Cemburu

59K 8K 866
                                    

"Aku masih harus praktek. Kau sudah lulus bahkan sudah bisa membuka tokomu sendiri. Karyamu dikenal di mana-mana. Sementara aku ...."

Mendengar Seulgi mendesah putus asa, Taehyung tersenyum sambil mengusap pundak Seulgi menyalurkan semangat.

"Tidak buruk. Ini masih bisa diperbaiki."

Sementara itu Sewool berusaha memperingati dirinya sendiri bahwa ia tidak merasa keberatan sama sekali. Ia terus duduk diam di kursi pantry dan menyaksikan dua orang yang sibuk pada hal yang sama-sama mereka sukai.

Setelah pertemuan Taehyung dengan teman lamanya---Kang Seulgi, gadis itu mengajak mereka untuk berkunjung ke rumahnya. Sewool hampir menolak kalau saja Taehyung tidak langsung berkata 'ya'.

Sekarang ia hanya terlihat seperti remahan kripik kentang di sudut dapur.

"Yang ini masih harus diperbaiki sedikit."

"Apa aku harus mengurangi gulanya?"

Sewool menangkap dengan jelas suara Taehyung yang begitu lembut. Apa Taehyung pernah bicara sebegitu lembut padanya?

Pernah!

Dia memang jagonya gombal. Si nomor satu pria tukang gombal.

Taehyung mengangguk sambil tersenyum. "Oh. Sorry. Tapi ada krim di pipimu."

"Bisa tolong ambilkan. Tanganku kotor."

Tanpa berkata apapun, Taehyung bergerak lambat mengusap pipi Seulgi. Matanya melirik sedikit ke arah Sewool.

"Thanks."

"Apapun untukmu."

Sementara itu Sewool nampak jengah. Gadis itu menumpu pipinya dengan sebelah tangan. Kadang-kadang ia mengalihkan perhatian dengan memainkan ponsel.

Dalam hati, ia terus memperingati dirinya bahwa Taehyung bukan orang yang harus dijadikan prioritas. Jadi ia tidak akan cemburu.

"Bukan begitu caranya. Supaya adonannya sempurna kau harus mengaduknya hati-hati." Taehyung mengambil sendok pengaduk dari tangan Seulgi.

Setelah selesai memperagakan cara mengaduk adonan yang pas, ia mengembalikan pengaduk itu pada Seulgi.

Sekali lagi Taehyung menatap secara terang-terangan pada gadis yang masih asik dengan smartphone di atas kursi.

"Apa di sini ada kamar mandi?"

Tanya Sewool tiba-tiba membuat sesuatu dalam diri Taehyung mendidih. Mata mereka bertemu hanya dalam waktu singkat.

Ada keangkuhan dalam mata gadis itu. Tetapi yang membuatnya ingin meledak adalah Sewool yang terlihat baik-baik saja.

"Oh, kamar mandinya di sebelah sana. Kau hanya perlu lurus lalu belok kiri."

"Oke thanks. Omong-omong, kalian ...," Sewool memberi jeda. Membagi tatapan pada kedua orang di sana, "... kelihatan cocok."

Setelah kepergian Sewool, Taehyung mendengus keras hingga membuat Seulgi berpindah beberapa senti dari tempatnya.

"Ada apa?"

Wajah Taehyung berubah seratus delapan puluh derajat.

"Kang Seulgi, bisa kau bantu aku?"

"Apa?"

***

"Sewool, kenapa di sini?"

Seulgi menemukan Sewool duduk di kursi dekat taman kecil di rumahnya. Yang ditanya hanya tersenyum.

"Bisa kau bantu Taehyung menyelesaikan kueku? Aku harus pergi ke toko bahan kue. Sebentar."

You Are the Pastry of My EyeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora