Part 16

3K 237 1
                                    

Karya: ‘Deandra Raditha Putri’
@dean_raditha

________________________________________
Gua bener2 minta maaf banget udah lama gak repost ini cerita because gua frustasi kemarin kemarin part 15 itu ilang ntah kemana dan akhirnya gua menemukannya kembali,horrayyy.Happy reading👍
_______________________________________

“Lho, bukannya lomba panahannya Aldi masih lusa ya?” Bella menaikan sebelah alisnya tinggi-tinggi.

“Kan lombanya dimajuin, emang Aldi gak ngasih tahu elo?”

Tiba-tiba saja (namakamu) merasa sesak. Aldi kok gak ngasih tahu, apa Aldi marah sana (namakamu) gara-gara kejadian kemarin?

Kemarin Iqbaal mengantar (namakamu) pulang agak sore, sekitar jam tiga. Begitu sampai rumah, Iqbaal pamit untuk langsung pulang. (namakamu) sendiri gak ambil pusing, soalnya dia mau ke rumah Aldi. Niat (namakamu) mau ngejelasin semuanya.

Tapi waktu (namakamu) ke rumah Aldi, Aldinya gak ada. Kata Tante Melina, Aldi lagi latihan panahan. (namakamu) yang sudah beli pulsa nyoba buat sms Aldi tapi gak dibales. Waktu (namakamu) telpon, nomernya gak aktif.

Apa Aldi berusaha menjauh dari (namakamu)?

“Woy, lo bengong ya (namakamu)!” tegur Bella, (namakamu) mengerjap dan menatap linglung Bella. Bella mendengus kesal, tangannya berkacak pinggang, bibirnya terbuka hendak mengomeli (namakamu) tapi suara ketukan pantofel yang khas dan suasana kelas yang tiba-tiba hening membuat Bella mengurungkan niatnya dan menoleh ke depan.

Bella menciut saat Pak Iqbaal menatapnya dengan dahi mengernyit, pose Bella memang sedikit aneh. Sebelah tangannya bertolak pinggang dan sebelah lagi ia tudingkan ke arah (namakamu) yang menatapnya bingung. Bella nyengir kepada Pak Iqbaal, kemudian dia duduk (sok) manis di bangkunya.

(namakamu) mengetukkan bolpoint bergambar gundam milik Kevin yang (namakamu) ambil karena bolpointnya habis semua pada kepalanya pelan. (namakamu) masih memikirkan Aldi. Kenapa sih cowok itu menjauhinya? Sumpah, (namakamu) jadi ngerasa kangen banget sama Sipit-nya. Kangen senyuman manis Aldi, apalagi eye smile cowok itu. Matanya emang cuman tinggal segaris kalau lagi senyum lebar, dan itu cute banget.

“(namakamu) Mawardi,” (namakamu) masih ngalamun dan mikirin Aldi. Tangannya masih mengetuk-ngetukkan bolpoint Kevin ke kepalanya pelan.

Bella melirik sekilas temannya yang udah mirip orang stres gara-gara mikirin kredit panci yang gak lunas-lunas. Bella makai perumpamaan itu, soalnya kalau Mamanya ngelamun itu lagi mikirin kredit panci yang belum lunas itu. Menyenggol (namakamu) sekilas, Bella berusaha menyadarkan (namakamu) yang lagi ngalamun.

“(namakamu) Mawardi!” Iqbaal mulai jengkel, ini sudah kali ketiganya ia memanggil nama (namakamu). Tapi gadis itu gak nyaut-nyaut, sebenernya apa sih yang (namakamu) pikirin? Iqbaal mendengus dan berjalan menghampiri bangku (namakamu) yang berada di pojok belakang.

“(namakamu), apa yang sedang kamu pikirkan?” Iqbaal merampas bolpoin yang sedaritadi (namakamu) gunakan untuk mengetuk kepalanya pelan dan menggunakan untuk memukul kepala (namakamu) lumayan keras sampai membuat (namakamu) mengaduh kesakitan.

“Duh apaan sih Mas, main pukul-pukul aja,” dan sepertinya (namakamu) tak sadar dengan apa yang baru saja dia ucapkan.

Bella cengo, Iqbaal apa lagi, semua murid yang ad di sini juga cengo. Mas? (namakamu) manggil gurunya sendiri dengan sebutan Mas? Kayaknya (namakamu) harus dibawa ke psikiater deh, pikir teman-teman (namakamu) ngena banget kalau ngatain (namakamu) gila.

Sadar dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya, (namakamu) menutup mulutnya yang asal ceplos. Duh, (namakamu) bener-bener butuh alat yang bisa dipakai buat nyensor mulutnya yang suka asal jeplak.

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now