34. Quality Time

10.6K 467 40
                                    

"Mas..." sapa Nagia. Kini kami masih berada di kamar. Menikmati quality time di antara kita. Waktunya kangen-kangenan bersama istri.

"Hmm.." gumamku. Aku pun mengelus-elus rambutnya. Posisi kami sekarang sedang berbaring selepas tadi Nagia membaluriku salep.

"Mas kapan nyampe Bandung?" Tanya Nagia.

"Ba'da dzuhur" jawabnya.

"Kenapa tidak memberitahu ku sebelumnya?" tanya Nagia lagi.

"Sengaja.. biar surprise"

"Dan nyatanya Mas sudah terkejut karna kejadian semalam itu kan?" ucap Nagia mulai mengingat-ingat lagi kejadian itu.

"Maafkan mas" ucapku lirih.

"Hmm.. seharusnya aku yang minta maaf mas" ujar nagia.

"Engga.. engga.. karna keegoisan Mas ukhty jadi sakit hati"

"Sudah tidak lagi kok.. gia bisa maklum kalau mas cemburu" ucap gia bersamaan dengan seringai jahilnya.

"Uhh... istri mas terlalu percaya diri" ucapku tak kalah menggodanya. Ia pun terkekeh.

"Bagaimana dengan sekripsi Mas?" Tanya Nagia.

"Alhamdulillah tinggal penutup, mudah-mudahan tidak revisi" jawabku.

"Aamin, cepetan wisuda biar tidak LDR lagi" ia pun terkekeh.

"Siapa bilang?? Sesudah ini mas akan ngambil S2 di Jogja"

"Hah?? Yang benar saja?? Mas serius.."

"Mas?"

"Mas?" Aku menahan tawaku ketika melihat ekspresi wajah Nagia yang sangat lucu ketika sedang khawatir.

"Padahal bohong..." ucapku seketika itu juga tawaku langsung pecah dan Nagia cemberut melihat tingkahku.

"Tau ah, ucapan kan do'a mas" ucap Nagia sebal.

"Ya tinggal di Aaminkan saja" ucapku masih menggodanya.

"Terserah!!" Ia membalikan badannya membelakangiku.

"hmm ngambek.. uhh sayang" aku memeluknya dari belakang.

"Tau ah Mas.. lakukan saja apa yang Mas mau tanpa sepertujuan aku"

"Jangan-jangan mas sudah merencakannya"

"Sebenarnya aku ini apa?"

"Terserah mas!!" Nagia terus meracau tak jelas, aku sengaja membiarkannya supaya dia merasa lebih lega.

"Sudah lega ukh??" Tanyaku namun tak ada jawaban dari Nagia.

"Hmm, itu hanya planning dari kegilaan Mas saja. Tapi kalau istri mas ini tidak memberikan izin ya berarti Mas akan kuliah di Bandung saja" jelasku.

"Tapi kenapa harus jauh-jauh sih mas? Kemarin di Jakarta sekarang mau ke Jogja kenapa tidak sekalian ke Amerika saja mas biar jadi bang toyib yang tidak pulang-pulang" ucapnya sambil terisak, aku semakin mengeratkan pelukanku.

"Lho kok nagis lagi sih?? Ini kan hanya planning saja ukh. Iya iya kuliah di Bandung, mana tega mas ninggalin istri mas lama-lama.." jeda sejenak.

"Lagian waktu dulu mas mutusin kuliah di jakarta kan karna ukhty" aku pun melanjutkan ucapanku dan ia pun membalikan badannya kembali. Sepertinya ia mulai tertarik dengan pembahasanku kali ini.

"Hah? Ohh, jadi mas mau menghindari aku" kening Nagia mengkerut meminta penjelasan dariku.

"Bukan seperti itu ukhty.. tapi mas mencoba mengikhlaskan ukhty jika memang kita tidak jodoh, waktu itu mas pun mencoba meyakinkan hati Mas bahwa memang jodoh itu tidak akan kemana. Ukhty inget kan kejadian salah paham itu?? Pada saat itu Mas bimbang hati mas tidak karuan bahkan tidur pun tak nyenyak, mas hampir di bodohi dengan perasangka buruk yang mas buat sendiri. Istilahnya senjata makan tuan. Tapi Allah berkata lain, mas masih di berikan kesempatan. Dan di hari itu pula mas mencoba meyakinkan ke dua orang tua mas untuk meminang ukhty. Dan Alhamdulillah di sinilah sekarang kita berada dengan ikatan Halal yang masya Allah asyiknya" di akhir perkataanku aku pun terkekeh ketika mengingat kembali kejadian masa lalu.

Anak Rohis Kok Pacaran??Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt