37 - Human

2.6K 265 33
                                    

Ariana POV

"Lo ngelewatin hotel gue, bayar bayar,"ujar Fredo dengan mulut penuh dengan keripik. Gue memutar kedua bola mata gue dan memberikan beberapa lembar uang gue ke Fredo.

"Giliran lo, Chris,"ujar gue memberikan dadu ke Christina. Christina pun mulai memainkannya. Inilah kita, nasib orang-orang yang bosan level maksimal yang berakhir dengan bermain monopoli.

"Maejor, lo ngapain? Lo kan ngga main!"omel Christina.

"Siapa bilang? Gue pemain cadangannya Fredo,"balas Maejor.

"Sejak kapan ada pemain cadangan pe a!"seru gue, Christina, dan Jonathan ke Maejor.

"Aku tetap disini mendukungmu, nak,"ujar Fredo mengusap kepala Maejor. Gue tertawa melihat mereka.

"Si Justin kemana sih katanya cuma mau beli makanan buat kita,"gerutu Jonathan. Gue yakin dia mulai lapar, sebelum salah satu dari kita sempat mengucapkan satu patah kata pun, Mikey pun datang dengan sebuah plastik besar yang gue yakin berisi makanan.

"Yaaaasss!"

Semua orang langsung mengambil makanan dari kantung plastik tersebut sementara Mikey hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Justin mana?"tanya gue sambil membuka bungkusan coklat.

Mikey mengangkat bahu, "Tadi katanya dia mau jalan-jalan,"ujar Mikey yang hanya gue balas dengan anggukan. Justin pasti ditemenin sama Evert. So, I have nothing to worry about.

"Gue ke toilet dulu ya woi,"ujar gue yang hanya dibalas dengan deheman mereka karena mereka semua sibuk makan. Gue pun bangkit menuju toilet yang ada di luar kamar hotel gue, karena toilet yang ada di kamar gue rusak. Gue berjalan dengan tenang sampai gue melihat Mikey sedang mengobrol dengan Evert dan seorang bodyguard Justin yang gue ngga tahu namanya.

"Evert?"tanya gue bingung. Evert menoleh gue dengan pandangan bertanya.

"Lo kok disini? Terus Justin jalan-jalan sama siapa?"tanya gue. Justin ngga akan bisa berjalan sendiri di luar. Gimana kalau ada papparazzi atau fans yang mengerubunginya? Pikiran gue mulai kacau.

"Justin katanya tadi mau sendiri."jelas Evert. No. Orang kaya Justin ngga mungkin mau sendiri. Dia ngga mungkin mau sendirian. Bahkan kalau naik lift pun, dia ngga mau sendirian.

"Tadi kalian tinggalin Justin dimana?"tanya gue panik.

"Ngga jauh darisini, dekat mall yang ada di pertigaan."ujar Evert.

"Lo ngga perlu khawatir, Ri. Justin kadang emang suka menyendiri,"ujar Mikey. Gue menghiraukan ucapannya dan buru-buru ke toilet untuk menyelesaikan urusan pribadi gue. Setelah itu, gue mengambil iPhone dan jaket gue, dan langsung berlari keluar dari hotel. Gue berlari kecil menuju mall yang tadi Evert bilang. Gue memasuki mall ini dengan was-was dan melihat sekeliling. Untuk ukuran mall, mall ini ngga seramai yang gue perkirakan. Oke, mari berpikir. Kalau gue adalah Justin Bieber, dan gue pengen sendirian, kemungkinannya dimana gue sekarang?

<< Flashback on

"Warna rambut favorit lo?"tanya gue. Justin berpikir sejenak sebelum menjawab. Gue menunggu Justin. Saat ini kita sedang berada di dalam bus, dan bermain 21 Questions.

"Lo jawabnya kelamaan!"seru gue.

"Ya habisnya gimana? Semua warna rambut kayanya cocok sama gue, jadi gue ngga tau mana yang gue suka,"ujar Justin sombong. Gue melemparkan bantal yang ada di samping gue. Justin hanya terkekeh pelan.

"Oke-oke, brown. Nah, kalo misalnua lo bisa milih satu tempat dimana lo bisa santai tanpa seorang pun mengganggu lo selama satu hari penuh, lo bakal pilih tempat apa?"tanya Justin.

Text ➡ j.b & a.gWhere stories live. Discover now