59 - Dinner

2.3K 245 53
                                    

Ariana POV

"Halo, Justin?"

"Hai! I have a super good news!"

Suara Justin terdengar sangat bersemangat dan girang. Gue jadi penasaran apa yang membuatnya seperti ini.

"Really?"

"Yap! Mereka setuju buat menghentikan kontrak itu dan gue ngga dikeluarin dari label! Wohooo...!"

Gue tersenyum tipis. Gue senang kontrak itu udah ngga ada lagi. Mungkin... Setelah ini ada kesempatan buat gue dan Justin buat memulai kembali. Tanpa tekanan dari siapapun. Eh... Mikir apa sih gue?

"Wow, I'm happy for you. Bagus dong kalo gitu,"

"Gue juga seneng banget, gila. Anyway, lo lagi dimana?"

"Gue lagi di rumah sekarang,"

"Mau makan malam bareng? Gue bisa jemput lo, kalo lo mau."

Please, Justin. Siapa sih yang ngga mau makan malam bareng lo? Nafas di jarak 100 meter dari lo aja udah seneng.

"Boleh aja. Gue bisa pergi sendiri kok. Di restoran deket studio lo aja ya?

Gue pun bangkit berdiri dan mengambil tas kecil gue. Gue lagi ngga mood buat nyetir, jadi lebih baik gue mencari taksi.

"Serius? Udah malem, lho. Cewe ngga bagus keluar sendirian malem-malem."

"Serius, Jastin."

"Yakin, ya? Gue berangkat sekarang. See you, Ari."

"See you."

Gue mematikan sambungan telepon. Setelah mengunci pintu, gue berjalan keluar rumah dan mulai mencari taksi. Gue beruntung karena beberapa menit kemudian ada taksi yang lewat. Sesampainya di restoran, gue bisa melihat kalau Justin menyadari kehadiran gue. Gue berjalan mendekati meja yang sudah Justin tempati.

"Hai."sapa Justin memeluk gue sekilas.

"Hai!"

"Gue mending jemput lo daripada lo naik taksi kaya tadi."ujar Justin. Gue terkekeh dan duduk di kursi di hadapan Justin. Dia pasti melihat gue dari jendela restoran ini tadi.

"Lo mau pesan apa?"tanya Justin menyodorkan buku menu ke gue.

"Samain aja kaya lo,"jawab gue tersenyum. Justin pun memanggil pelayan dan segera memesan makanan untuk kami berdua.

"So... Gimana perasaan lo setelah ngga jadi dikeluarin?"tanya gue tersenyum miring.

"Seneng banget, gila. Gue udah nunggu saat-saat ini bertahun-tahun. Ngga perlu bohong lagi tentang Selena setiap kali interview atau apapun,"ujar Justin dan gue bisa melihat dari sorot matanya kalau dia benar-benar bahagia dan lega. Pelayan tiba-tiba datang dan membawa minuman.

"Sir... Apa anda bisa minta ke pengunjung restoran lain untuk tidak mengambil foto? Kami ingin makan dengan tenang,"kata Justin meletakkan beberapa lembar uang di tangan pelayan tersebut. Pelayan itu tentu saja tersenyum lebar dan mengangguk. Dia pun mulai berjalan ke beberapa meja dan sepertinya dia mengatakan pesan yang Justin katakan barusan.

"Lo harus banget ngelakuin itu?"tanya gue.

Justin mengangguk, "Gue ngga mau diganggu sama orang-orang yang pada berisik ngegosip waktu gue lagi bareng lo."ujar Justin meminum minumannya.

Gue tersenyum dalam diam dan pelayan lain kembali datang dan menyajikan makanan yang sudah Justin pesan tadi. Selama makan, suasananya benar-benar canggung. Bukan karena ngga ada yang mau memulai percakapan, tapi setiap kali Justin berusaha memancing gue buat mengobrol, gue menjawabnya dengan singkat dan agak setengah hati. Don't blame me. Pikiran gue masih terus melayang dengan ucapan Justin kemarin. Gue... Jujur aja gue mau memberikannya kesempatan kedua. Dia layak untuk mendapatkan itu.

Text ➡ j.b & a.gWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu