Chapter 44 : Who is 400231? "Komando Pasukan Garuda Jaya" ( End )

5K 109 6
                                    

Cerita Sebelumnya . . . . .

Hari ini mereka harus berkumpul ke markas ada pengarahan dari Panglima melalui video conference, pukul 9. Untuk kali pertama sejak sebulan yang lalu Bayu berserta yang lainnya mengenakan seragam dinas yaitu PDL lengkap dengan baret masing – masing korps. Nabilah melihat dengan kagum ketika Zelado mengenakan seragam loreng apalagi dengan baret merahnya yaitu Kopassus. Kini tampak berbeda dari sebelumnya yang biasanya hanya mengenakan kaos atau baju kemeja celana hitam dilapisi dengan jaket atau rompi saja.

"Nabilah aku berangkat dulu ya......" Kata Zelado.

"Iya hati – hati Mas." Kata Nabilah tiba – tiba Cupsssss.......... Nabilah mencium pipi kanan Zelado.

Seketika mereka terdiam, lalu Nabilah mengalihkan pandangannya ke arah lain seperti salah tingkah.

Bagaimana cerita selanjutnya?????

"Eh, maaf." Kata Nabilah dengan salah tingkah. "Lupakan saja." Sambungnya dengan wajah merah malu.

Zelado hanya terdiam lalu tersenyum.

"Sudah berangkat Mas, ditunggu lho sama Mas Bayu." Kata Nabilah mengalihkan.

Zelado hanya mengangguk.

Lalu ia berlari menuju ke truk. Untuk kali ini yang mengemudi adalah Zelado. Ada delapan truk dan satu truk digunakan untuk mengangkut senjata. Nabilah melihat dari ambang pintu rumah.

"Ehem........." suara seseorang dari belakang Nabilah.

"Eh, Teteh Melody." Nabilah terkejut setelah membalikan badannya ternyata ada Melody yang datang bersama dengan Shania, Kinal, dan Yessa.

"Liatin siapa hayo????" tanya Melody sambil meledek.

"Nggak liatin siapa – siapa kok." Jawab Nabilah mengelak.

"Cieee.......cieeee............." ejek Kinal, Shania, dan Yessa bersamaan.

"Mas Zelado, gimana?" tanya Shania sambil mengejek."Nih, buat kamu Mas, roti bakar dan susu hangat, silahkan dinikmati." Shania mengulang ucapanya Nabilah.

"Apaan lagi sih." Balas Nabilah judes.

"Kalo marah berarti........." ejek Kinal.

"Berarti apa?" tanya Nabilah.

"Kamu suka sama Mas Zelado." Ejek Kinal.

"Ah, biasa aja." Nabilah mengelak.

"Udah- udah, kita hari ini mau belanja untuk persediaan hari ini. Sekararang salah satu ambil kunci mobil." Ajak Melody. "Mau ikut nggak Bil?" tawar Melody.

"Ikut ah, bosen di rumah terus." Jawab Nabilah.

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan di sebuah pasar untuk membeli persediaan untuk hari ini. Tampak berbeda seperti biasanya, pasar sepi karena situasi yang sedang kacau.

Di Mabes TNI . . . . .

Para prajurit TNI dan Polri sedang berkumpul di Mabes TNI guna mengikuti pengarahan dari Panglima melalui video confference mengenai rencana penyerangan ke pangkalan musuh di Singapura tiga hari ke depan. Hari itu Mabes TNI terlihat banyak Tentara dan Polisi yang berjaga – jaga apabila ada mata – mata dari FCDPAA akan kebocoran rencana. Memang ada orang dari bangsa sendiri yang dibayar oleh FCDPAA untuk menjadi mata – mata dari mereka itulah yang disebut dengan pengkhianat bangsa.

Seusai pengarahan, mereka tetap bersiaga di markas guna persiapan dari segi materil, personil, logistik, dan sebagainya. Berbagai macam persenjataan mulai dipersiapkan, dari senjata ringan hingga senjata berat. Malam harinya, Mayor Bayu beserta yang lainnya pulang ke rumah. Sebelumnya rumah Melody hanya rumah besar luas, kini berubah bagaikan markas kecil bagi mereka.

World At WarKde žijí příběhy. Začni objevovat