part 23

3.5K 257 8
                                    

Karya:'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

________________________________________

'Klik'

Iqbaal yang menyela sekaligus menjawab pertanyaan Aldi. Dia juga yang mematikan telpon begitu saja.

"Baal!" (namakamu) menggeram jengkel. Ketika ia hendak protes, Iqbaal sudah lebih dulu mengeluarkan ultimatumnya.

"Buktiin kalau kamu bukan cewek labil. Buktiin kalau kamu serius sama hubungan kita, (namakamu)."

"Baal! Aldi itu temen aku. Kamu kenapa sih jadi over protectif kayak gini?"

Iqbaal menggertakan giginya, kedua tangannya mengepal di sisi tubuhnya yang menegang, "Aku kayak gini karena aku tahu Aldi itu cinta sama kamu," kata Iqbaal di sela bibirnya yang terkatup, "Aku. Terlalu. Takut. Kamu. Berpaling. Dari. Aku. (Namakamu)," sambung Iqbaal, dia menekankan setiap katanya. Menunjukan kalau Iqbaal tidak main-main dengan perkataannya, dia benar-benar serius saat ini.

"Marry me now, or... Never," Iqbaal meringis mendengar kalimat yang ia ucapkan. Sudut kecil di dalam hati Iqbaal mengatakan kalau ia tidak boleh egois. Dia tidak boleh memaksa (namakamu). Bagaimana jika (namakamu) menolaknya?

Iqbaal menarik napas dalam-dalam, matanya yang sempat terpejam kini kembali terbuka. Sementara (namakamu) yang mendengar perkataan dengan nada ancaman dari Iqbaal --terlepas dari kenyataan ancaman yang Iqbaal katakan terdengar sedikit ragu- hanya mampu mematung di tempat.

Iqbaal masih diam, menunggu jawaban (namakamu). (namakamu) memejamkan mata sambil menarik napas dalam-dalam, "Oke kalo itu mau kamu. Aku bakalan buktiin kalo aku bukan cewek labil. Kita nikah sekarang."

****

Papa Herry, Mama Rike, dan kedua orang tua (namakamu) menatap bingung ke arah Iqbaal dan (namakamu) yang duduk dengan gugup di depan mereka. Berkali-kali dua insan ini terlihat menelan ludahnya sendiri dengan bola mata bergerak-gerak gelisah.

"Kenapa kalian memutuskan menikah secepat ini? Padahal (namakamu), kamu masih sekolah 'kan?" tanya Ayah Aryo pada Iqbaal dan (namakamu).

"Jangan bilang kalo... (namakamu) sudah hamil duluan?!" terka Bunda Maudy, Iqbaal dan (namakamu) menganga syok dan mengerjap tidak percaya.

"Ma... (namakamu) eng--"

"Kalo gak hamil duluan kenapa mau cepet-cepet nikah?" hardik Bunda Maudy.

Papa Herry memijat pelipisnya yang berdenyut karena memikirkan tuduhan Bunda Maudy tentang (namakamu) yang hamil duluan, "Astaga Iqbaal. Papa kecewa sama kamu, Papa sama Mama udah ngasih kepercayaan sama kamu selama ini malah kamu salah gun--"

"Pa, stop!" sela Iqbaal, "(namakamu) gak hamil, eh, belum hamil deng. Kan kalo Iqbaal sama (namakamu) udah nikah (namakamu)--"

"IQBAAL!" kali ini giliran (namakamu) yang menyela.

"Iya-iya," Iqbaal menghela napas, raut wajahnya berubah serius, "jadi, sebenernya alasan Iqbaal pengen cepet-cepet nikahin (namakamu) itu karena Iqbaal pengen bisa selalu jagain (namakamu) waktu (namakamu) kuliah di Ausie."

"Eh?" (namakamu) mengangkat sebelah alisnya dan menatap Iqbaal bingung, perasaan (namakamu) gak punya rencana deh buat kuliah di luar negeri. Jangankan kuliah di luar negeri, diterima di unniv negeri aja (namakamu) masih belum yakin, pasalnya (namakamu) sadar betul seberapa kemampuan otaknya.

"Emang (namakamu) mau kuliah di mana?" tanya Mama Rike pada (namakamu), belum sempat (namakamu) menjawab. Iqbaal sudah terlebih dulu memotongnya.

"(namakamu) bilang, dia mau kuliah di Curtin University yang ada di Perth. Iqbaal yang bakal urus semuanya," kata Iqbaal sembari tersenyum menawan.

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now