Explode 7

14K 481 22
                                    

Chloe berjalan menghampiri Mr. Adam sambil membawa nampan. Setelah meletakkan minuman dan beberapa camilan ke meja, Chloe lalu duduk di depan Mr. Adam. Belum sempat Chloe mempersilahkan Mr. Adam untuk minum, Mr. Adam sudah mendahului mengeluarkan berkas-berkas dari tasnya.

"Ada yang ingin saya sampaikan, Miss."

"Setidaknya, minumlah dulu minumannya Mr. Adam. Anda selalu saja mengutamakan pekerjaan Anda."

Mr. Adam tersenyum tipis atas decakan Chloe, "Maaf, Miss."

Mr. Adam menundukkan kepalanya malu. Chloe hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Jadi begini, saya sudah mengumpulkan banyak data mengenai kecelakaan Mr. Clayton. Dan saya merasa data-data ini sudah cukup untuk diangkat ke pengadilan. Tapi, anehnya, pihak kepolisian sama sekali tak mau menyentuh data-data yang sudah saya berikan. Mereka selalu saja mengatakan hal-hal tidak masuk akal mengenai kecelakaan ini. Seakan-akan mereka tak mau menyelesaikan masalah ini dan menutupnya begitu saja sebagai sebuah kecelakaan murni." Chloe mengernyitkan dahinya mendengarkan penjelasan dari pengacara pribadinya itu.

"Tapi, saya tak mau tinggal diam. Saya memutuskan menyelesaikan sendiri masalah ini dengan beberapa rekan saya. Saya meminta rekan saya melacak keberadaan Mr. Clayton pada hari itu. Mulai dari CCTV apartemen, CCTV daerah club tempat Mr. Clayton bekerja, tapi anehnya, rekan saya tidak bisa melacak keberadaan mobil Mr. Clayton pada hari itu."

Mr. Adam mengulurkan memory card yang berisi beberapa rekaman CCTV yang sudah ia kumpulkan kepada Chloe.

"Dan saya juga sudah bekerja sama dengan salah satu penyadap profesional untuk menyadap dan mendengarkan rekaman panggilan ponsel Mr. Clayton pada hari itu. Tapi, sampai sekarang saya masih belum mendapatkan informasi apa-apa." Chloe masih diam tak memberi respon apapun dari ungkapan Mr. Adam.

"Saya hanya merasa, semua ini sangat mengganjal. Dari semua data yang sudah saya dapatkan dari rekan-rekan profesional saya, saya masih saja tak menemukan sedikitpun titik terang mengenai kecelakaan ini."

Chloe menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Ia memejamkan matanya dan menghirup napas dalam-dalam. Tangannya yang semula mengepal erat, kini sedikit mengendur setelah mendapatkan sedikit ketenangan. Mr. Adam yang melihat pemandangan itu hanya bisa tersenyum iba. Mr. Adam tahu, kalau wanita yang selalu terlihat tegar ini sebenarnya banyak menanggung beban berat.

"Sudah, hentikan saja semua ini, Mr. Adam."

Mr. Adam terkejut.

"Kurasa, sudah tidak ada gunanya melakukan semua ini. Toh, Clayton tidak bisa kembali lagi kepadaku. Mungkin.. ini sudah pertanda dari Clayton kalau dia memang tidak menginginkan kita mengorek tentang kecelakaannya," Chloe menghela napasnya panjang.

"Biarkan Clayton tenang di atas sana. Setidaknya.. aku tahu kalau dia masih sangat mencintaiku," lirih Chloe lagi-lagi dengan raut sedihnya. Membuat Mr. Adam semakin iba namun tak tahu harus berbuat apa. Beberapa saat kemudian, Chloe memilih menyesap green teanya dan sedikit demi sedikit menghilangkan raut kesedihannya.

Setelah melihat raut Chloe yang sedikit lebih cerah, Mr. Adam kembali membuka suaranya, "Tidak, Miss. Ini sudah menjadi tugas saya untuk menyelesaikan masalah ini. Saya tidak akan melepaskan masalah ini begitu saja. Masalah ini seperti sebuah teka-teki yang harus saya pecahkan. Dan saya sudah sangat berhasrat untuk menemukan tiap potongan dari puzzle masalah ini."

Chloe hanya bisa mengangkat satu alisnya atas perkataan menggebu-nggebu dari Mr. Adam. Chloe tau benar kalau Mr. Adam memang seorang pengacara psycho yang gila akan teka-teki.

"Niat awal saya ke sini memang untuk meminta kesabaran Anda dalam penyelesaian masalah ini. Mungkin sedikit banyak menyita waktu. Tapi saya yakin, saya pasti bisa menyelesaikannya," ucap Mr. Adam penuh keyakinan.

Beautiful PainWhere stories live. Discover now