Anak Rohis Kok Pacaran??

12. ikhlas karna Mu

Cek mulmed ada visual cast Anak Rohis Kok Pacaran..

***

"Assalamuaaikum ukhty.." sapa Rumi sangat ceria padaku yang tengah duduk di kelas yang masih kosong.

"Waalaikumsalam ukhty salihah" jawabku tak kalah semangat.

Kini rumi mulai duduk di sebelahku dan memerhatikan setiap inci dari wajahku kemudian ia merasakan ada perbedaan
"Eitsss kok ana ngerasa ada yang aneh yah.." kini senyum cerianya mulai pudar bersama beberapa pertanyaan yang mulai menghujaniku satu persatu, ada raut kecemasan di wajah rumi.

"Mata kamu sembab abis nangis yah? Nangisin siapa? Ibu kamu sakit lagi? Abang kamu atau ayah kamu?" Ucap rumi yang mulai menerka - menerka penyebab mata sembab ku.

"Astagfirullah inget ya ukh ucapan adalah do'a.. Alhamdulillah semua anggota keluarga ku sehat dan abangku sedang melaksanakan sidang sekripsi" ucapku mencoba mengalihkan pembicaraan dan memang benar semua anggota keluarga sedang baik - baik saja bahkan sedang mendapatkan kabar bahagia karna kakak ku sedang melaksanakan sidang sekripsi.

"Jika keluarga ukhty memang sedang baik - baik saja, lalu apa penyebab mata sembab ukhty?" Ucap rumi yang semakin penasaran, ekspresinya yang sedang bingung sangat menggemaskan dan sontak saja aku hadiahi dengan kekehan geli.

"Kok ketawa sih? Katanya sedih tapi ketawa.. Aneh" ucapnya sambil mencibikan bibir tipisnya.

"Ukhty yang aneh.. orang lagi bahagia kok dilarang sih kan sedihnya sudah lewat ukhty" jelasku.

"Iya deh.. tapi kalau ana boleh tau ukhty sedihnya kenapa?" Ucapnya yang masih penasaran.

"Sebenarnya ana sudah tidak mau membahas masalah ini karna menurut ana semakin kita mengorek - ngorek masalah semakin sakit pula hati ana ukh.. tapi untuk ukhty apa sih yang engga.." ucapku masih dengan nada santai.

"Ana mencoba untuk mengikhlaskan Azam sekarang ana sadar bahwa Azam masih milik bersama dan ana sama sekali tidak mempunyai hak apa pun terhadap diri Azam jika memang ana dan Azam berjodoh Allah pasti akan mempertemukan kita kembali dan kalaupun tidak ana memohon kepada Allah untuk memberikan kami kehidupan yang bahagia dengan pasangn kami masing - masing..."

Ada jeda sedikit, aku mencoba menghelan napas dengan panjang dan mengeluarkan napas beratku.

"Sebenarnya ana juga bingung disebut apakah hubungan ana dengan Azam.. kami sama sekali tidak mempunyai ikatan namun saling memiliki dan sekarang ana merasa kehilangan, tapi ana janji ana bisa melewati masa - masa ini hanya perlu waktu untuk menetralkan semua keadaan seperti semula mengingat hubungan gaya kami tak sealay anak zaman sekarang
.. sekarang ana hanya ingin mendekatkan diri kepada sang maha cinta kemudian memantaskan diri ana" ucapku panjang lebar menjelaskan apa yang selama ini aku pendam sendiri hanya sendirian, rumi mengetahui hubunganku dengan Azam namun ia hanya sekedar tau dan tidak pernah menanyakan hal - hal yang terlalu dalam tentang ini dan aku tau rumi sangat kontra terhadap Pacaran namun aku juga bingung status apa yang pantas disematkan untuk ku dan Azam.
Jadi, sekarang ini pertama kalinya aku cerita tentang Azam kepada rumi.

"Meski ukhty tidak pernah menceritakan seluk beluk tentang Azam tapi ana bisa merasakan di posisi ukhty.. ukhty merasa nyaman jika bersama Azam dan ukhty rela menanggalkan status demi bersama Azam tapi di sisi lain ana harus menyampaikan suatu kebenaran ana senang ukhty sudah di berikan petunjuk oleh Allah bahwa yang namanya mendekati Zina itu tetap dosa ukh apapun namanya dan apapun statusnya karna dosa tak memandang status.. iya ana percaya Azam tidak akan lancang menyentuh ukhty tapi ana tidak yakin jika di antara kalian tidak ada yang berbuat Zina karna Zina tidak hanya bersentuhan badan, Zina dibagi menjadi berbagai macam ada Zina hati, Zina pikiran, Zina mata, dan lain - lain. Jadi saran ana ukh cobalah ikhlaskan dia dan yakinkan dalam hati ukhty bahwa pemilik tulang rusuk tak akan tertukar.. ingat ukhty jodoh pasti bertamu kalau memang cinta ia akan langsung menemui ayah ukhty bukan ukhty yang ia temui, ana yakin yang sekarang azam dan ukhty rasakan hanya nafsu birahi saja so keep hamasah ukhty!!" Ucap rumi menasehati dengan gayanya yang santai bukan sok menggurui dan aku suka itu.