Explode 20

4.8K 304 57
                                    

Cahaya bulan yang redup juga riangan jangkrik menghiasi malam yang larut ini. Bertanam dan berberes rumah di pagi hari, dan berbelanja semua kebutuhan ke pusat kota di sore harinya, sukses membuat Leon dan Chloe kelelahan.

Chloe yang telah terlelap dalam mimpinya, tiba-tiba terbangun saat mendengar kegaduhan di luar kamarnya. Ia bangkit dan mulai berjalan keluar. Semuanya gelap karena semua lampu selalu mati saat malam hari. Ia terus berjalan mendekati sumber kegaduhan yang melibatkan panci maupun wajan. Lalu, Chloe terpancing oleh cahaya lampu yang menyala dari arah dapur.

"Leon? Apa itu kau?" tanya Chloe memastikan saat ia hampir mencapai area dapur.

Saat Chloe berhasil mendapati bahwa Leon-lah yang ada di dapur, ia terbelalak dengan napas yang mulai tak wajar. Melihat Leon tanpa kaos yang menutupi tubuh sempurnanya, sukses membuat otak Chloe sementara tak bisa berpikir jernih. Ia tatap punggung lebar yang begitu maskulin itu. Chloe teguk ludahnya sebelum melanjutkan langkahnya menghampiri Leon yang berkutat dengan bahan makanan.

"Umm, Leon?" panggil Chloe lirih.

Leon terkejut dan spontan menghadap Chloe di belakangnya. "Kau... tidak tidur?"

Chloe menggeleng. Saat ini ia susah payah mengatur napasnya karena memandang tubuh Leon dengan otot-ototnya yang terbentuk sempurna. Ia pandang garis pelvis Leon yang menggairahkan sebelum akhirnya menghela napas panjang. Setidaknya agar kegugupannya menjadi sedikit stabil.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini?" tanya Chloe memberanikan.

Tidak. Ia tidak boleh seperti ini. Ia tidak boleh membiarkan perasaan- gairah ini membakar tubuhnya.

"Aku lapar. Aku tidak tega membangunkanmu, Chloe.."

Chloe tersanjung mendengarnya. Entah kenapa. Leon yang ia hadapi saat ini jauh berbeda dengan pagi hari tadi. Chloe memejamkan matanya, mengumpat dan menghardik dirinya agar tidak membiarkan rasa itu muncul karena Leon.

"Apa yang akan kau masak?" tanya Chloe selanjutnya.

Leon mengedikkan bahu tak tahu. "Aku bingung," ujarnya.

Sama halnya dengan Leon, ia mulai menyadari bahwa detak jantungnya sedang berdegup tak semestinya saat melihat Chloe dengan baju tidur tipisnya. Leon tidak boleh membiarkan perasaan yang lebih tepat disebut nafsu itu mengambil kontrol dirinya.

Pria itu menatap mata Chloe yang ternyata juga sedang menatapnya. Intens.

Shit! Kau begitu cantik dan menggairahkan.

batin Leon.

Kedua pasang mata indah itu saling menatap. Tapi akhirnya, suara Chloe sengaja membuyarkan momen canggung itu.

"Aku bisa membantumu."

Leon menghela napas panjang. "Kau tidur saja, Chloe. Kau pasti lelah karena hari ini."

Hati Chloe sedikit terhenyak. Di mana sosok menyebalkannya?

"Sudahlah. Apa yang akan kita masak?" tanya Chloe sambil membereskan peralatan masak yang berantakan karena Leon.

Leon memandang penuh senyum Chloe yang berdiri di sebelahnya. Cantik. Sangat cantik.

"Kita butuh....tomat!" ujar Chloe.

Leon spontan mengambil sebuah tomat yang telah ia ambil dari kulkas tadi. Namun, secara bersamaan, tangan lembut Chloe tak sengaja berada di atasnya.

Mereka berdua saling menatap. Degupan ini... Ini salah! Tidak seharusnya mereka...

Perlahan Leon mendekatkan wajahnya ke arah wajah Chloe. Ada sedikit rasa tak mau dari hati Chloe, namun ia juga tak bisa memungkiri bahwa dirinya mau.

Chloe memejamkan matanya seiring dengan semakin dekatnya deru napas Leon yang ia rasakan. Detik selanjutnya, ia merasakan bibir Leon menyentuh bibirnya. Merasa tak ada penolakan dari Chloe, Leon semakin yakin untuk meneruskannya. Ia cium bibir manis itu lama sebelum melanjutkannya ke arah yang lebih intens.

Leon merasakan jemari Chloe meraba dada bidangnya sebelum berpindah untuk menyentuh tengkuknya. Ciuman Prancis yang berhasil membuat sedikit desahan keluar dari bibir Chloe, semakin menyulut gairah keduanya.

Sebenarnya Chloe menolak dalam kenikmatannya, namun pada akhirnya, ia membalas perlakuan Leon saat ini.

Lidah Leon mulai berpindah mengecupi leher Chloe yang menggairahkan. Ia telusuri area itu seiring dengan desahan yang Chloe keluarkan secara natural.

Leon mengangkat dan mendudukkan tubuh Chloe ke atas meja dapur tanpa melepas ciumannya. Hingga posisi pria itu menjadi berdiri di antara kedua tungkai Chloe.

Semua ini menjadi semakin panas. Tangan Leon merabai punggung Chloe sambil memeluk tubuhnya. Sedangkan Chloe mengalungkan tangannya pada tengkuk Leon sesekali meremas rambut pria tampan itu.

Desahan demi desahan keluar dari kedua bibir mereka. Erangan demi erangan menghiasi malam yang larut itu. Leon mulai membuka baju tidur Chloe dan melemparkannya asal. Ia mengecupi dada Chloe hingga memaksanya terus mendesah kenikmatan.

"Ahh... Clayton..." desah Chloe.

Mendengar itu seketika Leon menghentikan segalanya. Gairah itu kini padam seiring dengan amarah yang sedikit menyala. Ia menatap datar wanita di depannya yang terlihat menatapnya penuh tanya, dengan sisa-sisa napas yang masih memburu. Leon kemudian memilih berjalan menjauh dan memasuki kamar.

Chloe menggigit bibirnya resah. Ia tahu kesalahan bodoh apa yang telah ia lakukan. Ia berdiri dari duduknya dan memungut baju tidurnya yang telah terkapar di bawah meja. Setelah itu, ia mulai berjalan menuju kamar dengan semilir suhu dingin yang menyergap tubuh setengah telanjangnya.

Chloe menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Tanpa memakai terlebih dahulu baju tidurnya, ia memilih menaikkan selimutnya hingga dagu. Perlahan tapi pasti, satu tetes air mata mengalir melewati pipinya. Ia memukul kepalanya marah. Ia marah pada dirinya sendiri. Semua ini karena dirinya. Kalau saja ia tidak terpancing gairah setan itu, kalau saja ia tidak membalas perlakuan Leon, kalau saja ia ingat Clayton lebih awal, kalau saja ia bisa mengendalikan kebodohannya, semua ini tidak akan terjadi, desahan bodoh yang ia keluarkan itu tidak akan pernah terdengar. Ia sakit, dan ia tahu Leon juga pasti merasakan hal yang sama. Apalagi...Clayton...

Air mata itu semakin mengucur melewati pipinya. Chloe membenamkan wajahnya pada bantal. Ia menangis sekeras-kerasnya namun suaranya terhalang oleh bantal itu.

Ia merasa bodoh, malu, kecewa, dan..sedih.

Maafkan aku, Leon.

Maafkan aku, Clayton.

***

TBC
28 Januari 2016

By: @paphatophulus, @dayDreamless, & @SeasonInTheSun

A/N:

Haaaii!! Explode kali ini express banget ya updatenya? Wkwk ya doongg kita kan semangat apalagi kalo kalian tidak jadi SIDER :')

Untuk menjadi penyemangat kali ini boleh dong kita target 200 VOTES & 30 COMMENTS yaaa.. LANGSUNG KITA UPDATE EXPLODE SELANJUTNYA.

Terima kasih... :)
And get our loves❤️❤️❤️

Beautiful PainWhere stories live. Discover now