Part 6

5.5K 420 2
                                    

Karya:'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

_______________________________________
(namakamu) merasa kepalanya dijedukan ke tembok, kilasan kenangannya di masa kecil membuat wajah (namakamu) memanas. (namakamu) meletakan kedua telapak tangannya dipipinya yang kian memanas.(namakamu) melirik sekilas Iqbaal yang juga tengah menatapnya dengan tatapan menunggu, "Ini gak mungkin," gumam (namakamu).

Wajah Iqbaal atau Pak Iqbaal kalo dipikir-pikir emang mirip sama 'Babal'nya (namakamu) dulu. Tapi Babal dulu kiyut dan unyu, wajahnya ramah banget. Sedangkan Pak Iqbaal ini, ganteng sih, tapi mukanya yang sering keliatan datar dan dingin membuat (namakamu) kembali berpikir apa benar ini Babalnya yang dulu meninggalkannya.

"Masih belum inget?" tampang Iqbaal yang keliatan biasa-biasa aja dan datar makin membuat (namakamu) frustasi.

"Tapi waktu itu 'kan gue masih kecil. Huwaaa!" jerit (namakamu) frustasi, air matanya meleleh bukan karena sedih melainkan malu.

Bayangin aja, kalo lo diposisinya (namakamu).

Pertemuan pertama : Ketahuan tembus dan marah-marah sama Iqbaal.

Pertemuan kedua: Jatuh dari pager dan dudukin Iqbaal, habis itu dihukum sama Iqbaal.

Pertemuan ketiga: Kebelit kabel terus jatuh nindih Iqbaal dan tanpa sengaja nyium bibir Iqbaal di depan kelas, diliatin sama anak-anak sekelas.

Pertemuan keempat: Dinner bareng keluarga sekaligus Iqbaal yang ternyata...

CALON SUAMI?

Parahnya itu semua karena permintaan konyol (namakamu) di masa lalu.

CUP

Bibir (namakamu) menganga, Iqbaal tiba-tiba saja mencium pipinya sekilas. Membuatnya merasa dejavu dengan masa di mana ia masih kecil, tiap ia menangis, Iqbaal pasti mencium pipinya sekilas dan memeluknya.

"Mau dipeluk sekaliyan?"

"A... aku... gue, lho kok Bapak! Aaaaa! OMG! Dosa apa gue!" (namakamu) menutup kepalanya dengan kedua telapak tangannya. Menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus.

Iqbaal tersenyum simpul, "Lusa aku ke Jerman buat jemput Papa sama Mama," (namakamu) masih menutup wajahnya. Perlahan kedua tangan Iqbaal merengkuh tangan (namakamu) dan menariknya, dia memiringkan kepalanya melihat (namakamu) yang menunduk dan menggigit bibir bawahnya, "aku di sana selama lima hari, ada beberapa hal yang harus aku urus sebelum pertunangan kita."

"APA?"(namakamu) menatap syok Iqbaal yang tersenyum hangat sambil menggenggam kedua telapak tangannya erat, menyalurkan rasa hangat di kulit (namakamu) yang dingin karena sweatdrop. >-<

"Pak... Baal, eh lo. Aduh. Waktu itu kan gu-" (namakamu) meringis, kosa katanya hancur, "ekhm, maksud saya. Kan waktu itu saya masih kecil, masa mau beneran direalisasikan?" Iqbaal terkekeh, dia melepaskan genggaman tangannya dan beralih menyalakan mesin mobil.

"Kita gak langsung nikah kok. Tapi tunangan dulu sampai kamu siap untuk menikah dan jadi ibu rumah tangga."

#Adooh #Suek

(namakamu) meremas ujung dress yang ia kenakan, "Tapi..." (namakamu) sedikit ragu untuk memulai, Iqbaal hanya diam dan menunggu kelanjutan perkataan (namakamu), "...tapi, kalo gak cinta apa masih mu diterusin. Mm, waktu itu 'kan gue, eh saya, masih kecil, gak tahu apa-apa."Dari ekor matanya, (namakamu) melirik Iqbaal yang mengcengkram stir mobil hingga buku jarinya memutih, "Kalau sekarang kamu gak cinta aku, aku bakalan berusaha buat kamu cinta sama aku," pegangan Iqbaal di stir mobil mengendur, dia juga mulai rileks.
(namakamu) menggigit bibir bawahnya, "Emang, Bapak cinta sama saya?"

My Sweety Girl ×IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang