Part 21

3.1K 249 5
                                    

Karya : 'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

________________________________________

(namakamu) terpekur setelah mendengar cerita Mama Rike. Menggigit bibir bawahnya, (namakamu) beranjak meninggalkan kamarnya dan mencari Iqbaal.

"Eh, (namakamu). Kamu mau kemana?" tegur sekaligus tanya Mama Rike yang masih duduk di ranjang (namakamu).

(namakamu) yang sudah sampai di ambang pintu menoleh, "Mau..." sejenak (namakamu) ragu, pipinya memerah memikirkan apa yang mau ia lakukan, "eum, cuman mau minta maaf sama Mas Iqbaal. Gak enak tadi udah bentak-bentak dia kayak gitu."

Sebenarnya ada maksud lain sih, tapi... (namakamu) malu kalau di suruh ngomong di depan Mamanya Iqbaal.

"Bilang aja nyesel udah nolak ajakan nikahnya Iqbaal," goda Mama Rike sambil berkedip genit ke arah (namakamu), membuat gadis ini jadi salah tingkah.

"Ah, enggak kok Tan. Udah ah, (namakamu) mau nyamperin Mas Iqbaal dulu."

Membuka pintu lebar-lebar, (namakamu) segera meninggalkan kamarnya. Mamanya Iqbaal kayaknya punya ilmu cenayang deh sama kayak Iqbaal. Soalnya.... tebakannya bener. ToT

****

Ketika keluar dari kamar, (namakamu) berpapasan dengan Kevin. (namakamu) menghentikan langkahnya karena Kevin menghalangi jalannya dengan berdiri tepat di depan (namakamu).

"Kevin, minggir. Mbak mau nyari Mas Iqbaal," kata (namakamu), Kevin mengangkat sebelah alisnya.

"Mas Iqbaal ada di halaman belakang. Kenapa lewat sini?" tanya Kevin bingung.

Jalan yang akan dilewati (namakamu) ini mengarah ke kamar tamu. Padahal setahu Kevin, Iqbaal ada di halaman belakang. Tadi Kevin sempat melihat Iqbaal yang sedang mengangkat telpon di halaman belakang.

"Halaman belakang?" (namakamu) mengernyit.

"Iya, tadi Kevin liat Mas Iqbaal di halaman belakang."

(namakamu) menyipitkan bola matanya, "Kamu gak lagi bohongin Mbak (namakamu) 'kan?" Kevin menepis jari telunjuk (namakamu) yang ditudingkan di depan wajahnya.

"Kalo gak percaya yaudah. Minggir, Kevin mau lewat," dengan songongnya Kevin mendorong (namakamu) dan melangkah meninggalkan (namakamu) yang sibuk nyerocos memaki Kevin.

(namakamu) mendengus, ia berniat menuju kamar tamu. Kevin itu suka ngibul, tapi kadang jujur juga sih. Kalo di persentase, kebenaran perkataannya itu cuma 20%. Tapi apa salahnya percaya omongan Kevin, siapa tahu bocah satu itu gak bohong.

Akhirnya (namakamu) memutuskan memutar arah, dan berjalan menuju halaman belakang lewat pintu yang ada di samping rumah. Pintu itu letaknya tak jauh dari kamar (namakamu). Pintu yang menghubungkan rumah ini dengan halaman samping.

Langkah (namakamu) yang awalnya cepat mendadak melambat saat melihat Iqbaal. (namakamu) tersenyum tipis, tiba-tiba jantungnya berdetak cepat. 'Duh, kok jadi nervoust gini ya?' tanya (namakamu) dalam hati.

(namakamu) menghela napas sambil berusaha menormalkan detak jantungnya, ia kembali melangkah menghampiri Iqbaal yang ada di dekat pohon jambu.

"....salah kamu sendiri. Aku 'kan gak nyuruh kamu buat ke sini. Terus darimana kamu tahu aku ada di Solo?"

(namakamu) menghentikan langkahnya, Iqbaal tampak sangat serius berbicara dengan lawan bicaranya di telpon. Bahkan ia tidak menyadari keberadaan (namakamu) yang ada di belakangnya.

"Ssshhh, harusnya kamu gak nekad nyusul aku, Salsha," jantung (namakamu) berdetak cepat, jenis debaran yang berbeda dengan debaran sebelumnya. Mendengar Iqbaal menyebut nama wanita lain membuat jantung (namakamu) seperti di remas, "salah kamu sendiri kalo sampai kesasar. Sekarang kamu di mana?"

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now