Vogue

1.5K 135 4
                                    

-Barbara's POV-

Aku, Harry, dan kedua anakku sedang berada di dalam pesawat. Kami akan pergi ke Roma, Italia. Kami pergi ke Roma untuk melaksanakan photoshoot untuk majalah Vogue. Kami akan menjadi sampul majalah Vogue. Aku senang sekali.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kami pun akhirnya sampai di Bandara Roma. Seperti biasa, paparazzi sudah berjaga-jaga di depan bandara. Kuharap mereka mengerti bahwa kami sedang jetlag.

Paparazzi terus menyorotkan flashnya kepada kami. Aku khawatir pada Rey yang sedang berada di gendongan Harry. Aku takut matanya sakit. Aku tak khawatir pada Elena karena Ia sekarang sedang tidur dengan pulasnya.

"Aku mohon kalian mundur. Mereka membawa anak kecil!" Perintah security.

Yang namanya paparazzi tetaplah paparazzi. Mereka tak mau mundur dan memberi kami jalan.

"Aku mohon beri kami jalan. Kami sedang jetlag. Kalian bisa menemui kami lagi besok. Aku mohon!" Ujar Harry.

"apa yang kalian lakukan disini?"
"Apa kalian liburan di Roma?"
"Apa One Direction sedang break?"

"Aku mohon. Kami sedang jetlag!" Ujar Harry sekali lagi.

Karena bantuan beberapa security akhirnya kami bisa keluar dari kepungan para paparazzi. Aku sungguh jetlag. Kami langsung menuju hotel kami. Kami segera beristirahat karena pemotretan di berbagai tempat akan kami laksanakan besok pagi.

.

Aku bangun saat handphoneku berbunyi. Aku langsung mengangkat telepon yang ternyata dari Sophia.

"Ya, sophia?"

"Kau sibuk? Kau ada di Roma 'kan?"

"Ya benar, aku sedang ada di Roma."

"Baiklah. Aku mencarimu. Aku menaruh sesuatu di kotak pos rumah kalian dan aku harap tidak hilang. Oke, bye. I will miss you, babe."

"Yeah. I will miss you too."

Aku mengernyit. Barang apa yang Ia taruh di kotak pos?. Aku langsung bangun melihat Harry dan kedua anakku yang masih tertidur pulas. Aku langsung pergi mandi. Setelah mandi aku langsung mengganti bajuku dengan T-Shirt dan hotpants dan segera menelepon pelayan hotel untuk mengirimkan breakfast.

"Harry... Harry..." Panggilku sambil menggoyangkan badannya.

"Hmm.."

"Bangunlah. Ini sudah pagi. Kita harus segera sarapan dan berangkat. Bangunlah!"

"Hhmm.. 3 menit lagi."

"Tidak Harry. Ayo bangun! Bangunlah! Kau berat!" Aku menarik tangannya agar bangun tapi Ia terlalu berat.

"C'mon Harry!" Ujarku masih menarik tangannya.

Harry masih tetap tidur tanpa memperdulikan aku. Aku memiliki ide jail. Aku mencium bibirnya. Dia hanya memalingkan wajahnya. Kini aku menciumnya lagi dan dia membuka matanya.

"Aku ingin kau membangunkanku seperti itu setiap pagi," ucapnya dengan nada serak suara khas bangun tidurnya.

"Kau ini! Ayo bangunlah! Ini sudah pagi! Ayo!" Akhirnya dia bangun.

Aku langsung memberikan handuk di pundaknya dan langsung mendorongnya ke kamar mandi. Dasar, bayi besar yang malas.

.

Kami kini sedang berada di salah satu gedung sejarah di Roma. Kami akan melakukan photoshoot disini. Aku memakai gaun berwarna putih kembar dengan Elena sedangkan Rey dan Harry memakai tuxedo berwarna putih.

Kami sudah melakukan photoshoot di berbagai tempat membuatku lelah. Kami juga sudah berganti baju sebanyak 5 kali. Kini giliran aku dan Harry saja yang melakukan pemotretan. Setelah itu, kini saatnya Rey dan Elena saja yang melakukan photoshoot.

Setelah pemotretan selesai, kami memutuskan untuk jalan-jalan karena besok kami sudah harus balik ke London. Kami membeli beberapa souvenir untuk The Boys, The Girls, Mom, Dad, Mom Anne, dan Dad Steve. Kami juga mencoba beberapa makanan khas Italia seperti pizza, spagetthi, pasta, dan sebagainya.

"Apa kau tak ingin honeymoon disini?" Tanya Harry tiba-tiba saat kami perjalanan menuju hotel.

"Pertanyaan macam apa itu Harry? Honeymoon? Kau tak sadar kita sudah memiliki dua anak? Kau ingin menambah anak?" Tanyaku bertubi-tubi.

"Tidak, sebenarnya aku hanya ingin memiliki dua anak. Tapi apa salah jika kita honeymoon? Kita tidak pernah honeymoon 'kan?"

"Lalu yang di Paris itu apa?" Tanyaku.

"Kita tidak melakukan honeymoon, Barb. Kau tahu kan waktu kita honeymoon itu kita masih belum saling suka. Bagaimana jika kita mengulang dari awal? Kita honeymoon?" Tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Tapi kau belum ada break."

"Tunggu saja sampai aku break. Sebentar lagi 'kan tahun baru. One Direction pasti akan break. Bagaimana jika kita liburan? Hanya kita berdua. Rey dan Elena kita titipkan dirumah Mom. Bagaimana?" Usulnya.

"Liburan kemana?" Tanyaku.

"Entahlah. Kau ingin pergi kemana?" Tanyanya balik.

"Entahlah. Bagaimana jika ke Maldives?" Usulku.

"Ah, kau sangat pintar. Tentu saja. Maldives itu tempat untuk honeymoon yang sangat pas!" Ujarnya membuatku tertawa.

"Huh. Aku tak sabar untuk honeymoon. Bagaimana jika kita melakukannya setiap malam? Aku tak membayangkan. Astaga," Kata Harry membuat aku membelalakkan mataku.

"Harry! Disini ada Rey dan Elena. Kau tak boleh berkata begitu! Dasar!" Aku meninju lengannya pelan dan dia tertawa.

"Weird," Ejekku.

.

Kami sudah sampai di London, baru saja. Aku mengingat ucapan Sophia di telepon. Aku langsung melihat kotak pos yang berada di halaman rumah kami.

"Liam Payne and Sophia Smith? Astaga! Mereka akan menikah? Sial, mengapa mereka tidak memberitahu kami?" Kataku senang.

Aku langsung menutup kotak pos dan langsung berlari memberikan kabar bahagia ini kepada Harry.

"Harry... Harry..." Ujarku sambil berlari.

"Apa?" Tanyanya.

Harry berdiri di depan pintu sambil membawa handuk.

"Kau tahu? Aku punya ini," ujarku sambil menunjukkan undangan itu.

"Apa itu? Sebuah undagan pernikahan? Siapa yang akan menikah?" Tanyanya.

"Payne and Smith. Mereka akan menikah!"

"Liam dan Sophia maksudmu? Benarkah? Mereka akan menikah?" Tanyanya kaget.

"Iya. Lihatlah!" Aku memberikan undangan itu.

"Astaga. Mereka benar-benar akan menikah!" Aku menganggukkan kepalaku.

"Oh ya, dan kau tahu? Ele sedang mengandung," ujar Harry membuatku mmebelalakkan mataku.

"Benarkah? Ele hamil?"

"Ya. Loui baru saja meneleponku tentang kabar gembira ini."

"Astaga. Kabar baik datang pada kami bertubi-tubi."


Vomment guys!
Hai silent readers. Tunjukkin wajah kamu dongg. Jangan pelit dong. Yaudah deh, gapapa. Itu hak kalian.
But, buat readers yang udah mau nge vote sama comment terima kasih banget ya.. 😊😊

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now