Part 8

4.7K 355 2
                                    

Karya:'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

Maaf kalo ada typo, namanya juga manusia yang tak luput dari kesalahan
______________________________________

"Papa juga kangeen bangeet sama Nara," jawab Iqbaal, diciumnya pipi kanan dan kiri Nara bergantian. Nara terkekeh karena geli, telapak tangan mungil Nara menjauhkan wajah Iqbaal.

"Hah, hah, Nara sayang jangan lari -larian dong," Iqbaal mengangkat wajahnya, seorang perempuan berdiri beberapa meter dari tempatnya dan Nara berpelukan.

"Salsha," Salsha nyengir, dia menegakan tubuhnya. Sambil membenarkan blazernya dia berjalan mendekati Iqbaal dan Nara.

Iqbaal mengangkat Nara dalam gendongannya dengan satu lengan, sementara lengan yang lainnya membawa koper yang tadi ia campakan.

"Jadi kamu yang bawa Nara?" tanya Iqbaal dingin dan datar tanpa ekspresi.

Salsha cengengesan, "Waktu tahu kamu ke Jerman, aku langsung nguber-nguber Bastian buat tahu jadwal kedatangan pesawat yang kamu naiki. Terus aku ajak Nara deh ke sini, aku tahu kamu pasti kangen banget sama Nara."

Iqbaal menghela napas, "Makasih banyak karena kamu udah bawa Nara ke sini. Aku mau pulang," Iqbaal berjalan melewati Salsha.

"Eh, gak bisa gitu dong Baal. Kamu mau pulang? Tanpa aku?"

Iqbaal mengernyit, "Emang kamu siapa?" Nara terkikik geli dalam gendongan Iqbaal.

Salsha menekuk wajahnya, "Jahat banget sih kamu Baal. Aku ini 'kan calon Mama Barunya Nara," Salsha menekankan kata 'Mama Baru', membuat Iqbaal ingin muntah seketika.

"Nara gak mau punya Mama kayak Tante Salsha Pa," kata Nara polos.

"Papa juga gak mau punya istri kayak dia," Salsha memberengut kesal, dasar, anak sama ayah sama aja. Sama-sama ngeselin.

"Eh, eh! Iqbaal tungguin!" Salsha berlari menyusul Iqbaal yang sudah meninggalkannya, dasar cowok ngeselin gak tahu terima kasih. Dia pikir siapa yang selalu jaga dan nemenin anaknya waktu dia ke Indonesia?

"Kamu itu ya. Ih," Salsha terus mengomel di samping Iqbaal, membuat Iqbaal memutar bola matanya jengah.

"Salsha. Aku tahu jalan pikiran kamu. Aku gak suka caramu yang 'memanfaatkan' Nara buat dapetin... Aku?" Salsha membuang muka sambil bersidekap di depan dada,

"tapi maaf, you know me so well. Dan, aku masih-"

"Ya, yaya. Aku ngerti," ketus Salsha, kemudian dia menghela napas,

"Nara sayang. Tante pergi dulu ya, kalo Nara kangen sama Tante telpon aja. Nanti Tante bakalan dateng kapanpun Nara butuh," ucap Salsha lembut.

"Nara gak akan kangen sama Tante," jawab Nara polos, Salsha menggeram jengkel, sementara Iqbaal tertawa lepas.

Salsha menggertakan giginya, "Iqbaal. Anakmu. Benar-benar! Sshh, aku pergi," Salsha kemudian pergi meninggalkan Iqbaal dan Nara.

****

"SIPIT! AYO LEBIH KENCENG! JANGAN DIREMM!" (namakamu) memeluk lengan Aldi erat. Aldi semakin kuat mengayuh sepeda yang ia dan (namakamu) naiki.

"AAAA! OBEL! ANJIR INI SERU ABIS!" sahut Aldi, terpaan angin menerbangkan rambutnya dan juga rambut (namakamu).

"KAYUH LAGI! SIPIT KAYUH TERUS!" (namakamu) berteriak sambil tertawa bahagia, dia merasakan begitu lepas dan rileks saat angin menerbangkan rambutnya yang memang ia gerai.
Tiba-tiba mata (namakamu) melotot, "EEE! ITU ADA TUKANG SAYUR! SIPIT STOP PIT! STOP!" (namakamu) menarik rambut Aldi.

My Sweety Girl ×IDRWo Geschichten leben. Entdecke jetzt