"kamu belum mandi kan? Mandi sana trus nonton lagi diruang tengah daripada dikamar aja" ajak Alex dan langsung dianggukan 'iya' oleh Jany

Sebenarnya Alex mengajak Jany untuk menghindari pembicaraan yang belum sempat terselesaikan antara Jany dan bunda tadi. Alex mewaspadai hal itu, makanya Alex langsung mengajak Jany bagaimanapun juga harus jauh dari bundanya.

*****

"ka Alex? Ayo turun sini, acaranya udah mau mulai nih" teriak Jany dari ruang keluarga saat Alex tak kunjung turun juga dari kamarnya

"iya bentar, lagi ngirim e-mail dulu" balas Alex juga dengan teriak.

"cepetan"

"iya baweel ini udah turun" Alex menuruni tangga dengan ponsel yang masih ditangannya

Jany terus memerhatikan Alex yang sedang berjalan menujunya saat Alex nampak tak mengalihkan kedua matanya dari layar ponsel tersebut, saat itu juga Jany terus memerhatikannya diam-diam.

"Iya haloo?" kata Alex mengangkat telponnya dan menghempaskan dirinya di sofa samping Jany

"....."

"Gue dirumah." kata Alex sambil melirik Jany sebentar dan Jany yang kedapatan sedang memerharikan Alex buru-buru mengalihkan matanya ke layar Televisi

"....."

"Iya file dokumen sketsa yang untuk proyek itu udah gue kirimim ke Pak Hadi."

"....."

"ya udah lo ambil aja dirumah gue, yang gambaran kasarnya udah gue siapin kemaren. "

"....."

"oke. Gue tunggu yah ntar kalau udah deket kabarin biar gue siapin berkasnya"

"....."

"oke Do" kalimat terakhir yang diucapkan Alex sebelum memutuskan hubungan telpon.

"siapa ka?". Tanya Jany yang sedari tadi terus memerhatikan kakaknya

"Edo teman proyek kakak"

"hmm" Jany hanya mengangguk-angguk

"bunda mana?"

"tadi katanya mau ke minimarket depan bentar, beliin cemilan katanya soalnya bibi gak dateng lagi gak enak badan" jelas Jany

"kenapa gak kamu aja yang beliin? Kasian bunda tau" tanyaAlex sambil menjitak pelan kepala Jany

"aah sakit tau." Jany mengelus-elus bekas jitakkan Alex "tadi udah Jany tawarin kok tapi bundanya bilang gak usah karena sekalian mau mampir dulu ke rumah sebelah" tambah Jany

"ohh gitu. Ya udah nonton tuh udah mulai" tunjuk Alex ke channel TV yang sudah memainkan salah satu film kesukaan mereka.

*****

"ka hape nya tuh" Jany yang menyadari ponsel Alex bergetar segera memberitahukannya dan Alex segera membaca isi pesan tersebut

"Kakak naik dulu ya, ambil file. Oh iya kalau temen kakak udah datang panggil kakak, awas jangan dijailin" Alex segera berlari menaiki tangga dan masuk kekamarnya sedangkan Jany hanya tersenyum melihat kelakuan kakak tersayangnya seperti itu.

*****

Tengtong

Suara bel rumah berhasil membuyarkan tontonan Jany dan segera mengintip ke kamar Alex dari tempat ia duduk

"ka temennya kakak udah datang tuh" teriak Jany lagi

"bukain dulu Jan"

"Jailin aaah" teriak Jany berpura pura untuk memancing teriakkan Alex lagi

"awaas yaaa" peringatan Alex dari kamarnya

Mendengar jawaban Alex, Jany menghembuskan nafasnya dengan kasar dan segera berdiri sambil menahan tawa sambil membuka pintu tak lupa dengan senyum manisnya

"selamat si---" sapa teman Alex tertegun saat melihat siapa yang baru saja membukakan ia pintu

"iya selamat siang ka Edo" sapa Jany balik dengan ramah

"A-Alex ada?" Edo terkagum melihat mata Jany yang agak kebiruan dan wajah cantik Jany hingga berhasil membuat ia gagap sebentar

"ohh ka Alex lagi dikamar, masuk aja ka"

Edo masuk dan dipersilahkan duduk di sofa ruang tamu dan Jany juga ikut duduk menemani Edo menunggu Alex turun

"Adik Alex ya?" tanya Edo penasaran sejak Jany membukakan ia pintu

"iya" jawab Jany dengan bangga dan senyum nya yang masih terus menempel diwajahnya

"kok gak pernah liat? Padahal sering maen disini"

"baru balik dari amrik"

"mm pantes. Tiap kemari cuma bunda aja yang ada, coba kalau ada kamu pasti betah deh hehehe"

Jany hanya memberikan senyum saja karena tidak tau harus membalasnya dengan apa lagi.

"temen kerja ka Alex?" tanya Jany mengalihkan pembicaraan

"temen kerja, temen kuliah, dan temen kecil" Edo menjawab dengan mengangkat kedua bahunya menyadari ia dan Alex telah besar bersama

"waah sahabatan dong"

"bisa dibilang gitu hehe"

"temenan dari kapan?" Jany yang mulai ingin tahu

"Mmm kayaknya dari ayahnya pindah trus ketemu di salah satu perpustakaan mini. Masih cupu banget" jelas Edo sambil mencoba mengingat

Jany yang mendengarkan sontak kaget saat mendengar Edo mengatakan 'sejak ayahnya pindah' dan 'perpustakaan'. Mengingat Alex tidak pernah mau datang ke perpustakaan selain perpustakaan yang itu, 'perpustakaan khusus' Jany menyebutnya.

"Mm gitu"

"Oh iya dari tadi ngobrol tapi aku belum tau nama kamu, nama kamu siapa?"

"Jany ka, Jany violin darmansyah" ucap Jany bangga lagi.

"Nama yang bagus sama dengan Alex yah"

"nama belakangnya samaan kok"

"nah ini kartu nama aku, kalau nanti butuh apa-apa hubungi aja, dijamin langsung cusss ke tempat tujuan deh" Kata Edo sembari memberikan kartu namanya yang berisi nomor telpon dan alamat tempat kerja nya

"oh iya ka Edo. Makasih. Nah itu ka Alex" balas Jany saat melihat Alex sudah menuruni tangga

Jany segera berdiri dan berjalan meninggalkan Edo dan Alex, sedangkan Edo masih terus melihat Jany hingga hilang tertutup dinding pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga.

"nih" ucap Alex dan memberikan apa yang diminta Edo padanya saat di Telpon tadi

"itu kan?" Edo tidak memerhatikan apa yang diberi Alex justru malah bertanya yang lain

"apa?"

"orang yang selama ini buat elo kayak gini" jawab Edo dengan senyum-senyum meledek

Alex yang tahu maksud Edo berpura pura tidak tahu akan semuanya

"kayak gini gimana?"

"yaelaah udah deh"

"apaan? Gue gak ngerti maksud lu do!"

"dia kan yang selama ini buat elo gak bisa nerima hati Ratna dan mutusin hubungan dengan Vero setahun yang lalu?" tebak Edo benar mengingat Ratna yang terkenal baik, cantik, pintar dan yang selalu mengejar Alex tapi tak pernah sedikitpun dilirik oleh Alex dan Vero yang notabennya dulu pacar Alex selama 3tahun putus begitu saja tanpa alasan yang jelas dari Alex...

Edo pernah menanyakan apa alasan Alex memutuskan hubungannya dengan Vero dan kenapa tidak mau menerima Ratna, tapi jawabannya selalu sama 'dari pada gue pertahanin tapi gak ada sayang buat apa? Dan buat apa gue nerima kalau gue gak sayang? Entar malah sakit' selalu jawaban itu yang diberikan Alex untuk Edo.

*****

Tinggalin jejak ya ^^

Love
ShiceciTa

11.06.2016

I LOVE YOU, BROTHER! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang