Part-28 (Kami Berbeda)

18.3K 962 51
                                    

Saya tidak mau berpidato panjang lebar, jadi lang- tunggu-tunggu!!

Saya mau ngucapin dulu, terima kasih banyak buat kaliiaaann semua yang masih ada disini buat nungguin cerita ini. Makasih juga udah buat saya melting nggak karuan.

Sekali-laki ngasih saran atau kritikannya supaya saya punya tambahan pengetahuan. Buat nulis lebih baik lagi.

Sekali lagi makasih dan maaff udah buat kalian kegantung layaknya jemuran. Dann langsung aja guys...

HappyReading :*

Alfran memandangi gembok yang terpasang dipembatas balkon rumah mereka. Potongan-potongan moment saat mereka saling membuat janji, tergiang kembali dikepalanya.
Dimana mereka berjanji untuk tidak saling jatuh cinta, dan sekarang Alfran merasa goyah dengan benteng pertahanannya sendiri. Rasa itu datang dengan sendirinya, ia tidak bisa berbuat apa-apa sebab hatinya mulai terasa terbiasa dengan gadis itu.

Meskipun ia sudah mencoba untuk beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali menyadarkan dirinya sendiri, Agar tak memiliki rasa pada Natasya, Namun baginya itu terasa sulit. Bahkan sangat sulit

Kami berbeda

Dua kata itu terus menerus Alfran lafalkan dalam benaknya seperti selayaknya mantra penolong yang ia gunakan dalam pertahan terakhir.

Ia tidak bisa menyimpan rasa ini sebab Natasya terlalu polos untuk masuk kedalam masalahnya, mengingat Marco kembali lagi dan orang itu terus menerus menerornya, bahkan Alfran merasa takut jika Marco berbuat nekat pada Natasya.

Sejujurnya ia sama sekali tidak memiliki rasa takut pada Marco hanya saja Alfran takut ia sampai jegah menjaga Natasya, hingga gadis itu terluka karenanya. Cukup yang lalu Alfran merasa bodoh, karena tidak dapat berbuat apa-apa untuk orang yang seharusnya ia selamatkan dari bahaya yang bahkan sampai meregut nyawa sosok itu- Sosok yang ia cintai

Alfran mengacak rambutnya frustasi lalu, merongoh pemantik dan rokok dari dalam saku celana pendeknya. Dengan santainya Alfran menyesap rokok itu kemudian mengepulkan asapnya keudara, dengan begini Alfran merasa sedikit lebih baik. Stres yang ia rasakan dapat terkurang meski sejenak.

"Kau tidak akan terlihat keren meskipun menghabiskan rokok sampai berbatang-batang" Cibir suara yang baru saja datang, Alfran menolehkan kepalanya kearah Natasya yang sudah berdiri disampingnya.

Alfran mengabaikan ucapan gadis itu yang diperuntukkan untuk mencibir dirinya. "Kenapa kau belum tidur??" Tanya Alfran yang kembali memandang lurus.
"Aku belum mengantuk" Jawab Natasya lalu berjalan kearah kursi yang menghadap kearah pembatas balkon.

Melihat itu Alfran menghampiri Natasya lalu ikut mendudukkan dirinya disamping gadis itu.
"Jangan merokok didekatku" kata Natasya yang mengibas-ngibaskan tangannya diudara untuk menghilangkan asap rokok Alfran disekitarnya.

Alfran tersenyum kecut sembari membuang rokoknya, lalu menginjak benda itu dengan alas kakinya. "Kita memang berbeda" Natasya memandang Alfran bingung.

"Tidak usah berpikir, kau terlihat jelek saat sedang bingung" Kata Alfran sembari mendorong pelan kening Natasya dengan jari telunjuknya, membuat gadis itu hanya memasang tampang cemberut yang membuat Alfran mendengus geli

Tak sampai satu menit ekspresi Natasya berubah tenang. "Kau darimana??" Tanyanya pada sosok disampingnya yang sedang menegadah menatap bintang diatas mereka.

"Kau menungguku yaa??" Goda Alfran tersenyum jahil, kini menoleh kearah gadis yang beberapa hari ini membuatnya frustasi. "Tidak, aku hanya bertanya" Respond Natasya santai.

Jodoh?? Mungkin.Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ