(Part-1) Firts Night

52.1K 1.6K 12
                                    

Happy Reading :*

Author pov

Pemuda itu melirik gadis yang berdiri disampingnya dengan pandangan menilai. Meskipun gadis itu sadar sedang diperhatikan tetapi ia hanya cuek dan tidak perduli.

"Apa benar sewaktu kecil kita begitu akrab?? Mengingatmu saja tidak, apa itu yang bisa dikatakan dengan akrab" Tanya pemuda itu yang pada akhirnya bersuara juga.

Ting

Mendengar bunyi tanda pintu lift terbuka ia baru tersadar bahwa gadis yang tadi pagi baru menikah dengannya. Sudah melenggang pergi.

Ia berjalan menyusul gadis itu dan baru kali ini ia merasa terhina karena diabaikan oleh seorang wanita, dan lucunya lagi yang mengabaikannya itu adalah istrinya.

Huh.. rasanya pemuda itu ingin terbahak bahak sampai seluruh semesta alam mendegarnya. Perutnya bahkan terasa mual menyebut gadis itu istrinya. Sebenarnya mereka tidak saling mengenal, tetapi orang tuanya bilang sewaktu bayi hingga masuk ketaman kanak kanak mereka begitu akrab. Maka dari itu kedua orang tua mereka yang bersahabat itu memutuskan menikahkannya dengan gadis yang menjadi istrinya sekarang.

Alasan macam apa itu bahkan aku masih duduk di kelas dua SMA. lalu dijodohkan dan dipaksa menikah. Dengan wanita macam itu pula. Ini benar-benar gila

Saat melihat gadis yang baru ketiga kalinya ditemuinya itu hendak naik keranjang Alfran dengan cepat berbaring didepan Natasya. Natasya kembali berdiri tegak dengan alis mengerut. Membuat paras cantiknyq semakin terlihat manis.

"Alfransya Bramantara Putra.. Mmhh- apa kau tidak berniat mandi terlebih dulu. Sebab aku juga ingin mandi" Ucap Natasya dengan lembut.

Bahkan pantat bayi saja kalah lembut- Batin Alfran. Memandang Natasya dengan mulut sedikit terbuka. Alfran mengubah posisinya menjadi duduk bersandar dikepala ranjang.
"Kenapa kau memanggilku dengan nama panjang??"
Tanya Alfran setelah kembali menguasai dirinya.

"Aku tidak tahu harus memanggilmu apa? Haruskah aku memanggilmu Alfransya? Braman?? Tara?? Atau putra? Aku bingung" Kata Natasya dengan tampang polos. Membuat Alfran tersenyum geli meski terlihat samar dan kemungkinan besar Natasya tidak menyadarinya.

"Tidak. Kau hanya perlu memanggilku Alfran.. Natasya Kalyla Maegan" Natasya tersenyum tipis membuat Alfran merasa dijampi-jampi dengan senyuman manis itu.

"Dan kau hanya perlu memanggilku Natasya" Kata Natasya masih dengan nada lembut.

Lalu berbalik hendak berjalan menuju kamar mandi
"Bukankah kau ingin mengajakku mandi bersama??"
Natasya menoleh kearah Alrfan dengan mata melotot
"Apa yang kau katakan??"
Tanyanya dengan wajah memerah. Bukan karena malu tetapi merasa kesal. Namun ia tidak biasa berteriak dan membentak.

" Kau tadi bertanya 'apa kau tidak berniat mandi?? Karena aku juga ingin mandi??' "
Kata Alfran mengulang kalimat Natasya tadi. Natasya mengigit bibir bawahnya "Kau salah paham" Katanya pelan namun terdengar tegas.

"K-kalau begitu pergilah"
Rasanya Alfran ingin menenggelamkan dirinya kedalam laut detik ini juga. Seumur-umur baru kali ini ia merasakan malu dihadapan seorang gadis.

Tanpa diperintah untuk kedua kalinya Natasya melangkah cepat menuju kekamar mandi.
Melihat punggung gadis itu tak terlihat lagi Alfran menarik rambutnya dan menjerit-jerit tertahan sesekali ia berguling dilantai.

Sedangkan Natasya didalam sana merasa begitu malu. Malu karena merasa dilecehkan oleh ucapannya sendiri.

Natasya sudah mengganti posisinya berkali kali agar bisa tertidur, tetapi tidur dengan seorang lelaki yang terus menerus tidak sengaja bersentuhan dengannya membuat Natasya risih bahkan ia merasa terganggu dengan cara tidur Alfran yang grasak grusuk sana sini.

Natasya menghelai nafas kasar. Kemudian bangkit mengubah posisinya menjadi duduk.
"Alfran bisakah kau bangun??" Tanya Natasya menoleh memandang Alfran yang masih terlelap sembari mendengkur halus. "Alfran. Bagunlahh"
Perintah Natasya yang tidak berniat menyentuh suaminya itu.

"Astaga.. Dia ini tidur atau sedang pingsan kenapa susah sekali hanya sekedar untuk membangunkannya" kesal Natasya sebab Alfran tak tetap bergeming diposisinya.

"Hey..bangunlahh"
Natasya mencoba sedikit memukul Alfran dengan bantal guling tapi pemuda itu masih tak bergeming. Natasya dengan perasaan was-was mengulurkan tangannya untuk mengecek nafas Alfran. Rasa panik seketika mendera Natasya saat punggung jari telunjuk tidak merasakan hembusan nafas Alfran. Natasya semakin mendekat dan betapa terkejutnya ia sebab secara tiba-tiba Alfran menarik tangannya hingga Natasya berbaring dengna diatasnya.

"Apa yang kau lakukan??"
Tanya Alfran membuat Natasya tidak bisa menjawab karena posisi mereka yang menurutnya tidak wajar.

"Apa yang kau lakukan??"
Ulang Alfran yang masih belum mendapat jawaban.

"B-bi-bisa k-kau menjauh"

"Aku tanya apa yang kau lakukan?" Ulang Alfran yang semakin mendekatkan wajahnya.
"Apa kau ingin mengajakku menghabiskan malam pertama kita?" Tanya Alfran menyeringai. Natasya menatap tajam kearah mata Alfran, ia merasa dilecehkan untuk kedua kalinya tetapi kali ini bukan ucapannya yang melecehkan dirinya tapi ucapan pemuda yang beradah diatasnya.

"Menjauhlah"
Teriak Natasya mendorong Alfran hingga menyingkir darinya.
"Aku memang istrimu tapi aku tidak pernah setuju dengan pernikahan ini. Aku memiliki mimpiku sendiri aku bukanlah anak kecil lagi yang harus diatur dan diajarkan ini itu. Tapi kenapa mereka harus memaksaku menikah denganmu" Natasya tidak menyangka dirinya bisa bentak orang lain. Tapi saat ini ia tidak perduli dengan itu ia hanya ingin mengeluarkan semua kalimat yang membebani benaknya. "Dan tentang malam pertama yang kau bilang. yaa aku ingin menghabiskannya bahkan ingin mengakhirinya. Dan aku tidak ingin hidup seperti ini" tambah Natasya membuat Alfran hanya diam mendengarkan semua yang ingin dikatakan gadis itu.

Natasya menunduk
"Maaf.. aku sudah berbicara kasar padamu" Ucap Natasya kembali terdengar lembut.

"Tidurlah. Aku hanya bercanda tentang malam pertama itu" Natasya mendongak memandang Alfran yang duduk disampingnya.
"Kau ingin kemana?"
Tanya Alfran melihat Natasya meraih bantal dan hendak beranjak "Aku ingin tidur disofa saja" Alfran hanya mengangguk cuek.

"Baiklah. Pergilah sana"
Katanya santai lalu berbaring. Natasya melihat punggung Alfran yang membelakanginya. Kemudian beranjak menuju sofa dipojok ruangan.

Alfran sedikit menoleh melihat Natasya yang mencari tempat senyaman mungkin disofa itu kemudian terlelap.

Alfran mendengus memandang wajah Natasya yang sudah tertidur. Ia tidak menyangka akan menikah dengan gadis semacam itu.

Benar-benar berbeda- Ucapnya dalam hati.

TBC :)

_MF

Ini cerita ketiga saya. Nggak tahu judul sama ceritanya cocok atau nggak. Cuman pengen aja ngebuat cerita semacam ini. (Padahal cerita keduanya aja belum kelar)

Kalau ANDA-ANDA suka silahkan diberi VOTMENnya

Saya tunggu :D

Jodoh?? Mungkin.Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ