(Part-17)

19.5K 912 11
                                    

HAII AKHIRNYA AKU NGE'UPDATE LAGII ^_^  Jujur sebenarnya ini berantakan banget. Aku cman kangen update aja jadi ngebuatnya buru-buru banget.

selebih dan kurangnya mohon dimaafkan

ANDDD...

HappyReading ^^

Satu minggu berlalu setelah kejadian itu. Sejak saat itu Natasya dan Alfran hanya berbicara seperlunya saja.

Natasya terus mengerakkan pena ditangannya diatas kertas. Menyalin hal-hal penting dari buku paketnya. Sangking sibuknya dengan apa yang ia kerjakan Natasya tidak sadar bila saat ini ia hanya tinggal sendiri didalam kelas.

"Harusnya aku latihan cara menulis dengan cepat" Dumel Natasya merutuki dirinya yang kelewat lelet saat mengerjakan sesuatu. "Astaga. Kalau begini caranya aku tidak akan sempat makan siang" Ucap Natasya semakin terburu-buru setelah melirik jam tangannya. Yang menunjukkan waktu jam istirahat tinggal beberapa menit lagi.

Tiba-tiba seseorang duduk disampingnya "Ini. Makanlah" Natasya yang tidak asing dengan suara itu menoleh dengan mulut terbuka. Memandang Alfran dengan pandangan tidak percaya.
"Kubilang makanlah" kata Alfran yang lebih pantas disebut memerintah sembari mengeser roti dan susu kehadapan Natasya, menggantikan posisi buku-buku gadis itu yang berhasil ia ambil alih berpindah kehadapanya yang tergeletak diatas meja.

"Biar aku yang melanjutkan ini. Dan kau makan saja" Ucap Alfran mengedipkan sebelah matanya kearah Natasya sembari merebut pulpen yang masih gadis itu genggam. Natasya yang tidak mengerti akan perubahan Alfran setelah mengingat hubungan mereka akhir-akhir ini.
"Ti-tidak perlu" tolak Natasya pelan. Sembari mengulurkan tangannya untuk meraih kembali buku-bukunya. Baru saja ingin menyentuh buku itu tangan Alfran lebih dulu menahannya.
"Aku bilang makan" Tegas Alfran menatap Natasya dengan tatapan tajam.

"Aku tidak ingin mati sia-sia. Jadi kau tidak perlu memaksaku" tolak Natasya lagi. Membuat Alfran mengerutkan alis.
"Maksudmu??" Mendengar pertanyaan konyol Alfran menurutnya itu, Natasya menghelai nafas kasar.

"Kemarin-kemarin kau begitu dingin dan cuek, Dan sekarang tiba-tiba kau memaksaku untuk makan makanan yang kau beri. Tidakkah itu aneh jika kau tidak memiliki niat lain. Misalnya niat jahat, mungkin" Jawab Natasya panjang lebar. Tanpa merasa sungkan Alfran mendaratkan jitakan indahnya dikepala Natasya. "Kau pikir aku ini lelaki macam apa??" Kesal Alfran.

"Pokoknya aku tidak mau makan itu" Tolak Natasya keras kepala.
"kau lihat" Tunjuk Alfran pada roti ditangannya "aku tidak apa-apakan??" Tanyanya sembari mengunyah kasar roti yang seharusnya untuk Natasya itu.
"Jadi makanlah" Katanya berubah lembut menyodorkan roti ditangannya kedepan mulut Natasya. Tapi tetap saja Natasya tak begitu mudah percaya. Ia memberikan tatapan menyelidik pada Alfran, Mendapati tatapan seperti itu, Alfran berdecak kesal. "Kau masih tidak percaya padaku??" Tanyanya.

Lama terdiam akhirnya Natasya bersedia mengigit roti ditangan Alfran. Melihat itu senyum geli terbit dibibir lelaki itu.
"Ini lanjutkan acara menulismu. Biar aku yang akan memegang roti ini. Asal kau tidak mengigit tanganku saat membuka mulut" Mendengar lelucon Alfran membuat Natasya tertawa keras.
"kau hampir saja membuatku tuli" Canda Alfran berpura-pura terkejut sembari memegang kupingnya dengan tangan yang kosong.

Masih dengan sisa tawanya Natasya menarik buku-bukunya kembali berpindah kehadapannya dengan Alfran yang siap sedia memegangkan roti untuknya.

Sesekali Natasya tertawa dengan candaan-candaan yang dibuat Alfran. Melupakan jika hubungan mereka akhir-akhir ini sempat terasa jauh. Alfran tersenyum lebar melihat Natasya tertawa hingga matanya menyipit menyerupai bulan sabit.

Jodoh?? Mungkin.Where stories live. Discover now