Part 17

3K 257 2
                                    

Karya : 'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha
________________________________________

"Mang kok lama banget sih jalannya. (namakamu) mau pu—" (namakamu) menggantungkan ucapannya saat menyadari kalau yang di depannya bukan Mang Ujang, melainkan... Iqbaal.

"Lho, kok... Mang Ujang mana?"

"Pindah ke depan," mengabaikan pertanyaan (namakamu). Iqbaal malah menyuruh (namakamu) pindah ke depan.

(namakamu) yang memang masih kesal dengan Iqbaal malah nyolot, "Enggak mau," ucap (namakamu) ketus, gadis ini mengangkat dagunya tinggi-tinggi, menantang Iqbaal.

Iqbaal mendengus, "Aku bilang pindah (namakamu). Aku. Bukan. Supir. Kamu," kata Iqbaal sambil menghentakan setiap katanya.

"Yup, kamu emang bukan supir aku. So, mending kamu keluar, biar Mang Ujang yang nganterin aku pulang," balas (namakamu) masih belum mau kalah.

Iqbaal menggertakan giginya, "Kamu kenapa sih kok jadi ngeselin gini? Ini semua karena cowok itu 'kan? Apa kamu pikir aku gak tahu kenapa kamu ngalamun dipelajaran aku tadi?! Aku tahu (namakamu). Aku tahu kalau kamu mikirin ALDI," begitu Iqbaal selesai mengeluarkan semua uneg-unegnya, napas Iqbaal memburu, wajahnya memerah menahan marah.

"Kamu itu gak pernah mikirin perasaan aku!" setelah mengatakan itu Iqbaal keluar dari mobil, meninggalkan (namakamu) yang hanya bisa mematung mendengarkan perkataannya. Begitu Iqbaal benar-benar pergi, air mata (namakamu) kembali keluar. Tadi ia menangis karena Aldi, sekarang karena Iqbaal. Ck.

Dengan langkah gusar Iqbaal keluar dari mobil (namakamu) dan berjalan menghampiri mobilnya yang sudah selesai diganti bannya oleh Mang Ujang.

"Lho, Den Iqbaal kok balik kesini?" tanya Mang Ujang bingung.

"Saya pulang naik mobil saya aja Mang. Makasih ya Mang udah dibenerin," Mang Ujang mengangguk, setelah membereskan perkakasnya, Mang Ujang mundur mempersilakan Iqbaal masuk.

Mobil Iqbaalpun berjalan pelan meninggalkan pelataran sekolah. Mang Ujang sendiri bergegas masuk ke dalam mobil (namakamu) setelah memasukan dongkrak ke dalam bagasi.

"Neng, kok Den Iqbaal gak jadi nganterin Neng (namakamu) pulang sih?" tanya Mang Ujang, (namakamu) menepis air matanya, dan berusaha terlihat biasa-biasa saja di depan Mang Ujang.

"Dia ada urusan mendadak," dusta (namakamu), Mang Ujang mangut-mangut mengerti, "Mang, kok Iqbaal tadi bisa di sini sih?" lanjut (namakamu).

"Oh, itu ban mobilnya Den Iqbaal kempes. Awalnya dia mau pinjem dongkrak. Waktu tahu kalo yang dia pinjemin itu saya, dia kaget juga. Terus saya benerin mobil Den Iqbaal. Sebenernya tadi kita mau tukeran Neng. Den Iqbaal nganterin Neng (namakamu) pulang, dan saya yang ngurus mobil Den Iqbaal," Mang Ujang menjelaskan panjang lebar, mobil yang ia kendarai dengan (namakamu) sudah melaju di jalan raya.

(namakamu) memilih diam dan tidak melanjutkan percakapannya dengan Mang Ujang.

Jadi alasan sikap Iqbaal yang berubah itu karena dia marah gara-gara (namakamu) masih mikirin Aldi. Iqbaal kayaknya punya ilmu cenayang deh, soalnya bisa baca pikiran orang.

(namakamu) memejamkan matanya yang terasa berat. Kenapa sih hidupnya jadi rumit kayak begini?

Ini emang salah (namakamu).

Udah salahin gue aja terus.

Seharusnya, ketika pembagian hati dan instalasi perasaan. (namakamu) pesen satu partisi aja, nah 'kan ribet kalau hati dibikin lebih dari satu partisi.

Kalau hardisk mah, emang dianjurin bikin lebih dari satu partisi, minimal dua. Satu buat OS —Operating System, misal: windows 8 atau ubuntu–, satunya lagi buat nyimpen data.

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now