Part 19

3.1K 248 7
                                    

Karya : 'Deandra Raditha Putri'
@dean_raditha

________________________________________

"Astaga," (namakamu) berhenti ketika dia dan Ajeng sampai di depan pintu pendopo yang terbuka. (namakamu) menepuk keningnya pelan karena melupakan sesuatu. (namakamu) lupa kalau dia ke sini bersama Iqbaal.

"Ada apa Mbak?" tanya Ajeng bingung.

"Ada—"

"(namakamu), tega bener sih kamu ninggalin aku gitu aja," (namakamu) tidak melanjutkan perkataannya karena Iqbaal sudah buru-buru menyelanya.

Ajeng menoleh ke arah Iqbaal dan menatap Iqbaal dengan sorot mata memuja. Baru pertama kali liat cowok ganteng kali ya.

"Dia siapa Mbak?" tanya Ajeng pada (namakamu) tanpa mengalihkan pandangan dari Iqbaal.

"Dia—"

"Kenalin, nama aku, Iqbaal," Iqbaal memotong perkataan (namakamu), tangannya terulur menjabat tangan Ajeng singkat, "calon suaminya (namakamu)."

Mulut Ajeng menganga setelah berkenalan dengan Iqbaal. (namakamu) sendiri merona mendengar perkataan Iqbaal. Calon suami? Kayaknya masih lama deh mereka nikahnya. Secara (namakamu) masih kelas tiga SMA.

"Ajeng, kamu kemana aja sih? Daritadi Ibu nyariin kamu tahu ndak?" Tante Irma, adik Ayah (namakamu) keluar dari pendopo dan menghampiri Ajeng.

Begitu menyadari kalau ada (namakamu), Tante Irma buru-buru mengalihkan pandangan pada (namakamu) dan laki-laki yang berdiri di sebelah (namakamu).

"(namakamu) ya?" (namakamu) mengangguk, "ya ampun, kamu sekarang tambah cantik aja ya. Tante jadi pangling tahu ndak," Tante Irma memeluk (namakamu) sekilas.

"Makasih Tante."

"Eh, ini kamu ke sini sama siapa?"

"Kenalin Tante, saya Iqbaal. Calon suami (namakamu)," Iqbaal mengenalkan dirinya dengan penuh percaya diri. Lelaki ini mengulum senyuman dan menjabat hangat tangan Tante Irma yang menganga tak percaya.

Kalau misalnya Iqbaal ngenalin dirinya sebagai pacar (namakamu). Tante Irma bisa mentolerir, tapi kalau sebagai calon suami? Tante Irma bisa langsung...

"Serius?! Masyaallah," Tante Irma menggeleng tidak percaya, dan menatap Iqbaal dan (namakamu) silih berganti, "lulus SMA kamu mau nikah (namakamu)?"

"Kalau (namakamu) mau sih saya oke-oke aja Tante," lagi-lagi Iqbaal menyela, dia menjawab pertanyaan yang ditujukan pada (namakamu).

Mulut (namakamu) yang semula terbuka kembali terkatup rapat. Gadis ini menatap tajam laki-laki yang berdiri di sampingnya. Iqbaal tersenyum lebar pada Tante Irma dan Ajeng, wajah tanpa dosanya membuat (namakamu) jengkel setengah hidup.

Soalnya setengah mati udah terlalu mainstream.

"Lho kok pada diluar. Irma, tamunya kok ndak diajak—" seorang wanita tua dengan rambut yang sepenuhnya memutih dan disangul rapi keluar. Wajah keriput wanita tua ini makin berkerut saat melihat Iqbaal —dengan senyum lebar– dan (namakamu) —dengan muka betenya– berdiri di depannya, "(namakamu)?"

(namakamu) mengangkat wajahanya, ketika bertemu pandang dengan wanita tua di depannya. Senyuman (namakamu) melebar.

"EYANG!" (namakamu) langsung memeluk Eyang Putrinya erat, "(namakamu) kangen banget sama Eyang."

"Eyang juga kangen sama kamu Nduk," Eyang Putri membalas pelukan (namakamu), "ayo-ayo masuk. Yang lain udah ngumpul."

(namakamu) mengangguk dan menerima uluran tangan Eyang Putrinya. Kemudian mengikuti tarikannya yang membawa (namakamu) masuk ke dalam pendopo tempat acara serah-serahannya berlangsung.

My Sweety Girl ×IDRWhere stories live. Discover now