Fighting

1.7K 211 2
                                    

"Harry, aku harus pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan Rey" Aku izin kepada Harry karena Rey sakit demam dan aku harus membeli beberapa kebutuhan untuk membuat sup ataupun bubur.

"Aku akan mengantarmu" Aku segera mendorong Harry untuk duduk lagi.

"Tak usah, jika kau menntarku, Rey pasti akan ikut dan dia sedang demam sedangkan cuaca diluar sangat dingin, aku bisa sendiri! Aku akan naik taxi" Aku meyakinkannya.

"Tapi ingat! Jangan bertemu lagi dengan Kendall! Kau tak berbohong padaku kan?"

"Tidak Harry, aku janji, saat semua yang aku butuhkan kudapatkan, aku akan segera pulang" Aku mencium sekilas pipi Harry.

"Hati-hati dijalan, jangan lupa menyamar" Teriaknya saat aku berjalan kearah pintu.

"Baiklah, aku mengerti"

Aku segera mencari taxi, setelah mendapatkannya aku segera menaikinya dan menuju supermarket terdekat disini.

"Terima kasih pak" Kau turun dan membayar setelah sampai supermarket.

Aku segera masuk dan membeli beberapa bahan seperti sayur, obat penurun panas, ayam, buah,  dan lain-lain.

Saat aku akan pulang, aku kaget tiba-tiba ada orang yang mendorongku hingga semua belanjaanku jatuh. Saat aku menoleh ternyata itu Kendall.

"Apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan?" Tanyaku seraya mengambil semua belanjaanku yang jatuh.

"Kau yang sudah gila, pintar sekali kau membuat Harry yakin denganmu! Huh! Dasar" Kata Kendall sambil menyilangkan tangannya didada dan dia tertawa mengejek.

"Itulah kenyataan Mrs. Jenner! Kau tak akan bisa merebut Harry dariku! Harry is mine! Harry tak akan mau dengan wanita murahan sepertimu" Kini aku yang tertawa mengejek dan dia mengepalkan tangannya.

Dia mendorongku

"Kau yang murahan, kau tak tahu malu! Kau merebut Harry dariku! Kau yang membuat aku dan Harry berpisah! Kau hanya gadis biasa yang tak tahu apa-apa! Sedangkan aku adalah model besar dunia! Kau harusnya tau itu" Teriakan Kendall membuat orang-orang mengerubungi kami.

"Apa itu Kendall dan Barbara?"
"Itu Kendall dan Barbara kan? Mereka bertengkar lagi?"
"Apa mereka Barbara dan Kendall? Mengapa mereka menyebut nama Harry?"

Pertanyaan orang-orang membuatku khawatir. Kendall yang bodoh.

"Aku tak memiliki banyak waktu untuk meladenimu" Aku segera pergi dari hadapan Kendall tapi dia mencegahku.

"Sedikit itukah nyalimu Mrs. Styles?" Dia tertawa.

"Kau gila? Bagaimana jika paparazzi memotret kita dan kita masuk berita? Mulutmu jangan keras-keras jika berbicara" Bisikku.

Disini mulai ada paparazzi yang memotret kami, aku segera berlari namun lagi-lagi Kendall mencegahku untuk pergi.

"Kendall lepaskan aku! Kendall" Aku berteriak meminta agar dia melepaskan cengkramannya pada tanganku.

"Kendall! Kau gila! Lepaskan aku" Aku meringis, semakin lama cengkramannya semakin kuat sehingga terasa sakit.

Karena aku takut Harry mengetahui, aku menendang kaki Kendall agar dia melepaskan tangannya padaku. Orang-orang terlihat kaget, paparazzi semakin banyak. Aku yakin aku akan dimarahi oleh Harry habis-habisan.

"Shh! Apa kau gila?" Kendall merintih kesakitan sambil memegangi kakinya.

Aku segera berlari dan mencari taxi.

Skip at house

"Kau bertengkar dengan Kendall" Aku kaget tiba-tiba Harry berada di balik pintu.

"Harry! Aku kaget" Kataku.

"Kemari" Spontan aku menjatuhkan semua belanjaanku dan semuanya jatuh berantakan dibelakang pintu.

Harry membawaku dan mendudukkanku di sofa.

"Kau ini keras kepala sekali! Aku sudah memperingatimu beberapa kali untuk tidak bertemu dengan Kendall! Tapi kau masih saja menemuinya" Omelnya.

"Harry kau harus dengarkan aku dulu! Aku tak menemuinya, dia yang tiba-tiba datang dengan mendorongku" Balasku.

"Tapi kau meladeninya! Mengapa kau tak langsung pergi?"

"Dia mencengkeram tanganku, bagaimana aku bisa lepas darinya? Akus saja bisa lepas pada saat aku menendang kakinya" Belaku.

"Buka jaketmu! Tunjukkan tanganmu!" Perintahnya.

Aku segera membuka jaketku dan memperlihatkan bekas cengkeraman Kendall.

"Fuck Kendall! Sayang maafkan aku" Harry memelukku.

"Apa ini sakit?" Harry memutar pelan tanganku.

"Tidak, sudahlah tak apa! Aku harus membuat bubur untuk Rey" Aku berjalan kearah dapur tapi dia melarangku.

"Biar nanti aku saja yang memasak, lihatlah tanganmu! Ini sangat merah, besok pasti berwarna biru karena lebam" Harry mendudukkanku lagi disofa, dia menaikkan kakiku di pahanya.

"Mari kita lihat beritamu" Katanya sambil menyalakan televisi.

"Wow! Menjadi trending topic?" Aku terkekeh.

"Tentu saja! Lihatlah beritamu ada dimana-mana"

"Sekarang aku tahu dia yang bersalah, lihatlah mereka semua membelamu!" Kata Harry dengan mencium pipiku.

"Lain kali aku tak mau kau pergi sendiri! Aku akan ikut atau tidak kau akan diantar oleh bodyguardku sehingga kau aman dari singa itu" Ujar Harry.

"Sudahlah Harry! Kau berlebihan sekali! Aku tak apa" Kataku dan dia mencium bibirku.

"Sudahlah Harry! Biarkan aku memasak karena jam makan malam akan datang" Dia menangguk.

Skip~

"Sayang, Mom meneleponmu" Kata Harry saat aku sedang memasak.

"Mom Anne?" Tanyaku dan dia mengangguk.

"Halo"
"Halo sayang, kau baik-baik saja?" Tanya Mom dengan nada khawatir.
"Baik Mom, ada apa?" Tanyaku balik.
"Aku melihat beritamu dengan Kendall bertengkar, dia tadi memegangi tanganmu kan? Ada yang luka?"
"Tidak Mom, hanya sedikit lecet"
"Baiklah sayang, Mom harap kau lebih berhati-hati dengan Kendall" Perintah Mom Anne.
"Baiklah Mom, aku mengerti"
"Baiklah sayang, daah"
"Daah Mom"

"Ini" Aku memberikan telepon Harry.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Harry penasaran.

"Hanya menanyakan kabarku, dia melihat berita tentang aku dan Kendall yang bertengkar" Jelasku.

"Oh, baiklah"

Bintang kecil, dilangit yang biru!
Bintangnya jangan lupa loh guys!

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now