Epilog

74.4K 7.6K 1.2K
                                    

Kim Taehyung baru saja meletakkan apronnya dan berjalan memasuki atelier*.

(*Ruang kerja pribadi)

Hari ini lelaki itu akan menghabiskan seharian penuh di tokonya dan kemungkinan kecil tak ada satu menit waktu istirahat setelah ini.

Taehyung menghela kecil namun sedikit tersenyum saat ada satu pesan masuk dari Sewool.

Apa pekerjaanmu sudah selesai?

Ya, hanya beberapa menit untuk menghubungimu. Apa kau sudah makan bekalmu?
Balasnya terlampaui antusias.

Belum.
Tidak ada yang kusentuh. Aku sedang ingin makan Tteokbokki

Matanya membelalak mendapati rentetan pesan dari Sewool. Jari-jarinya langsung bergerak di atas layar.

HEI!!!
CEPAT HABISKAN BEKALMU. SEKARANG!!!

Ponselnya kembali bergetar.

Aku ingin muntah. Terlalu banyak makan buah dan sayuran juga tidak baik.

Matanya yang sipit terbuka lebar. Ia mengetik lagi.

APA KAU GILA?

Selama beberapa menit Taehyung tidak mendapat balasan dari Sewool. Dengan cepat pria itu menekan panggilan nomor dua dan menempelkan ponselnya ke telinga.

"Hei, kau! Cepat makan bekalmu!" serang Taehyung bergemuruh saat panggilannya terhubung.

Tapi aku ingin makan tteokbokki.

"Aku tidak perduli. Kau harus tetap makan bekalmu!"

Tolong temani aku nanti malam.

"Tidak."

Kumohon.

"Tidak."

Kalau begitu aku akan pergi dengan orang-orang di teater. Mereka mengajakku keluar untuk beli tteokbokki.

"APA?"

Iya. Katanya mereka ingin makan tteokbokki .

"TIDAK BOLEH."

Ah, padahal aku sudah mau berangkat.

"Hei, jangan kemana-mana. Tunggu aku. Aku akan ke sana."

Untuk apa?

"Mengurus surat pemberhentian kerja."

Kenapa?

"Kenapa? Kau masih tanya kenapa? Kau membawa anakku bersamamu dan memberinya makan sesuka hatimu. Tidak akan kubiarkan!!"

***

Sewool meletakan ponselnya di kursi penonton dan membetulkan letak kotak makan di pangkuannya.

Ini bulan Desember yang menyenangkan. Membuat lelucon yang menurutnya lebih baik ketimbang hadiah santa.

Apalagi kalau bukan mengganggu Taehyung.

Tentu, ini juga jauh lebih menyenangkan daripada mendapat ciuman gratis setiap hari dari lelaki itu.

"Heh, ibu hamil. Sudah belum makannya? Masih ada pekerjaan. Naskahnya juga kenapa tiba-tiba jadi berantakan?"

Mata Sewool menyorot Jungkook yang berdiri sambil bertolak pinggang.

"Aku yang hamil kenapa kau yang marah-marah, sih."

"Masalahnya di sini, aku jadi pemain tanpa bayaran. Aku tidak suka ada adegan mesra."

You Are the Pastry of My EyeWhere stories live. Discover now