Menikah?

81.1K 9.6K 1.2K
                                    

Saat kau memutuskan membenci seseorang, kau harus bersiap jika suatu hari kenyataannya akan berubah 180 derajat. Bisa saja orang yang sangat kau benci itu adalah orang yang akhirnya kau cintai.

- Kim Eun Jeong, So I Married The Anti-fan

*

Nayeon tertawa, "Jadi sekarang kau pembantunya?"

"Dan pesuruh," tambah Sewool.

Sudah seminggu terakhir Sewool mengurus semua yang Taehyung butuhkan. Bahkan ia harus rela tinggal di apartemen lelaki itu. Ia mengatakan pada orangtuanya bekerja di luar kota.

Taehyung menyediakan kamar tamu untuknya. Ia Bangun pagi dan tidur hampir tengah malam. Taehyung juga tanpa perasaan menyuruhnya tidur setelah lelaki itu tidur.

Sial. Bahkan Taehyung tidak lebih menyebalkan dari bosnya dulu.

Pria itu gila.

Ini gila. Dan dia mungkin bisa saja ikut gila.

Tentu saja.

"Dia terus menyuruhku melakukan ini itu. Membuatkan sarapan, membersihkan rumah, mencuci pakaian. Apa-apaan. Katanya dia koki ternama, orang kaya, punya segalanya tapi kenapa tidak membawanya ke laundry saja." Sewool mengangkat gelasnya, "Dan sebelum aku datang. Rumahnya benar-benar kacau. Berantakan."

Setelah itu Sewool menyesap kopinya pelan-pelan. Sementara Nayeon masih menatap Sewool khawatir. Dalam sekejap, pria bernama Taehyung membuat Sewool jadi lebih cerewet. Ia merogoh saku mantelnya yang tergantung di sandaran kursi kemudian menyerahkan satu bungkus vitamin C.

Sewool mendongak. Ia menatap Nayeon tak mengerti.

"Kau bilang vitaminmu habis. Kau belum membelinya, 'kan? Jangan sampai sakit." Suara Nayeon terdengar parau.

Mengerti, Sewool langsung tersenyum. Sungguh ia tidak ingat sama sekali kalau vitaminnya habis. Empat hari yang lalu ia memang mengatakan pada Nayeon akan membeli vitamin tapi semua terlupakan ketika Taehyung terus menyuruhnya melakukan banyak pekerjaan.

"Terima kasih," katanya meraih vitamin itu dan memasukannya ke saku mantel.

"Apa rencanamu selanjutnya?" Nayeon kembali membuka suara.

Rencana selanjutnya?

Tentu saja menjadi pesuruh Taehyung sampai lelaki itu benar-benar sembuh total.

Tapi Sewool justru menggeleng pelan. "Aku juga tidak tahu."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Well, beruntungnya Wonwoo tahu segalanya. Ia membebaskanku dari pekerjaan. Tapi dua bulan lagi ada pementasan di dekat Incheon. Aku harus menyelesaikan naskahku."

Samar-samar Sewool mendesah. Nayeon ikut mendesah. Kasian sekali temannya.

"Maaf karena tidak bisa membantu," sesal Nayeon penuh perhatian.

Sewool memaksakan seulas senyum. "I'm okay."

"Tapi bukankah perbannya bisa dilepas satu bulan lagi? Kau yang bilang sendiri," tanya Nayeon.

"Ya. Itu kemungkinan kecil. Kau tahu, kadang dokter suka membesarkan hati pasien." Gadis itu mengangkat bahu. "Tapi kuharap itu kenyataanya."

Mereka sama-sama terdiam, sama-sama menyesap kopi dan kembali pada pikiran masing-masing.

***

"Kim Taehyung, cepat jelaskan pada ibu siapa gadis itu? Kenapa dia bisa tinggal di sini? Dia kekasihmu? Dan ada apa dengan tanganmu?"

You Are the Pastry of My EyeKde žijí příběhy. Začni objevovat