Explode 23

4.3K 333 60
                                    

Pagi ini Chloe bangun dengan lingkaran hitam di bawah kelopak matanya. Kejadian tadi malam sedikit banyak menyita perhatiannya. 2 jam ia membalikkan tubuhnya di atas ranjang, namun ia tak kunjung mengantuk. Perubahan sikap Leon benar-benar mengusik hatinya. Dan, wanita itu terlalu memiliki ego yang tinggi untuk mengakui bahwa ia merindukan Leon yang dulu, Leon yang jahil, Leon yang-

Chloe menghela napas panjang. Tidak ada gunanya merenung seperti ini. Bagaimanapun Leon tidak akan pernah berubah kalau ia masih mementingkan egonya. Ia harus bisa membuat Leon kembali pada sikapnya semula. Ia harus bisa membuat Leon sadar bahwa pria itu tidak bisa terusan-terusan bersikap dingin seperti ini.

Bunyi kulkas yang terbuka, membuat Chloe terkesiap dari pikirannya. Chloe yang sedang memanggang pancake, menoleh ke belakang dan mendapati Leon sedang meneguk segelas cola dari dalam kulkas.

"Aku sedang membuat pancake. Duduklah, kita akan sarapan bersama."

Leon diam tak menjawab. Pria itu terlihat sedang mencari sesuatu di dalam kulkas. Sedangkan Chloe, wanita itu lagi-lagi hanya bisa menghela napas lelah melihat respon Leon padanya. Namun, saat dirinya memutuskan kembali berbalik dan fokus pada panggangan pancakenya, ia dikagetkan oleh suara decitan kursi. Seketika ia balikkan badannya. Saat melihat tubuh tegap yang menghantui pikirannya beberapa hari ini telah duduk di meja makan, kedua sudut bibir Chloe pun terangkat sempurna. Setidaknya, Leon masih mau menghargainya. Maka, itu sudah cukup.

Setelah memastikan pancake buatannya matang, Chloe pun membawa pancake-pancake itu ke meja makan. Tak lupa ia meletakkan pancake ke atas piring Leon, kemudian piringnya. Setelah itu, Chloe duduk di hadapan pria yang telah memakan sarapannya dalam diam.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini, Le?" tanya Chloe berusaha mencairkan suasana canggung di antara mereka.

"Entahlah."

"Apa kau-- akan pergi?"

Leon diam membisu. Pria itu hanya melirik Chloe sekilas, kemudian melahap habis pancake di piringnya. Setelah itu, pria itu berjalan menuju wastafel.

"Jangan, Le! Biar aku saja," cegah Chloe cepat saat melihat Leon hendak mencuci piringnya.

Bantah aku, Le! Bantah aku!

Tidak seperti yang ia harapkan, pria itu justru diam dan berjalan menjauh tanpa memberikan bantahan sedikitpun.

Ingin menyusul kepergian Leon, Chloe berdiri dengan tergesa. Hingga tangannya tak sengaja menjatuhkan piring di depannya.

PRANGG!!

"AW!" Teriak Chloen karena pecahan-pecahan beling yang tak sengaja diinjaknya.

Leon berhenti, kemudian berbalik. Kedua mata itu pun bertemu. Leon mengepalkan tangannya kuat. Deru napasnya berjalan cepat seiring pertengkaran batin yang sedang menimpanya saat ini. Haruskah ia menolong wanita itu? Haruskah ia mengobati luka itu? Haruskah ia menyentuh - tidak! Jika ia melakukannya, maka semuanya akan terulang kembali. Pada akhirnya, ia akan kembali terjatuh dalam pesona Chloe. Dan, perbuatan bodoh itu akan terulang kembali.

Akhirnya, sambil berusaha terus menguatkan batinnya, Leon kembali berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Chloe. Meninggalkan Chloe yang telah membeku, membeku tidak menyangka atas apa yang pria itu lakukan.

Beautiful PainWhere stories live. Discover now