Explode 4

17.4K 578 14
                                    

Skydive Club 10:00 p.m

Hingar bingar klub malam langsung menyergap telinga Chloe ketika ia mulai memasuki tempat itu.

Bruk!

"Ah! Maafkan aku, nona."

"Tidak apa-apa," jawab Chloe tanpa menoleh. Ia berlalu begitu saja setelah orang yang menabraknya telah meminta maaf.

Chloe berjalan menuju meja bar. Tidak memedulikan ajakan dansa dari beberapa lelaki hidung belang yang memandangnya dengan tatapan mesum.

"Ada yang bisa kubantu, nona?"

"Aku ingin Martini tanpa es batu."

Bartender itu mengangguk dan langsung meracik minuman yang diminta oleh Chloe.

Chloe memandang sekitar dan tatapannya terhenti pada seorang Disc Jokey yang sedang menampilkan performanya di atas stage.

Ingatan Chloe lagi-lagi terngiang akan kenangan-kenangannya bersama Clayton dulu. Terlintas di kepalanya ketika suatu malam ia dan Clayton menghabiskan waktu di salah satu club. Clayton yang merupakan DJ star di klub itu tiba-tiba mengajaknya bermain DJ bersama walaupun Chloe tidak tahu menahu tentang musik. Namun Clayton dengan sabar mengajarinya, menjelaskan tiap bagian-bagiannya. Ia dan Clayton tertawa bersama. Tidak ada hal lain yang lebih indah bagi mereka selain menghabiskan waktu dengan kebahagiaan. Beberapa kali mereka berciuman di atas stage, di antara hingar bingar klub, tidak mempedulikan tatapan iri ataupun kagum oleh beberapa pengunjung klub.

"Ini pesanan Anda, nona," Chloe segera mengalihkan perhatiannya pada bartender yang baru saja memberikan pesanan Chloe. Ia tidak sadar jika sejak tadi butiran bening berjatuhan dari kedua mata indahnya.

"Terima kasih," Chloe segera menenggak minuman berkadar alkohol tinggi itu. Malam ini, yang ia butuhkan hanyalah minuman yang ada digenggamannya untuk melupakan sejenak pilu hatinya.

*

Leon tidak bisa mengalihkan perhatiannya barang sedetik pun dari wanita yang kini sudah terlihat mabuk yang duduk di sebelahnya. Beberapa pria sudah mulai mengintainya, menilai apakah ia sudah cukup mabuk untuk ditarik menuju ranjang.

Pantas saja ia bisa membuat Clayton tergila-gila.

Chloe mempunyai rambut berwarna coklat gelap yang bergelombang indah, bibir ranum yang kini dipoles lipstik berwarna merah darah, serta kaki jenjang yang terekspose dengan sempurna dilengkapi stiletto hitam. Dress mini hitamnya yang sejengkal di atas lutut membuatnya menjadi terlihat sangat menggiurkan.

Seorang pria genit terlihat mendekati Chloe, "Sendirian saja, nona?"

Yang ada di pikiran Leon saat ini hanya ingin melindungi Chloe dari godaan para pria hidung belang, ia melingkarkan tangannya pada pinggang Chloe, "Dia bersamaku."

"Oh! Baiklah, dude. Maafkan aku."

Chloe tidak bereaksi apa-apa. Efek dari minuman itu mulai bekerja. Alih-alih melupakan kepenatan, Chloe malah merasa bayangan Clayton yang ada di pikirannya.

Chloe terkekeh, "Clayton, Clayton."

Leon mengalihkan pandangannya pada Chloe lagi, "Kau... Ingin kuantar?"

Chloe menoleh pada Leon. Seakan baru sadar jika ada orang yang duduk di sebelahnya. Efek alkohol membuat pandangannya tidak begitu jelas.

"Clayton.. Aku merindukanmu," Chloe mengecup bibir Leon.

Leon sedikit kaget. Oke, ini hanya sebuah kecupan dan ia sudah merasakan seluruh badannya meremang?

Aneh.

Chloe bergelayut pada lengan Leon bahkan duduk di atas pangkuannya. Leon sendiri sudah merasa jengah. Bukan apa-apa, ia sadar, sentuhan kecil Chloe saja sudah membuat beberapa bagian tubuhnya menegang. Apa lagi jika Chloe menyentuhnya lebih?

Chloe melumat kasar bibir Leon dan itu membuat Leon terlonjak. Gairahnya tersulut hanya karena lumatan itu. Leon segera melepaskan dirinya dari Chloe.

Calm down, Leon.

Dengan mata sayu, Chloe tertawa sambil meracau, "Clayton oh Clayton!" Teriakannya tidak terlalu terdengar karena suasana klub lebih bising.

Para hidung belang di sekitarnya terlihat memuja Chloe. Bukan hanya parasnya saja yang menawan, Chloe juga terlihat agresif. Beberapa pria menatap Leon dengan iri.

Tidak ingin Chloe semakin menjadi objek fantasi, Leon memapah Chloe keluar dari klub malam walaupun Chloe menolak dan beberapa kali menghujaminya dengan pukulan yang sama-sekali-tidak-menyakiti dadanya.

"Hey hey hey! Lepaskan aku hey! Aa Clayton! Kembaliii!!"

Leon tidak memedulikan rontaan Chloe. Leon bergegas keluar sambil memapah tubuh Chloe yang sempoyongan.

"Kau tinggal di mana?"

"Hah? Hmm.. Gran Antoine."

"Nomor?"

"Clay... Baby..."

"Nomor apartemenmu, Chloe?" tanya Leon dengan sabar.

"Oh.. Hehee," Chloe terkekeh, "202," lanjutnya.

"Berikan kunci mobilmu!" perintah Leon saat mereka sudah sampai di area parkir.

Chloe masih merancau tak karuan. Melihat itu, Leon langsung mengambil tas Chloe yang sedari tadi diseret oleh Chloe. Tidak lama, Leon pun berhasil mendapatkan kunci mobil Chloe.

"Mana mobilmu?"

"Hmm? Clayton.. Putih.."

"Apa mobilmu? Warna?"

"Putih.....audi..putih.."

Mata Leon langsung menemukan mobil Chloe yang terlihat mencolok di parkiran. Leon mendudukkan Chloe di kursi penumpang dan memasangkan seatbelt pada Chloe. Leon memutari audi putih itu dan duduk di kursi kemudi. Ia menghela napas melihat Chloe yang langsung tertidur pulas di sampingnya. Senyum tipis terukir di sudut bibir Leon. Ia menghidupkan mesin mobil dan tanpa pikir panjang lagi, ia melajukan mobil Chloe menuju apartemen Chloe.

***

Senyum menghiasi wajah Leon dengan indah saat ia memandang wajah Chloe yang sedang tertidur. Wajah polos Chloe semakin membuat dada Leon bergemuruh akan rasa bersalah.

Leon menghela napas. Diambilnya selimut yang berada di ujung ranjang dan menyelimutkannya pada Chloe. Leon merapikan rambut Chloe yang menutupi wajahnya.

"Cantik," gumam Leon.

Langkah Leon terhenti saat akan keluar dari apartemen Chloe. Ia mendengar Chloe mengigau, "Clay!! Jangan tinggalkan aku!"

Leon berbalik menatap Chloe. Ia mendapati ada tetes air mata di sudut mata Chloe. Chloe menangis dalam tidurnya.

Setelah sekiranya Chloe tidak mengigau lagi, Leon menghembuskan napasnya lelah dan melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti.

***

TBC..
09 Februari 2015

By : @SeasonInTheSun & @paphatophulus

Beautiful PainWhere stories live. Discover now