Part-31

18.8K 915 43
                                    

Kalau ada typo atau yang menggangu lainya.

Bilang aja dikoment. Sekalian ktirik sama sarannya kalau perlu.

Maksihh^^ maaff saya buru-bru banget soalnya.

HappyReading ^^

"Selesai" seru Ayra girang saat kalimat terakhir sukses ia tulis,
Natasya ikut tersenyum senang.

"Kalau begitu sepertinya kami harus pulang dulu" Kata Ayra melirik jam tangan yang melingkar dipergelangannya. "Benar, sebab ini sudah hampir menjelang malam" Ujar Wiki membenarkan sembari merapikan buku-bukunya untuk dimasukkan kedalam tas.
"Natasya kita pulang bersama saja yaa" Ajak Ayra yang membuat Natasya menghentikan tangannya saat ingin meraih buku yang masih tergeletak dikarpet tempat mereka duduk melingkar.

"Kita berbeda komplek, jadi menurutku tidak perlu" kata Natasya yang tersenyum kikuk.
"Memangnya kau tinggal dimana?" Tanya Wiki yang baru saja selesai memasang resleting tasnya. "Aku.." Natasya melirik Alfran untuk meminta bantuan, tapi dengan santainya lelaki itu berpura-pura tidak peka.
"Kau tinggal dimana??" Tanya Ayra penasaran, Natasya menggaruk tengkuknya untuk mencari akal.
"Aku juga tinggal dikomple ini"
"Benarkah??" Tanya Ayra antusias, yang hanya diangguki oleh Natasya.

"Kebetulan sekali kalian ini satu komplek, jangan-jangan..." Wiki memicingkan matanya memandang Natasya dan Alfran bergantian "Kalian jodoh" lanjutnya yang membuat Alfran dan Natasya membulatkan mata. Wiki yang melihat itu tertawa keras. "Dasar kau ini" cibir Ayra memasang tasnya.

"Kapan kalian akan pulang- maksudku kapan kita akan pulang??" Tanya Natasya yang berdiri dari duduknya.

"Baiklah Alfran, sepertinya kami harus pulang dulu" Pamit Ayra yang ikut beranjak, diikuti Alfran dan Wiki. "Bagaimana kalau aku mengantar kalian kedepan?? Kebetulan aku juga sedang ingin membeli sesuatu disupermarket" Tawar Alfran yang diangguki antusias oleh Ayra. "Kalau begitu ayo" Katanya yang berjalan lebih dulu.

Mereka berjalan beriringan menuju halte depan komplek. Dimana disana mereka dapat memunggu angkutan umum untuk pulang kerumah masing-masing.

"Natasaya kapan-kapan berkunjunglah kerumahku" Ucap Ayra tersenyum manis kearah Natasya yang berjalan disampingnya. Natasya hanya menjawabnya dengan anggukan kecil "Apa itu juga berlaku untukku??" Tanya Wiki yang tiba-tiba menyalip ditengah-tengah kedua gadis itu.
"TIDAK" Teriak Ayra, membuat ketiga orang itu sesegera mungkin menutup telinga. "Bisakah kau tidak berteriak??" Tanya Wiki jengkel, sembari mengosok-gosok kupingnya yang terasa berdengung. "Siapa suruh kau mengganggu" ketus Ayra merapatkan diri pada Natasya.

"Alfran" Panggil Ayra, membuat Alfran yang berjalan disamping Natasya menatapnya
"Apa??" Tanya Alfran, memasukkan kedua tangannya kesaku celana.

"Kupikir dulu kau itu sombong dan tidak ingin menyapa orang-orang yang tidak populer seperti kami" Kata Ayra menerawang, seolah ada seseorang yang berperilaku seperti itu padanya.
"Kenapa tidak?? Menurutku kau cantik" Ucap Alfran mengerlingkan matanya, membuat Ayra melongo. Natasya yang melihat itu memutar bola matanya sembari mendengus geli.
"Menjijikkan" cibir Wiki yang berjalan dibelakang Ayra.
***

Tak terasa mereka tiba dihalte, sebab asik mengobrol perjalanan terasa dekat.

"Natasya sampai jumpa besok"
Kata Ayra sebelum memasuki taksi yang ia stop.
"Aku ikut denganmu saja yaa??" Pinta Wiki menahan pintu mobil taksi yang hampir saja ditutup Ayra. "Tidak. Aku tidak mau satu taksi denganmu" tolak Ayra yang mencoba mendorong Wiki.
"Kumohon. Bagaimana kalau tidak ada taksi lagi yang lewat disini, jadi biarkan aku ikut denganmu saja ya" melas Wiki yang tetap kekeuh. Ayra memutar bola matanya kemudian bergeser memberi tempat duduk untuk Wiki membuat lelaki itu tersenyum lebar, sebelum ia masuk menyusul Ayra. Wiki menyempatkan diri melambaikan tangan pada Natasya dan Alfran,
yang juga membalas lambaiannya sembari tersenyum.

"Akhirnya selesai juga" Gumam Natasya tersenyum lega, melihat taksi yang dikendarai Ayra dan Wiki berlalu pergi. "Apanya yang selesai??" Natasya menoleh menatap Alfran tajam sembari memukul lengan lelaki itu. "Awww.. kenapa kau memukulku??" Ringis Alfran, Natasya berkacak pinggang.
"Karena kau teramat-amat menyebalkan" Bentak Natasya kesal. "Memangnya salahku apa??" Tanya Alfran dengan tampang polos.

"Kau sengaja mengerjaiku kan??" Tuduh Natasya yang meletakkan jari telunjuknya didada Alfran sembari mendorongnya pelan.
"Tidak" Jawab Alfran.

"Kau bohong. Sebagai hukumannya kau harus menggendongku dari sini kerumah" Ucap Natasya yang kembali berkacak pinggang. "Aku tidak mau" tolak Alfran mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Dasar pecundang" Sinis Natasya sembari bersedekap. "Aku bukan pecundang" bantah Alfran menatap Natasya kesal. "kau memang pecundang" Ejek Natasya tanpa mengubah posisinya.

Alfran berdecak kesal lalu membelakangi Natasya dengan badan setengah membungkuk. Natasya yang melihat itu tersenyum puas, kemudian meloncat naik kepunggung Alfran dengan sigap Alfran menahan paha gadis itu. "Kau menyebalkan" Cibir Alfran, bukannya marah Natasya malah tersenyum "Kau yang mengajariku" Ucapnya yang tersenyum lebar.

"Apa dadamu memang sekecil ini??" Natasya yang mendengar pertanyaan Alfran spontan menegakkan badannya hingga ia hampir terjatuh kebelakang jika seandainya saja Alfran tidak menjaga keseimbangan sekuat tenaga pasti mereka sudah terjengkal ditrotoar.

"Kau yang menyebalkan" teriaknya kesal sembari menjambak rambut Alfran. Membuat lelaki itu terhuyung-huyung kesana kemari dengan Natasya yang masih beradah dipunggungnya. Merasa mereka hampir terjatuh reflek Natasya memeluk leher Alfran.
"Kau ingin jatuh menggelinding?" Tanya Alfran setengah terkekeh. "Dasar menyebalkan" maki Natasya memukul pundak Alfran tanpa melepas tangan kirinya yang melingkar dileher lelaki itu."Aku memang tampan" bangganya lalu tertawa keras. "Kau menyebalkan bukan tampan" ulang Natasya geram. "Aku tahu kau terpesona padaku" bangganya yang tersenyum lebar, kemdian kembali tertawa. "Kau ingin kita jatuh bodoh?? Berhenti tertawa" Kesal Natasya membekap mulut Alfran agar berhenti bersuara.

Saat Natasya mendongak menatap kedepan matanya terkunci pada sosok yang berdiri tepat didepan mereka. Alfran yang meraskan gadis itu tiba-tiba diam dan tangannya yang perlahan-lahan lepas dari mulutnya. Menolehkan kepala untuk melihat ekspresi Natasya saat ini. Merasa Natasya menatap sesuatu yang aneh Alfran mengikuti arah pandangnya dan seketika kakinya berhenti melangkah saat hampir saja menubruk seorang pria yang sedang berdiri ditrotoar menghadap kearahnya sembari menempelkan ponsel ditelinganya. "Kak Alex" lirih Natasya yang masih dapat didengar oleh Alfran.
"Kau mengenalnya??" Bisik Alfran, yang diangguki Natasya.

"Natasya?" Tanya sosok itu yang akhirnya bersuara. "Iyya kak" Jawab Natasya membenarkan.
Pandangan orang yang bernama Alex itu berpindah ke Alfran lalu kembali lagi ke Natasya dengan alis mengerut. Mengerti arti pandangan Alex, Natasya dengan cepat turun dari punggung Alfran.

"Kau ingin menjawab dia siapa??" Tanya Alex dengan senyuman jahil, Natasya menunduk menutupi semburat merah dipipinya. "Apa sekarang aku sudah tergantikan??" Tanyanya lagi dengan nada kecewa yang dibuat-buat. "Kakak apa kabar??" Tanya Natasya yang memutar topik membuat Alex terkekeh.
"Aku baik, dan sejak kapan kau pintar mengelak??" Jawab Alex, lalu kembali bertanya sembari mengacak rambut Natasya yang membuat pipi gadis itu semakin memerah.

"HHHMMMM" Dengan keras Alfran berdehem dan berpura-pura menepuk-nepuk nyamuk disekitarnya. Namun tetap saja diabaikan oleh kedua orang itu "Natasya sayang sekali aku tidak bisa mengobrol lebih lama denganmu.. bagaimana kalau kau mencatat nomormu disini??" Tawar Alex menyodorkan ponselnya pada Natasya, dengan senyum lebar dibibirnya. Natasya menerima ponsel itu lalu mengetikkan nomornya sendiri.

"Kalau begitu sampai jumpa" pamit Alex setelah menerima kembali ponselnya. Natasya membalas lambaian tangan Alex dengan senyum manis yang tak kunjung memudar dibibirnya.
"Sampai kapan kau akan terus melambaikan tanganmu?" Cibir Alfran sinis. Natasya berbalik kearah Alfran, lalu memeluk lelaki itu sembari meloncat-loncat girang. "Alfran. Dia kembali lagi" Girang Natasya membuat raut wajah Alfran berubah. Entah kenapa? Ia merasa sedikit tidak suka melihat Natasya gembira karena sosok lelaki yang bernama Alex tadi.

Natasya menjauhkan tubuhnya masih dengan senyum sumringah diwajahnya "Dia kembali lagi" Ulang Natasya yang terlihat begitu bahagia. Alfran memaksa tersenyum "Kalau begitu ayo kita pulang" Ajaknya menggandeng tangan gadis itu untuk melangkah pulang.

》》》》》

Jodoh?? Mungkin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang