New York

1.7K 150 1
                                    

Kami sudah berada di New York 1 hari yang lalu, One Direction akan mendatangi acara billboard music awards. Seperti biasa, ada The Boys dan The Girls pastinya.

"Harry, aku ingin pergi! Menikmati dinginnya udara Kota New York" Kataku sambil menyenderkan tubuhku pada senderan ranjang.

"Kau ingin jalan-jalan?" Tanya Harry sambil memegang pipiku. Aku mengangguk.

Kami terdiam beberapa lama dalam pandangan kami. Pandangan Harry tak ingin lepas dari pandanganku.

"Haz, boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?" Tanyaku.

"Tentu" Dia membenarkan posisi duduknya.

"Tapi kau jangan marah, aku hanya ingin tahu" Kataku sambil menunduk takut Harry marah.

"Tak akan" Katanya membuatku lega.

"Bisa kau ceritakan masa pacaranmu dengan Taylor Swift?" Tanyaku pelan dengan hati-hati.

"Mengapa kau ingin tahu?" Tanyanya yang membuatku merasa bersalah.

"Maaf, jika kau tak ingin bercerita tak apa, itu masalah pribadimu" Aku hendak pergi untuk mandi namun Harry memegangi lenganku.

"Tak apa, kemarilah! Aku akan menceritakannya padamu" Harry menarikku kedalam pelukannya. Aku merasakan hangat tubuh Harry saat kulitku bersentuhan dengan kulitnya.

"Tapi aku ingin bertanya, mengapa kau ingin tahu?" Harry membelai rambutku dan membuatku nyaman.

"Aku pikir New York adalah tempat yang penuh kenangan untukmu dan Taylor, mengingat kau pertama kali menggenggam tangannya di taman New York" Jelasku.

"Darimana kau tahu?" Tanyanya kaget.

"Ya, aku menyukai Taylor Swift, aku menyukai orangnya, sifatnya, dan lagunya" Kataku sambil tertawa tipis.

"Really? Aku tidak mengetahui sebelumnya jika kau menyukai Taylor Swift" Harry terkekeh.

"Ayo ceritakan, aku ingin mengetahuinya" Kataku.

"Pasti kau mengetahui aku pertama kali menggenggam tangannya dari lagunya yang berjudul I'm alright?" Tebaknya dan aku mengangguk.

Harry menceritakan semua masa pacarannya dengan Taylor Swift dan aku kagum dengan hubungan mereka. Aku merasa sayang sekali hubungan mereka kandas sangat cepat.

"Mengapa kau putus dengannya?" Tanyaku.

"Karena kita adalah orang sibuk dengan kehidupan yang sibuk, kita tidak memiliki waktu lagi untuk berdua, akhirnya kami berpisah" Harry mengelus puncak kepalaku lalu menciumnya.

"Huh! Disayangkan sekali, Harry, aku harus mandi" Harry melepaskan dekapannya dan aku segera menuju kamar mandi.

Skip~

"Mantelmu lucu sekali Rey" Kata Harry seusai mandi dengan rambutnya yang masih basah.

"Ya Dad, Grandma yang membelikannya" Ujarku.

Setelah memakai baju, Rey berjalan ke arah jendela yang memperlihatkan indahnya kota New York dengan salju. Rey duduk di depan jendela, melihat ke arahku lalu tersenyum. Harry langsung memotret Rey.

"Mommy" Oceh Rey sambil berusaha berdiri.

"Mom, Mom" Rey memukul-mukul kaca itu dan dia terlihat sangat senang.

"Kau tak sabar jalan-jalan, eh?" Tanya Harry dan Rey diam sambil terus memukul-mukul jendela.

***

Kini kami tengah berada di salah satu taman di New York. Rey terlihat sangat senang dengan udara disini. Rey terus saja bertepuk tangan kegirangan walaupun kami sedikit terganggu dengan flash kamera paparazzi.

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now