Part 9

4.7K 354 0
                                    

Karya:'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

Maaf kalo ada typo XD
______________________________________

"Dia sekarang tinggal di Indo," Iqbaal menatap kosong keluar jendela kaca besar yang ada di kantornya, telinganya masih ia pasang baik-baik untuk mendengarkan perkataan sahabatnya, Bastian.

"Menurut informasi yang gue dapet dari anak buah gue. Dia juga lagi nyari informasi tentang lo dan Nara," Bastian meringis saat melihat tubuh Iqbaal menegang dan rahangnya mengeras. Menghela napas, Bastian kembali melanjutkan memberikan informasi yang ia dapat, "bisa jadi, dia kembali muncul buat ngambil Nara, secara dia itu Ib-"

"NGGAK!" tukas Iqbaal, sorot matanya yang tajam begitu mengintimidasi Bastian, "sampai kapanpun, gue gak akan biarin dia ngambil Nara dari gue setelah apa yang dia lakuin tiga tahun yang lalu," Iqbaal berkata disela-sela bibirnya yang terkatup rapat.
Bastian menenggelamkan punggungnya di sandaran sofa yang ada di ruang kerja Iqbaal ini, "Maka dari itu, jangan bawa Nara ke Indo," saran Bastian.

"Tapi gue harus bawa dia ke Indo. Nyokap sama Bokap gue juga ke Indo, gue gak mungkin ninggalin dia di sini cuma sama pelayan," Iqbaal memejamkan kedua kelopak matanya, tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang mulai terasa berdenyut.

"Ya, lo bener. Gue juga gak mau kalo dititipin Nara," Bastian nyengir saat Iqbaal menatapnya tajam.

"Gue bakalan tetep bawa Nara. Dan gue gak akan ngebiarin Rowan ngambil Nara gitu aja," kata Iqbaal dengan mata yang memancarkan kesungguhan, dia tidak main-main dengan ucapannya. Apapun caranya, dia akan berusaha mati-matian mempertahankan Nara, malaikat kecilnya, harus selalu ada di sampingnya.

****

"Menurut informasi yang kami dapat, mereka sekarang tinggal di Jerman. Dikediaman keluarga Hernawan bersama tuan Herry dan ibu Rike," papar seorang laki-laki berjas hitam, wanita di depannya bertopang dagu sambil menatap lurus ke depan.

"Sudah berapa lama mereka tinggal di sana?" tanya wanita itu datar.

"Begitu dia, maaf -Iqbaal, lulus dari Harvard University. Dia langsung kembali ke Jerman bersama Nara, putri anda," Rowan, Rowan Eleanor Blanchard, wanita tadi, masih menatap lurus ke depan, "tapi beberapa hari yang lalu, anak buah saya melihatnya di Jakarta, kemungkinan dia ada urusan di sini. Dan sepertinya, dia akan kembali ke sini," Rowan mendongak dan menatap asistent kepercayaannya ini intens.

"Cari informasi lagi tentang dia dan Nara. Dan segera beri tahu padaku begitu kau mendapatkannya," laki-laki itu mengangguk patuh, kemudian dia keluar dari ruangan bossnya.

"Anara, maafkan Mama. Bersabarlah sedikit lagi sayang, kita akan segera bersatu dan tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita," Rowan memejamkan mata, perlahan satu tetes air mata melunjur dari pelupuk matanya dan membasahi pipi tirusnya.
Segera, setelah ia menemukan dimana Iqbaal dan putrinya, dia akan mengambil putrinya. Ia ingin mengambil apa yang seharusnya ia miliki, dan tidak akan ada lagi yang boleh menghalanginya. Bahkan, jika orangtuanya sekalipun melarang. Rowan tak peduli. Sudah cukup orangtuanya membuatnya terpisah dari putri kandungnya selama tiga tahun. Sudah cukup!

****

"Al, lo kok kemarin pergi gitu aja sih. Kenapa gak bangunin gue dulu!" (namakamu) berjalan -setengah berlari karena Aldi melangkah cepat- menyamakan langkahnya dengan Aldi.

Aldi mencoba menormalkan detak jantungnya yang memburu, kilasan peristiwa kemarin membuat wajahnya memanas. Begitu Aldi mencium (namakamu), dia langsung pergi begitu saja. Tidak sanggup berlama-lama berada di sekap gadis ini.

"Al, kok diem sih. Lo kenapa? Aneh banget," gerutu (namakamu). Aldi berdeham untuk menormalkan suaranya dan menghilangkan rasa gugup yang menderanya.

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now