Crazy Kendall

1.6K 157 2
                                    

"Daah Rey, Mom akan menyiapkan makan malam untukmu nanti malam!" Aku melambaikan tanganku kepada Rey yang sedang digendong oleh Gemma. Gemma dan Mom Anne mengajak Rey untuk pergi.

I'm alone. Harry di basecamp, dan Rey pergi. Aku hanya sendiri dirumah dan tidak akan melakukan apa-apa.

Knock.. Knock..

Aku segera membuka pintu. Aku melotot kaget saat aku telah membuka pintunya dan melihat orang yang tengah berdiri didepan pintu.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku sarkastik.

"Aku? Oh tentu saja aku mencari kekasihku, dimana dia?" Tanyanya sambil mengedarkan pandangannya kedalam rumah.

"Dia tak ada dirumah" Jawabku cuek.

"Apa? Kau pasti berbohong, awas! Aku harus menemuinya, aku sangat merindukannya" Kendall dengan tidak sopannya langsung masuk kedalam rumah dan berteriak-teriak memanggil nama Harry.

"HARRY! SAYANG! KAU DIMANA?"
"HARRY! KEMARILAH"
"SAYANG, INI AKU! KEMARILAH"

"Hei hentikan, ini rumahku dan Harry! Apa hakmu berteriak-teriak dirumah kami? Dasar tak tahu sopan santun!" Dia mulai berhenti berteriak dan membalikkan tubuhnya menghadapku.

"Kau hanya perlu diam, karena aku mencari kekasihku! Kemana dia? Katakan padaku! Cepatlah" Katanya sambil sedikit berteriak.

"Berani sekali kau berteriak kepadaku? Apa hakmu berteriak kepadaku? Kau siapa? Berani sekali kau berteriak kepadaku?" Kataku dengan berteriak juga.

"Kau bertanya aku siapa? Aku kekasih Harry! Aku Mrs. Styles! Bukan kau" Jawabnya sambil mendorongku hingga aku terdorong kebelakang dan hampir saja terjatuh.

"Apa kau sudah gila? Kau hampir saja mencelakaiku! Kau harusnya tahu diri! Kau itu siapa, kau hanya orang yang mengaku-ngaku sebagai kekasih Harry padahal Harry sudah tak mencintaimu lagi!" Kataku teriak.

"Kau yang tak tahu diri" Kendall mencoba menamparku, tapi ada orang yang berteriak.

"HENTIKAN" Suara itu membuatku dan Kendall menoleh secara bersamaan.

"Harry" Gumam Kendall dan langsung menurunkan tangannya.

"Apa yang kau lakukan kepada istriku? Apa kau sudah gila? Berani sekali kau menamparnya" Harry langsung menyembunyikan diriku dibalik punggungnya.

"Aku.. Aku.."

"Apa kau tak lelah selalu berusaha merusak hubungan kami? Kau ini siapa?"

"Harry, aku hanya..."

"Diam! Aku tak ingin kau berbicara, apa kau masih tak mengerti jika aku sudah tak mencintaimu? Berhentilah berharap kepadaku! Aku hanya mencintai Barbara! Aku tak mencintaimu!" Kata Harry dan Kendall terlihat ingin menangis, aku tak tega melihatnya.

"Harry, sudahlah! Kau tak seharusnya berkata seperti itu" Kataku kepada Harry.

"Apa? Kenapa kau membelanya?" Tanya Harry.

"Tapi kau tak seharusnya menyakiti hatinya seperti--" Perkataanku di sela oleh Kendall.

"Aku tak butuh belas kasihanmu! Aku bisa hidup tanpa belas kasihan orang lain!" Dia langsung pergi sambil menangis.

"Harry! Kau tak seharusnya seperti itu! Kasihan dia" Ujarku sambil melihat wajah Harry yang masih berkerut karena marah.

"Barbara! Kau ini sudah disakiti oleh Kendall, tapi kenapa kau masih membelanya? Dia itu bajingan" Kata Harry.

"Tap--"

"Sudahlah, aku ingin istirahat! Kau jangan menggangguku! Aku lelah" Dia langsung meninggalkanku dan segera naik keatas.

***

"Harry! Bangunlah! Harry" Aku terus mengguncang tubuh Harry yang masih terbalut selimut.

"Harry! C'mon! Harry!"

"Eunghh" Lenguhnya.

"Harry! Bangunlah, kau harus bangun! Ayolah!"

"Apa? Aku mengantuk Barb! Pergilah" Katanya sambil menutup mukanya dengan selimut.

"Harry! Ayolah! Kau sudah tidur selama 7 jam" Aku menyibakkan selimutnya.

"Baiklah, baiklah" Dia mengusap kasar wajahnya.

"Ayo! Cepatlah mandi, Mom dan Gemma akan segera datang!" Suruhku.

"Mandikan aku Barb" Goda Harry yang membuatku kaget.

"Sudahlah, jangan menggodaku! Cepat mandi" Kataku lalu pergi.

Aku pergi ke dapur untuk memasak makan malam. Aku berencana membuat pasta untuk Mom dan Gemma.

"Sayang" Aku kaget saat ada tangan yang melilit diperutku saat aku mengiris peterselli.

"Harry, aku kaget" Aku membalikkan tubuhku dan kini jarak kami sangat dekat.

"Harry, aku memasak" Aku mencoba membujuk Harry agar dia melepaskan pelukannya. Aku gugup.

"Don't move! Stay like this! I miss you" Kata Harry sambil menggesekkan hidungnya dihidungku.

"Harry, please! Mom dan Gemma ak---" Aku memutuskan perkataanku karena tiba-tiba Harry mencium bibirku.

"OH ASTAGA" Kami segera melepaskan ciuman kami.

"Harry, apa-apaan ini? Mengapa kau melakukan ini di dapur?" Tanya Mom dan aku tersenyum kikuk.

"Itu manis Mom" Ujar Harry dan aku menyikut perutnya pelan.

"Mommy" Ujar Rey.

"Hai sayang, kemarilah! Mom merindukanmu" Aku mengambil Rey dari gendongan Gemma dan aku menyiumi pipinya.

"I'm sorry! Pastanya belum jadi, karena Harry menggangguku" Kataku menyindir Harry.

"Tak apa Barb" Ujar Mom sambil tersenyum tulus kepadaku.

"Kemari Rey! Mom harus memasak" Harry mengambil Rey.

"Daddy"

"Mari kubantu Barb" Kata Gemma dan aku mengangguk.

Setelah semua matang, kami segera makan bersama.

"Apa kalian berencana membuat adik untuk Rey?" Tanya Mom yang membuatku tersedak.

"Why Barb? You look shock?" Tanya Gemma yang membuatku menggelengkan kepala.

"Dia selalu berkata bahwa Rey terlalu kecil untuk mendapatkan seorang adik" Kata Harry sambil terus memakan pastanya.

"Mom, dia masih berusia satu tahun! Aku rasa dia masih belum pantas mendapatkan seirang adik karena aku rasa dia akan kehilangan kasih sayang dariku dan dari Harry" Aku mencoba menjelaskan mengapa aku tak ingin memberikan Rey seorang adik.

"Ya, Mom rasa kau benar. Biarkan dia mengerti dulu, baru beri dia adik" Kata Mom.

Awal keburukan dan pada akhirnya adalah kebahagiaan, itu alasan aku tak pernah takut akan Kendall. Karena aku tahu jika Kendall datang membawa masalah, pada akhirnya aku lah yang mendapatkan kebahagiaan.

Vommentnya jangan lupa ya guys! Makasih yang udah vote ^_^

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now