The Truth

1.7K 193 2
                                    

"Tutup mulutmu bitch! Kau mengarang cerita! Tidak Barbara! Sungguh aku tak pernah menemuinya"

"Sudahlah sayang, jangan mengelak lagi! Ini anakmu! Dia akan menggantikan Rey dihidupmu" Kendall menuntun tangan Harry untuk mengelus perutnya.

"Jangan harap aku akan sudi mengelus perutmu! Aku tak akan sudi karena dia bukan anakku dan Rey tak akan tergantikan oleh siapapun karena Rey jelas anakku, Rey. Anakku." Kata Harry memperjelas kata "Rey anakku."

"Cukup!" Aku berdiri.

"Aku bersumpah akan membunuh anakmu itu! Aku bersumpah Kendall! Jika selama ini kau mengancamku akan membunuh Rey, kini aku yang akan mengancammu! Jika kau tidak mengatakan bahwa itu bukan anak Harry! Aku akan membunuh anak haram yang ada diperutmu itu! Dengan tanganku sendiri" Kemarahanku sudah sampai puncak sekarang.

"Barbara! Tenanglah, anak itu tak bersalah, dia hanya korban perbuatan bejat ibunya, dia masih janin yang tak mengerti apa-apa, dia tak mengerti masalah kalian, Kau tak sepatutnya mengejek anak itu" Tutur Liam sambil membawaku untuk duduk kembali.

"Ayo ikut aku" Harry menarik tangan Kendall keluar.

Beberapa lama kemudian Harry datang tanpa Kendall.

"Mana perempuan itu?" Tanya Perrie dengan nada mengejek.

"Dia sudah pergi"

Harry mendekatiku, lalu berlutut sambil memegang tanganku.

"Barbara! Aku akan menjelaskannya! Dia mau mengaku! Itu bukan anakku! Aku mendesaknya untuk berbicara dan dia berbohong! Kau percaya padaku kan? Aku tak mungkin mengkhianatimu! Aku mencintaimu! Aku tak mencintai Kendall! Aku hanya mencintaimu" Kata Harry parau dan dia mengeluarkan air matanya. Hey! Dia menangis?

"Aku mohon jangan tinggalkan aku, aku tak tahu apa yang terjadi jika kau dan Rey meninggalkanku! Aku mencintai kalian, aku tak ingin kalian meninggalkanku!"

"Tenanglah Harry! Ayo duduk" Louis menuntun Harry untuk bangun dan duduk disebelahku.

"Kenapa kau tak menceraikanku? Apa yang bisa kau banggakan sebagai istrimu? Aku bukan artis besar, aku bukan model, aku hanya gadis biasa yang beruntung bisa menikahimu! Kenapa kau tak bersama Kendall? Dia sempurna bukan? Dia terkenal, cantik, dan bisa memenuhi semua kebutuhanmu! Biologis maupun fisik"

"Barbara! Aku tak perduli kau model, artis, atau sebagainya! Aku mencintaimu apa adanya! Aku tak membutuhkan kecantikan atau apapun! Aku membutuhkan semua yang ada didalam dirimu!" Harry mencoba menyakinkanku.

"Tapi aku tak pantas menjadi istrimu, banyak orang yang bilang jika kau lebih pantas bersama Kendall dibandingkan denganku! Mereka memang benar! Aku dan Kendall berbeda jauh Haz! Aku tak sempurna, dia sangat cantik, sed---" Harry menempelkan jari telunjuknya dibibirku.

"Cukup! Aku tak ingin kau mengatakan apa-apa lagi! Persetan dengan perkataan orang lain! Aku tak butuh pendapat orang lain, jika kau berkata seperti ini berarti kau tak mencintaiku lagi! Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" Aku menggeleng.

"Jika kau masih mencintaiku, mengapa hanya sekecil ini perjuangan kita? Kita memiliki banyak kenangan yang kupastikan aku tak dapat melupakannya sampai kapanpun! Mulai dari awal kita bertemu, pertengkaran kita, lalu kita berubah menjadi sama-sama mencintai, kita menghadapi kehamilanmu, sampai aku menemanimu saat melahirkan, dan kini kita telah membesarkan anak kita! Itu semua terlalu indah untuk dilupakan, aku tak ingin kau meninggalkanku! Sudah sangat banyak hal-hal yang kita lalui bersama"

"Aku ingin kita selalu bahagia, aku ingin kita selalu bersama, melihat Rey tumbuh, melihat Rey sukses, melihat Rey jatuh cinta, melihat Rey menikah, hingga melihat Rey memiliki anak. Aku ingin kita terus bersama Barb! Jangan hiraukan cobaan yang datang kepada kita! Kita harus bisa melawan semuanya!" Kini aku memeluknya, aku menangis sejadi-jadinya dipelukannya. Aku mempercayai Harry, dia adalah penyemangatku, warna di hari-hariku, lampu dalam kegelapanku, aku mencintai Harry.

Aku melihat Sophia, Perrie, dan Eleanor juga ikut menangis melihat kami.

"Aku mencintaimu" Kataku pelan.

Harry mencium puncak kepalaku dengan penuh kasih sayang.
Lalu ada orang yang masuk, itu Isabell dan Rey.

Isabell memberikan Rey kepadaku dan Rey terlihat bingung.

"Mom.. Mommy" Rey memegangi pipiku.

"Mommy.. Mommy.." Rey menangkupkan wajahnya dileherku dan aku menciumi pundak Rey dengan penuh kasih sayang.

Rey meminta Harry menggendongnya dan aku memberikannya.

"Daddy.." Rey terlihat menghapus air mata Harry dengan tangan mungilnya. Harry mencium tangan mungil Rey.

"Dad.."

"Bisa kita pulang Haz? Aku malu" Aku membersihkan air mataku sambil tertawa kikuk.

"Pulanglah, kalian butuh menenangkan diri" Ujar Liam.

"Baiklah"

Skip at house

Kini aku dan Harry sedang duduk bersama di sofa setelah kami berhasil menidurkan Rey yang sedari tadi tak mau tidur.

"Barbara! Aku mohon jangan temui lagi Kendall, aku tak ingin kau kenapa-napa! Kau itu one and only, jadi jangan berpikiran macam-macam tentangku! Aku tak akan meninggalkanmu" Ujar Harry sambil memainkan rambuku.

"Dulu aku tak mengerti cinta, cinta itu bisa menyakitkan bisa membahagiakan, aku bingung akan cinta, cinta itu sulit diartikan, tapi kini aku mengerti bahwa kita harus menemukan seorang yang tulus jika kita ingin mengetahui apa itu cinta, kini aku dapat mengerti cinta karena aku menemukanmu, cinta adalah sebuah anugerah yang sangat indah, cinta yang sebenarnya adalah cinta yang hanya membawa kebahagiaan, cinta membawa kedamaian dalam hidup! Kau yang membuatku mengerti cinta, kau yang membuatku dapat mengartikan apa itu cinta, kau Harry Edward Styles! Kau yang membuatku hidup" Harry mencium bibirku dan lama kelamaan menjadi lumatan dan kami menghentikan ciuman panas ini saat kami sudah kehabisan nafas.

"I love you" Kata Harry.

"I love you too hot Daddy" Godaku.

Bintangnya jangan lupa ditempelin ya!

My Heart Belongs Harry Styles 2Where stories live. Discover now