Wanita is...

62.5K 7.9K 1K
                                    

Mau diteliti sebanyak apapun, wanita tetap seperti makhluk yang 'baru'

-Leo Tolstoy

*

Sewool menyadarkan punggunya ke kursi rias. Pelan-pelan ia menyeruput kopinya yang masih panas. Pikirannya melayang-layang.

Benarkah aku sudah menikah?

Kenyataan pahit. Telak. Tidak bisa menolak.

Rasanya Sewool ingin menangis karena tidak bisa menampik kenyataan bahwa dirinya telah menikah dengan Taehyung. Kepalanya berdenyut lagi.

Hari ini sudah terlalu banyak Sewool memikirkan pria yang katanya terkenal, yang katanya punya masakan enak, yang katanya punya tangan master, yang katanya Pâtissier ternama. Yang katanya sudah menikah ... dengannya.

"Han Sewool, bisa gantikan peran utama? Hanya untuk hari ini."

Sewool memutar tubuhnya begitu Wonwoo masuk ke dalam ruang rias.

"Kenapa harus?"

"Ya... karena hanya kau yang hafal naskahnya."

Tidak ada pilihan lagi. Katanya kedua pemeran utama terlibat cinta lokasi dan hari ini mereka sedang pergi membeli cincin pernikahan dan hunting pakaian.

Lucu. Cinta lokasi. Wow.
Dasar si pemeran utama yang merepotkan.

"Dengan Jungkook ya." Tambah pria itu sebelum pergi.

***

Hal-hal yang sebelumnya Sewool hindari justru terjadi. Jungkook ada di depannya tersenyum sama seperti hari-hari biasa.

Dia tampak baik-baik saja. Moodnya meningkat saat ku tolak atau memang dia terlahir dengan mood yang bagus. Pikir Sewool sambil menghayati apa yang Jungkook katakan.

"Kau bisa pergi denganku dan lupakan dia."

Intonasi Jungkook begitu membaca percakapan naskah membuat semua orang di teater menganga. Sewool juga sama baiknya dengan Jungkook.

Luar biasa. Wonwoo berdecak kagum dari kursi penonton.

"Aku... mungkin ini sulit untukmu. Tapi percaya saja saat kukatakan ini yang terbaik untuk kita." Sewool menggenggam tangan Jungkook lembut.

Jungkook menundukan kepalanya lemah. "Kumohon."

Sewool menggeleng. "Kalau aku... kalau aku tidak bisa dengannya."

Seketika kepala Jungkook kembali naik. Sementara semua orang yang menonton menunggu dengan tenang. Beberapa dari mereka menggigit bibir gugup.

"Aku akan bersamamu. Yang terbaik saat aku bersamamu." lanjut Sewool tulus.

Jungkook melempar tatapan tak percaya. Mereka berdua yang berada di panggung berhasil menghipnotis semua penonton kecuali seseorang yang baru masuk lima menit lalu. Wajahnya terlihat murung.

"Tuan Puteri, bisa kau katakan kalau ini bagian dari sandiwaramu dengan Raja?"

Sewool menggeleng. Tangannya perlahan naik menyentuh pipi Jungkook. Mata mereka menyatu.

"Tidak ada. Kau bisa katakan ini lelucon. Tapi tidak. Tidak ada lelucon. Tidak pernah ada."

Perlahan-lahan dua sudut bibir Jungkook membentuk lengkungan tipis. Pria itu mengambil tangan Sewool di pipinya.

Ini saat yang di tunggu-tunggu. Mereka yang duduk di kursi penonton tegang dan ingin menanti kisah berikutnya.

Kini Jungkook yang berganti menyentuh pipi Sewool. Dengan sangat hati-hati pria itu mendorong kepalanya mendekat.

You Are the Pastry of My EyeWhere stories live. Discover now