(Part-3) Frist Kiss

35.1K 1.1K 6
                                    

Happy Reading :)

AUTHOR POV

Lama hening tidak ada yang bersuara.

Alfran berdehem, Membuat Natasya bergeser. "Natasya" panggil Alfran yang tidak mendapat jawaban.

"Natasya" Panggilnya. Lagi masih belum juga membuat Natasya menjawab dan mendongak memandangnya.

"Kau marah padaku??"
Tanya Alfran, Natasya yang mendengar pertayaan itu mendongak. "Aku ingin tapi aku tidak bisa. Aku tidak tahu aku ini mengidap penyakit apa? Bahkan sejak kecil aku selalu ingin hidup tenang dan menjauhi orang yang menurutku tidak baik. Aku tidak bisa marah pada siapun sebab aku selalu diperlakukan seperti putri aku selalu dikekang sekaligus dimanja. Aku bahkan tidak memiliki keberanian untuk menginjak seekor semut dan menyaksikannya terbirit birit hingga mati. Aku tidak tega" Untuk kedua kalinya Alfran tercengang mendengar fakta yang baru saja dilontarkan Natasya.

"Apa yang tadi ciuman pertama mu??" Tanya Alfran. Natasya mengangguk. "Kau bercanda??" Tanya Alfran tidak percaya. Natasya menggeleng.
"Jangan bilang kau juga tidak pernah berpacaran"

"Iyya. Bahkan aku tidak pernah tertarik untuk berpacaran"

"Kau punya cinta pertama??"
Natasya menatap mata Alfran. Dan mengangguk samar.

"Siapa pria itu??"
Tanya Alfran lagi yang jujur ia merasa penasaran dengan hidup Natasya. "Apa kau tidak mengantuk?? Ini sudah jam 10 malam. Dan besok bukannya kita pindah kesekolah baru"
Alfran menoleh kearah jam dinding yang tergantung dikamar Natasya sembari mendengus kesal. Ia merasa waktu berputar begitu cepat.

"Baiklah Natasya, kau punya hutang penjelasan padaku"
Ucap Alfran yang beranjak dari ranjang Natasya. Kemudian melenggang pergi.

Natasya mengetuk-ngetuk pintu kamar Alfran yang masih tertidur didalam sana.

"ALFRANN.. AYOOO BANGUN KITA HARUS PERGI KESEKOLAH HARI INI" Teriak Natasya yang masih belum mendapat jawaban atau tanda'tanda Alfran akan membukakannya pintu.

"Alfran bangunlahh" kata Natasya yang sudah mulai putus asa membangunkan pemuda itu.

"Ayo bangunlahh" ulang Natasya yang bersender pada daun pintu.

CEKLEKK

Pintu yang tiba-tiba ditarik kebelakang membuat Natasya oleng hingga ikut terjatuh.

Natasya memejamkan matanya dengan erat. Menunggu kepalanya terbentur lantai atau bokongnya yang akan mencium lantai. Alfran tanpa sadar tersenyum memandang wajah Natasya sedekat ini. Natasya membuka matanya perlahan sebab ia merasa tak kunjung menyentuh lantai. Saat matanya terbuka sempurnah ia mendapati Alfran yang sedang memandangnya. Dan Natasya baru sadar bahwa Alfran yang menangkapnya saat ia hendak terjatuh tadi.

"Alfran?"

"Pagi" sapa Alfran yang melepaskan Natasya, lalu merapikan seragamnya. Natasya juga ikut merapikan seragam dan rambut yang ia gulung asal.

"Ayo kita berangkat"
Ajak Alfran. "Kita mau naik apa?? Bukankah kita tidak punya kendaraan" Alfran berbalik memandang Natasya dibelakangnya. "Kau benar juga" Katanya yang baru ingat mereka belum diberi kendaraan.

"Bagaimana kalau naik bus"

"Naik bus??" Ulang Natasya tidak yakin. "Iyya naik bus. Apa kau tidak pernah naik bus?"
Natasya menggeleng.
"Ayolah kita bisa naik taksi bukan?" Melas Natasya. Alfran mendengus "Berhentilah bersikap tuan putri" Natasya terdiam memandang Alfran datar.
"Ayo" ucapnya berjalan meninggalkan Alfran. Alfran tersenyum tipis dibelakang sana.

"Ayo cepat nanti ketinggalan busnya" Natasya sudah mengap mengap diajak berlari pagi-pagi begini oleh Alfran. "Kumohon bisakah kita berhenti sebentar"
Ucapnya sedikit keras akibat takut Alfran tidak mendengarnya.
"Bahkan kita belum berlari 100 meter kau sudah seperti ini" Ejek Alfran yang tidak melepaskan genggamannya ditangan Natasya.

"Tapi aku benar-benar lelah"

"Sedikit lagi tuan purti"

Natasya bernafas lega saat ia sudah naik kedalam bus yang sedari tadi membuatnya berlari-larian. "Apa kita tidak bisa duduk??" Tanyanya yang melihat bus ini sangat penuh bahkan hampir berdesak desakan. Alfran mengedarkan pandangannya dan menggeleng membuat Natasya memandangnya horor.

Baru lima menit mereka beradah dibus itu Natasya merasah risih dan tidak nyaman menyadari dua pria yang memandang roknya dengan pandangan kurang ajar.
Alfran yang menyadari itu karena Natasya berdiri didepannya merasa kesal. Bahkan pria itu berani berdiri disamping Natasya dan meraba-raba rok gadis itu.

"Bisakah kau tidak kurang ajar??" Tanya Alfran tenang namun terdengar santai. Bahkan ia sudah menarik Natasya berpindah disampingnya.

"Hey bocah apa masalahmu??" Tanya pria itu memandang Alfran dengah pandangan remeh.
Bahkan Alfran yang baru SMA saja terlihat lebih berotot dari kedua pria itu yang kurus kerempeng
"Kau tanya apa masalahku?? Tentu saja masalahku adalah kau mengganggu istriku" pria itu terbahak mendengar ucapan Alfran. Natasya menoleh memandang Alfran tidak percaya. Bahkan Alfran merangkul pinggangnya posesif.

"Bahkan kau saja belum punya SIM bisa-bisanya kau mengakui dia istrimu"

"Kau lihat ini??" Alfran menunjukkan tangan kanan dan tangan kanan Natasya.
Orang-orang yang melihatnya berbisik-bisik.

"Kalian benar-benar suami istri?? Bagaimana rasanya menyentuh tubuh istri cantik mu ini??"
Alfran menepis kasar tangan kurang ajar pria itu yang mencolek dagu Natasya.

"Kau menantangku??" Bentak pria itu. Alfran mendecih dan melayangkan tinjunya kearah orang tesebut. Membuat Natasya memekik dan penumpang lainya. Pria itu membalas memukul Alfran hingga membuat darah segar mengalir diujung bibirnya.

Alfran menendang perut orang itu lalu menindih perutnya dan memukul pria kurang ajar itu membabi buta. Yang membuat penumpang semakin histeris.

☆ ☆

Natasya berdecak melihat Alfran yang duduk disampingnya. Alfran hanya mendapat dua pukulan sedangkan lawannya tadi ia buat sampai babak belur.

"Ayo menghadap kesini" Alfran hanya melirik sekilas Natasya sembari terus menyentuh ujung bibirnya yang sedikit berdarah. "Aku bilang menghadap kesini" Ulang Natasya, membuat Alfran pada akhirnya mengalah.
"Gara-gara kau berkelahi. Kita tidak jadi masuk sekolah hari ini" kesal Natasya sembari membersihkan luka Alfran dengan tissue yang ia dapat dari tasnya.

"Aaaww..pelan-pelan"
Ringis Alfran yang kesakitan. "Separah itukah??" Tanya Natasya khawatir. "Ini semua karenamu. Siapa suruh kau memakai rok sependek itu." Tunjuk Alfran dengan dagunya kearah rok seragam Natasya.

"Bukankah rok seragamnya memang harus seperti ini"
Kata Natasya polos. "Tapi itu membuat para lelaki memandangmu dengan tatapan lapar" Natasya memandang Alfran.

"Apa kau juga??" Alfran menyeringai "tentu saja" bisiknya membuat Natasya kesal. Seumur-umur hanya Alfran lah sosok yang bisa membuat Natasya kesal.
"Apa semua pria seperti itu??" Tanya Natasya memandang lurus kearah jalan raya dimana kendaraan berlalu lalang didepan mereka.

"Kau tidak tahu?? Bahkan pria sangat menyukai wanita seksi, kau? bahkan kau tidak ada apa-apanya dibanding wanita seksi yang bertebaran di club"

"Club??" Tanya Natasya tidak percaya.

"Iyya club?? Apa kau tidak tahu club??" Tanya Alfran santai berbeda dengan Natasya yang begitu terkejut mendengar kata 'club'.

"Kau sering kesana??" Tanya Natasya yang mengabaikan pertanyaan Alfran padanya.
Alfran mengangguk santai
"Bahkan aku sering bermalam disana" Natasya melebarkan matanya tidak percaya.

"Apa Ayah dan Ibumu tahu itu??" Alfran memandang sepatunya. "Entahlahh"

"Mereka tidak tahu??" Tanya Natasya lagi yang tidak puas dengan jawaban Alfran.
"Aku sudah bilang. Aku tidak tahu. Ayo bersihkan lagi lukaku" Natasya berdecak pelan kemudian kembali mengobati luka Alfran.

TBC :)

Jodoh?? Mungkin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang