah di perbolehkan pulang, yeye siapa sih yang ga kegirangan mendengar suara bel pulang bahkan aku sekai pun. Heh

"Baiklah anak - anak pelajaran saya cukupkan sekian bertemu lagi di pertemuan berikutnya, Assalamualaikum" ucap bu indri guru Matematika kami.

"Waalaikumsalam" ucap kami serempak.

Aku pun segera memasukan alat - alat tulis ku ke dalam tas, satu persatu teman - teman sekelas ku berlalu meninggalkan kelas ini kemudian bergegas pulang apabila sudah tidak ada lagi kegiatan Ekskul.
Kini hanya tersisa aku dan rumi.

"Ayo kumpulan pak ketu udah stand by tuh di sana nungguin anti" goda rumi pada ku.

"Hmm iya iya bawel" ucapku sekenanya.

"Yaudah aku duluan yah, ana tungguin di masjid" ucapnya semangat.

"Iya ukhty ku" godaku kemudian rumi pun menghilang dari hadapanku.

Duh kok jadi degdegan gini yah, si rumi pake acara ninggalin aku lagi. Eh tapikan tad aku yang suruh dia duluan dan kenapa sekarang jadi gini. Hmmm... Batinku!!

Aku putuskan untuk menemui ikhwan itu di depan kelas ku.
Ada angin apa dia nemuin aku gini paling nyuruh kumpulan secara dia kan ketuanya tapi.. Astagfirullah kenapa jadi suudzon gin yah. Hmm oke oke tenang wahai hati! Cerocos batinku.

"Ada apa akh?" Tanyaku, posisi antara kami cukup jauh sekitar 2 meter karna kami tau jika ada dua orang yang bukan muhrim berdua - duaan maka yang ke tiganya adalah setan nah maka dari itu kami tidak memperkenankan setan masuk di dalam obrolan kami maka biarlah jarak yang memisahkan kami berdua.

"Kumpulan yah!" Jawabnya dengan nada datar selalu saja begini.

"Iya mau kok, yaudah kalo hanya mau ngingetin kumpulan doang aku mau shalat dulu yah" ucapku sedikit ketus, senyuman yang mengembang tadi seakan - akan menghilang setelah kedatangan perkataannya tadi menemui ku hanya untuk mengingatkan kumpulan hanya itu tidak ada yang lain.

Aku pun berlalu di hadapan Azam dan kemudian pergi ke Masjid sekolah untuk melaksanakan shalat Ashar.

***

Taman

Sekarang kami sudah berada di taman bawah umtuk melaksanakan kumpulan, kumpulan kali ini akan menyusun kepanitian acara MABIT (Malam Bina Iman Dan Takwa) & KDI (Kajian Dinul Islam) panitia untuk kali pertamanya akan di pegang oleh kelas 10.

"Assalamualaikum baiklah untuk mengefisienkan waktu marilah kita buka acara kumpulan ini dengan mengucapkan lafadz Basmallah bersama - sama" ucap kang Azam ketua rohis plus ice man ku.

"Bismillahirahmanirrahim" ucap kami dengan penuh semangat.

"Sebenarnya akang ngumpulin kalian di sini akan membahas acara Mabit dan KDI, untuk yang pertama yang akan akang bahas ialah waktu pelaksanaan ada yang mau usul ga kapan kira - kira akan di laksanakan acara ini?" Tanyanya, ternyata kang Azam jika sedang berbicara di depan seperti orang yang sangat bersahabat sekali ramah, baik, dan murah senyum tapi kenapa jika bersama ku ia jadi dingin, cuek, acuh, dan nyebelin kenapa?? Anta memang manusia yang sangat misterius sekali. Ujarku dalam hati!

Setelah beberapa detik hening kemudian ada salah satu akhwat yang mengangkat tangan dan mengusulkan salah satu usul tanggal pelaksanaannya.

"Assalamualaikum maaf akang teteh kalo menurut saya gimana kalau tanggal 19 januari hari sabtu malam minggu" ucap akhwat itu.

"Gimana akang teteh setuju ga usulannya kalo ada yang mau usul lagi boleh tapi kalau tidak ada berarti kami ambil usulan yang pertama" jelas kang Azam.

1 menit.....
2 menit.....
3 menit.....

Tidak ada yang mau mengusulkan pendapat dan itu artinya kami sepakat dengan usulan yang pertama.

"Baiklah karna tidak ada berarti kami ambil usulan pertama dan Alhamdulillah untuk waktu pelaksanaan sudah di tentukan kemudian selanjutnya penyusunan kepanitian" jelasnya.

"Yang pertama untuk ketua pelaksana apa ada yang berminat sok boleh angkat tangannya" jelasnya lagi.

Kami pun hening tidak ada seorang pun yang mau mengangkat tangannya dan itu artinya mereka tidak bersedia jika ia mencalonkan dirinya sendiri sebagai ketua pelaksana.

"Tidak ada, yaudah jika tidak ada ana sendiri yang akan menunjuknya tidak ada penolakan ingat ini amanah dari ana" ucapnya tegas dengan penuh penekanan, memang ia adalah sosok yang tidak mau main - main jika sudah berurusan  dengan organisasi yang sedang di pimpinnya itu.

"Antum yah Rizal maulana jadi ketuplak" tunjuknya pada salah satu ikhwan yang ada di sini.

"Hah saya kang?" Ucap rizal dengan nada kaget.

"Iya, ingat tidak ada penolakan" ucap kang Azam dengan senyum miring di bibirnya yang penuh dengan arti tertentu kemudian riza pun mengangguk mengerti tapi lebih tepatnya sih mengalah atau menurut karna dia adalah ketua rohisnya. Hmm..

"Kemudian yang ke dua jika ada ketua pasti ada wakil dan seperti biasa jika ada yang minat anggkat tangannya" jelas kang Azam lagi - lagi.

Masih tidak ada yang mau menganggkat tangganya dan lagi - lagi Azam pun menunjuk seorang akhwat untuk menjadi wakil.

"Baiklah untuk ke sekian kalinya ana harus menunjuk salah seorang dan sepertinya ana akan menunjuk akhwat dan ia adalah Sarah" jelasnya.

"Saya yah kang?" Ucapnya sambil menunjuk dirinya.

"Iya tidak ada penolakan" ucapku sekenanya dengan senyum miringnya lagi.

"Dan kemudian yang ke tiga yaitu sekertaris seperti biasa jika ada yang minat maka acungkan tanggannya" jelasnya.

Masih saja tidak ada yang mau menganggkat tangganya.

"Baiklah ana saja yang akan menunjuknya lagi, ana ingin ukhty yah" jelasnya sambil menunjuk seorang akhwat ehh ralat magsudnya menunjuk ku hah? Aku di tunjuk sekertaris? Hmm baiklah akan ku coba walau berat.

"Insha Allah kang" ucapku sekenanya.

Kemudian proses pemilihan panitia pun berjalan hingga ke seksi - seksi, tidak ada yang mau mencalonkan dirinya sebagai panitia semua real dari tunjukan tangan ketua Rohis.

"Baiklah semua kegiatan sudah kita lewati, marilah kita tutup acara ini dengan membacakan lafadz Hamdallah bersama - sama" kami pun sudah berada di ujung acara.

"Alhamdulillahirabbil alamin" ucap kami serempak.

"Baiklah untuk para kelas 11 ke depan untuk musopahah" ucap kang Azam.

Kakak kelas kami pun sudah berada di depan kami berjajar dengan rapi kemudian ritual wajib setelah kumpulan rohis yang tidak mungkin ketinggalan ialah Musopahah, dengan musopahah mampu mempererat tali silaturahmi dan menciptakan ukhuwah fillah sesama muslim.
Kemudian satu persatu di antara kami meninggalkan taman ini.

"Langsung pulang yah" ucapnya singkat.

"Iyalah" jawabku tak kalah singkat.

"Yaudah aku duluan" ucapnya kemudian berlalu meninggalkan ku sendiri di parkiran.

Kemudian aku nyalakan si mico kesayangan dan melajukannya dengan kecepatan sedang kemudian berlalu menuju rumah kesayangan.

***

Alhamdulillah next chapternya sudah selesai *fyuh
Maafin kalo ceritanya gaje, hihi...

Regards

Fitriyani Syawaliah ❤

Anak Rohis Kok Pacaran??Donde viven las historias. Descúbrelo ahora