19. Kabar pertama

6.9K 423 13
                                    

Acara criterion telah selesai diselenggarakan selama satu minggu dan Alhamdulillah semua bidang yang diperlombakan berjalan dengan lancar dan sukses tidak ada halangan yang berarti dalam berlangsungnya acara demi acara.

Azam POV

Sekarang aku sedang ada didalam kosan ku setelah tadi mengikuti mata kuliah dan kemudian memutuskan untuk langsung pulang ke kosan daripada keluyuran tidak jelas lebih baik memutuskan untuk pulang. Di kosan akan lebih baik untuk ku mengerjakan tugas jika kurang referensi biasanya aku akan pergi ke perpustakaan kampus atau membeli buku, yaaah seperti itulah rutinitasku selama di jakarta tak ada waktu lengah yang aku biarkan untuk bermalas - malasan karna target kuliahku hanya 2 tahun saja rasanya ingin segera kutuntaskan kuliah ini dan menyandang gelar SI setelah pendidikan ku selesaikan maka akan ku selesaikan juga masalah pribadiku begitulah konsep hidup yang ku buat, setelah menikah akan ku lanjutkan pendidikan ku dengan mengambil S2 tetapi aku pun harus bekerja karna begitulah tugas laki - laki sebenarnya mencari nafkah jika tidak akan ku beri makan apa anak dan istriku nanti??. Setelah lulus SMA memang aku sudah membuat rancangan untuk masa depanku nanti hidup memang sekali jadi manfaatkanlah, nasehat ibuku ini yang selalu ku pegang hingga sekarang tak lupa juga kata - kata mutiara Nabi Muhammad yang selalu terngiang - ngiang dikepalaku "kejarlah duniamu seakan - akan kamu akan hidup selamanya dan kejarlah akhirat mu seakan - akan kamu akan mati besok" sebenarnya kedua orang tua ku sanggup membiayai kuliahku tanpa harus mengambil 2 tahun pun mereka masih sanggup namun jangan tanya lagi pasti aku akan menolaknya. Aku tak mau membebani mereka cukup saja dari TK hingga SMA mereka membiayai ku tetapi kuliah biar aku saja yang mencari - cari beasiswa dan tepat sekali Allah mengabulkan do'a  dan usahaku aku mendapatkan SNMPTN ke Universitas yang sangat ku impikan. Latar belakang inilah yang menjadikanku pribadi yang sangat cuek, dingin, ambisius, dan seakan tak perduli dengan keadaan sekitar alasan kenapa aku cuek pada sosok yang bernama wanita ialah karna di islam pergaulan antara lawan jenis itu sangat dibatasi dan aku akan selalu menjaga pandanganku dari hal - hal yang membuat Allah marah padaku. Hanya ada dua sosok wanita yang sangat mengenal pribadiku yang hangat yaitu ibu dan adikku.

Aku sudah terbiasa membuat planing - planing atas kehidupanku di masa depan namun aku pun tak mau sombong manusia hanya bisa merencanakan Allah yang menentukan, begitulah hidup.

"Hey bro ente ngelamun aja, mikirin apaan??" Ucap farhan sambil menepuk keras pundakku mengagetkan saja entah dari kapan ia sudah ada dibelakangku.

"Eitssss..ente ngagetin aja" guramku sambil megusap - usap pundakku.

"Dari pada ente ngelamun aja kaya ga ada kerjaan" ucapnya tak mau kalah.

"Ada" ucapku singkat.

"Apa?" Tanya farhan penasaran.

"Ngelamun" ucapku datar niat ngelucu tapi nyatanya garing, udahlah aku memang tak ada bakat.

"Yaelah leluconmu mas garing garing bungkus bungkus" ucapnya yang memang ahli melucu, aku hanya diam melihatnya tanpa ekspresi.

"Memangnya ente lagi mikirin apaan sih?" Tanya farhan penasaran.

"Ohh ane tau, ente pasti lagi mikirin nagia kan?" Jawabnya, farhan memang orangnya heboh. Bingungnya kenapa aku yang cuek dan dingin bisa bersahabat dengan farhan yang heboh dan petakilan?? Allah memang Adil.

"Kok ente tau sih?" Tanyaku bingung mengapa farhan tau gia, memang farhan dan aku satu sekolah namun beda kelas dan aku pun tidak pernah menceritakan nagia pada farhan.

"Ane ga sengaja baca buku ente dan disitu ada nama cewe itu, engga mungkin kan itu nama pembantu ente??" Ucapnya selidik punya selidik.

"Hutsss jaga tuh ucapan ente, ikhwan kok suka bergosip" ucapku sedikit kesal karna ulah farhan yang kadang - kadang menjengkelkan.

Anak Rohis Kok Pacaran??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang