Permainan

63.6K 7.9K 466
                                    

Ada pepatah tua yang selalu aku ingat: kamu tidak akan bisa kalah dalam sebuah permainan jika kamu tidak memainkannya.

- William Shakespeare, Romeo and Juliet

.

Almond, pistachio dan coklat chaud bercampur jadi satu. Aromanya memenuhi sudut dapur.

Bagi kebayankan pengunjung ini adalah satu ramuan paling ajaib yang Taehyung miliki.

Menarik pelanggan tidak cukup mudah kecuali kau menciptakan sesuatu yang berbeda.

Pria itu terus menyusun tiap potongan macaroon untuk dibawa ke etalase dan menggoda semua orang untuk mampir berkunjung.

Tanpa melakukan ini, seharusnya Taehyung tahu, tokonya takkan pernah sepi pengunjung.

"Aku sudah tahu. Sewool menceritakan semuanya padaku. Sekarang aku tidak tahu, aku harus berpihak pada siapa."

"Dia cerita?"

"Semuanya. Bagaimana kalian bertemu dan menikah. Bahkan aku tahu, setelah tanganmu sembuh kalian akan bercerai."

Lalu Baekhyun menyesap kopinya. Taehyung menghentikan pekerjaanya. Pria itu berjalan mendekat dan menjatuhkan bokong ke kursi di dekat Baekhyun.

"Aku sendiri juga tidak tahu kenapa sampai sejauh ini. Kau tahu hyung, ibu tidak bisa ditolak."

"Ya, tentu saja keinginan ibu tidak bisa ditolak. Tapi apa kau memikirkan bagaimana perasaannya?"

"Aku tidak akan membiarkannya pergi sebelum dia mencicipi hasil karyaku."

"Kau memaksa seseorang untuk mencicipi pastry-mu? Luar biasa." Baekhyun hampir bertepuk tangan.

"Kau lihat saat acara makan malam waktu itu. Dia jelas-jelas menolak kue-ku."

"Dia kan sudah bilang tenggorokannya sakit."

"Memangnya apa yang kulakukan? Pastry-ku tidak mungkin menghancurkan tenggorokan seseorang."

"Tanganmu sudah lebih baik, kan? Sling arm-nya juga sudah dilepas. Jadi sampai kapan mau pura-pura?"

Mendapat pertanyaan begitu, mendadak suara yang akhir-kahir membuatnya takut setengah mati menyergap masuk.

Aku ingin cerai. Setelah tanganmu sembuh, ayo kita bercerai.

Oke! Anggap saja dirinya sudah tidak waras.

"Tidak. Tidak akan kuberitahu sampai dia mencicipi apa yang kubuat." putus Taehyung geram.

"Baiklah. Aku tidak bisa memaksamu."

"OPPA!"

***

"Ah, benar-benar ... kalian tidak tahu kalau hati wanita itu seperti kertas, kalau terbakar maka tidak bisa kembali."

Hari ini Dahyun sengaja mengunjungi toko kakaknya untuk mencicipi sedikit makanan manis.

Tetapi setelah tahu satu kenyataan. Ia jadi marah dan melupakan niat awalnya.

"Ya, dahyun-ah dengarkan aku."

"Kau juga, Baek oppa," Dahyun menunjuk Baekhyun tegas, "harusnya sebagai seorang kakak kau bisa memberi contoh pada adikmu."

Belum berhenti di situ. Dahyun mengacak rambutnya frustasi.

You Are the Pastry of My EyeWhere stories live. Discover now